Tentang Zidan dan Zahra

16.2K 592 17
                                    

Karena banyak yang penasaran dan pengen tau gimana kisah cinta Zidan dan Zahra aku bakal ceritain kisah mereka di sini ya, cuma satu part aja ga lebih wkwk.
Semoga kalian suka.

***

24 Februari 2023
Tiga tahun telah berlalu, tanpa terasa kini sudah selesai juga studi Zahra di Mesir dan hari ini ia akan kembali ke tanah air. Dadanya berdegup kencang antara gugup, takut, senang semua menjadi satu. Terlebih hari ini ia akan tau akhir dari penantiannya selama tiga tahun. Apakah berakhir dengan qobiltu atau justru melepaskan dengan ikhlas.  Setelah tiga tahun yang lalu ada suatu hal yang membuatnya patah, Zahra memilih untuk berhenti berkabar dengan laki-laki itu, Ustadz Zidan.

Zahra memilih agar Ustadz Zidan berhenti mengabarinya, agar laki-laki itu lebih meyakinkan hatinya kepada siapa dia berlabuh. Zahra sudah siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama tiga tahun ini. Dan hari ini ia akan mendengar jawaban itu secara langsung dari mulut Ustadz Zidan. Jika bukan dirinya, ia ikhlas sungguh.

Setelah menempuh perjalanan berjam-jam akhirnya Zahra tiba di tanah kelahirannya, ia menyeret koper besarnya menuju pintu keluar tempat dimana semua orang yang menjemputnya menunggu. Semakin dekat, jantung Zahra semakin berdetak cepat kakinya yang semula melangkah terhenti ketika melihat orang yang tidak asing di pandangannya dari jarak yang tidak terlalu jauh.

"Bismillahirrahmanirrahim" ia menghirup udara dalam kemudian menghembuskan dengan perlahan, dirinya siap.

Kakinya semakin melangkah mendekat, bahkan mereka semua sudah menyadari kedatangan Zahra dengan senyum yang merekah. Namun tidak dengan satu orang di sana, dia memilih untuk menundukkan pandangannya dan tidak menoleh ke arahnya. Hatinya sedikit tergores.

"Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya kamu sampai dengan selamat Zahra. Umi begitu rindu dengan mu, Nak"

Umi Zahra atau yang kerap di panggil Umi Laila, memeluk tubuh putrinya dengan begitu erat melepas rindu yang begitu lama terpendam. Karena memang Zahra memilih untuk langsung menyelesaikan studinya tanpa kembali ke tanah air sebelum selesai.

Zahra tersenyum di balik niqabnya, sejak tinggal di Mesir Zahra memilih untuk mengenakan niqab dan berusaha menutup auratnya sesempurna mungkin.

Setelah melepas rindu dengan Umi, Zahra menatap ke arah Aisyah yang berkaca-kaca menatapnya dan hal itu membuat Zahra terkekeh.

"Sini..." Zahra merentangkan kedua tangannya agar Aisyah bisa langsung masuk kedalam pelukannya. Keduanya melepas rindu dengan saling berpelukan.

"Aku kangen banget sama kamu tau, jahat banget gak mau pulang" gerutu Aisyah membuat Zahra terkekeh.

"Aku kalau pulang nanti susah balik ke Mesir nya, jadi milih buat menyelasaikan tanpa harus bolak balik Indonesia Mesir" jawabnya dengan terkekeh.

Kemudian Zahra mengalihkan pandangannya ke arah anak laki-laki yang berada di gendongan Gus Agam.

"Ini anak kamu, Ais?"

Aisyah mengangguk, kemudian meminta agar suaminya menurunkan anaknya dari gendongannya, "Salim dulu sama Aunty" ucap Aisyah agar putranya salim dengan Zahra.

Anak laki-laki itu menggeleng kuat, "Gak boleh, bukan mahram" jawabannya membuat orang yang di sana terkekeh, karena gemas dengan tingkah bocah laki-laki yang masih berusia tiga tahun tersebut.

Aisyah, ku [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang