#. 54

240 8 6
                                    

Chevalyn hanya bisa menangis didalam mobil ketika Riki terus memarahi dirinya karena ikut dengan Nikolas dan Key. Ia menatap jendela mobil dan terus memegangi perutnya yang rasanya tidak nyaman.

"Bisa gak sih lo mikir dikit?"

"Jangan kayak anak kecil"

"Nyusahin orang aja"

Riki tidak peduli apakah perasannya bisa menerima semua ucapan itu. Yang dia pikirkan hanyalah fokus menyetir dan meluapkan unek unek yang selama ini ia pendam.

Chevalyn masih tidak mau menjawabnya, ia terus menatap jendela itu dengan tatapan kosong membuat Riki cukup geram.
Riki berdecak kesal dan menghentikan mobilnya.

Ia menoleh ke arah Chevalyn. Tangannya bergerak mencekram dagu gadis dengan kasar membuat Chevalyn menoleh dan merasa sakit.

"Riki lepasin!" Chevalyn meraih pergelangan tangan Riki dan mencoba menjauhkan tangan besar itu, namun sayang tenaganya tidak kuat.

Riki menajamkan cengkramannya menyebabkan kuku miliknya menembus kulit mulus Chevalyn. Chevalyn menangis lagi, matanya memohon agar Riki mau melepaskannya.

"Riki gue mohon"

Sialnya, suara itu suara yang Riki sukai. Suara dimana dia memohon dengan raut wajah kacaunya membuat Riki ingin sekali memakannya.

"Oh ya? Mau apa?"

Chevalyn menggeleng cepat ketika Riki mendongakkan kepalanya keatas dengan kasar.

"Lo mau kan ketemu sama cowo kebanggaanmu itu, hah?" Riki menekan kuat hingga darah itu keluar mengotori kuku Riki.

"Riki sakit"

"Mohon terus sama gue, gue suka Va, gue suka"

Riki tertawa seperti seorang psikopat dengan matanya yang kini mulai aneh dan tajam. Chevalyn sangat takut, perut yang disana juga tidak bisa ia kontrol. Riki benar benar menakutkan.

"Mohon sama gue Va! Gue suka sama wajah lo yang kacau itu. Mirip jalang"

Kalimat itu membuat Chevalyn terluka apalagi batinnya. Ia menangis sejadi jadinya tidak ingin lagi memohon kepada Riki. Percuma mau sekencang apapun dia menangis tidak akan ada orang yang mendengarnya.

Riki membawanya jauh dan disini hanya ada jalan lurus dan sepi dengan pohon pohon disepanjang jalan itu.

Riki benar benar psikopat, tangannya membelai halus rambut Chevalyn sesekali menyentuh kedua pipi halus itu. Riki tersenyum sambil menikmati pemandangan yang sangat polos dan sangat indah itu.

"Riki~umphh"

Tiga jari itu Riki masukkan dengan paksa membuat Chevalyn menggeleng dan berusaha untuk mengeluarkannya. Namun setiap kali Chevalyn memberontak jari itu semakin masuk kedalam membuatnya batuk.

"Rik~"

"Gue gak tau kenapa lo bisa cocok sama julukan jalang" ucap Riki kemudian tertawa menyeringai membuat Chevalyn semakin takut bukan marah.

Riki melepas ketiga jarinya itu dan langsung membuka sabuk pengamannya. Riki keluar dari mobil membuat Chevalyn kebingungan. Riki membuka bagasi belakang itu lalu mencari sebuah benda dan beralih ke pintu milik Chevalyn.

Ia membukanya kasar lalu meraih kedua tangan Chevalyn dan mengikatnya ke belakang. Chevalyn memberontak dan berteriak ketika ikatan itu semakin kencang.

"Diem atau gue perkosa lo"

"Riki lo mau apa sih? Lepasin gue" suara Chevalyn serak karena terlalu sering berteriak. Ia terus memohon agar Riki tidak melakukan hal buruk padanya.

Profit or Loss || LEE HEESEUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang