~Bagian Duapuluh Delapan

19.1K 1.2K 46
                                    

Spesial lebaran.
Minal Aidzin Wal Faidzin ya semuanya maafin author kalau banyak salah, maafin author juga suka bikin kalian nunggu lama hehe.

~ Happy Reading ~

****

"Mas buruan nanti keburu kesiangan" Sahut Aisyah membuka pintu kamar, di sana ada Agam yang tengah kesusahan memasang kancing baju koko nya.

"Iya, sebentar. Susah ini"

Aisyah menghela nafas pelan, menghampiri sang suami kemudian mengambil alih untuk mengancingkan semuanya.

Agam tersenyum, membiarkan istrinya yang melakukannya. Laki-laki itu melingkarkan tangannya di pinggang Aisyah, menariknya mendekat namun terhalang oleh perut Aisyah yang mulai membesar.

"Masa gini aja gak bisa sih"

"Biasanya kamu yang melakukannya, jadi jika kamu tidak ada saya tidak bisa."

Laki-laki itu masih terus memandang wajah cantik istirnya, semenjak kehamilan Aisyah aura wajah gadis itu semakin terlihat jelas. Membuat Agam posesif, tidak membiarkan laki-laki di luar sana memandang wajah istrinya. Kecantikan istrinya hanya miliknya.

"Dih, manja banget. Emang dulu siapa yang ngancingin gini?"  

"Saya sendiri"

"Lah, itu bisa kenapa sekarang gak bisa!" Kesal Aisyah melirik sang suami tajam.

"Sekarang kan sudah ada kamu yang sebagai istri saya, jadi untuk apa saya melakukannya lagi"

Aisyah mendengus.

Laki-laki tersebut terkekeh, mencuri ciuman pada pipi istrinya. Sedangkan Aisyah tidak peduli.

"Udah, ayo nanti telat Mas"

"Kita masih memiliki waktu dua jam sayang, tidak perlu terburu-buru"

"Ya karena itu, biar gak buru-buru juga nanti di jalannya"

"Iya sayang, ayo." Agam mengalah.

Kedua sepasang suami istri itu berjalan keluar dari kamar, namun baru beberapa langkah Agam berhenti membuat Aisyah yang di sampingnya juga ikut berhenti.

"Kenapa?"

"Kamu gak pakek, niqab?" Tanya Agam, sebab istrinya terlihat belum memakainya.

"Pakek, cuma belum aku pasang aja. Nih."

Aisyah mengangkat niqab berwarna biru muda yang senada dengan gamis yang ia pakai sekarang.  Agam mengambil niqab tersebut.

"Sini, biar saya pasangin"

Aisyah tersenyum, kemudian memajukan dirinya agar sang suami dengan mudah memakainya.

Perempuan itu mendongak, menatap wajah tampan suaminya. Semakin hari terlihat semakin tampan suaminya tersebut.

"Nah, gini kan bagus biar tidak ada yang bisa melihat kecantikan kamu selain saya"

Aisyah, ku [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang