Alhayaatu tu'allimukal hubba, wat tajaarubu tu'allimuka man tuhibbu, wal mawaaqifu tu'allimuka man yuhibbuka
•
•Kehidupan mengajarimu cinta, pengalaman mengajarimu siapa yang kau cintai, dan situasi mengajarimu siapa yang mencintaimu.
****
Agam terbangun dari tidurnya karena merasakan berat di perutnya, saat ia membuka mata ia melihat tangan Aisyah yang melingkar di sana dengan wajah gadis itu yang menempel di tubuhnya.
Ia tersenyum tipis, melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan waktu tiga dini hari. Dengan perlahan Agam memindahkan tangan Aisyah yang melingkar di perutnya agar tidak membangunkan istrinya yang terlihat sangat nyenyak di dalam tidurnya, untuk kali ini ia tidak akan mengajak gadis itu untuk sholat malam bersama terlebih dahulu.
Aisyah terusik dalam tidurnya, dan dengan sigap Agam mengelus kepala gadis itu yang terbalut dengan hijab agar kembali tertidur nyenyak lagi. Dan benar, gadis itu langsung kembali tidur dengan nyenyak.
Setelah dirasa Aisyah tidak terbangun lagi, Agam berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan selanjutnya melaksanakan sholat malam di temani istrinya yang sedang tertidur pulas di atas kasur.
Selesai sholat malam dan bersamaan dengan suara adzan yang berkumandang, Agam berjalan menghampiri Aisyah untuk membangunkannya.
"Ais, bangun dulu" Agam mengusap kepala Aisyah pelan.
"Ais..." Agam kembali mengelus kepala Aisyah untuk membangunkannya, dan tidak lama gadis itu membuka matanya.
"Aaaaa!!" Teriak Aisyah tiba-tiba, membuat Agam yang di samping gadis itu terkejut, "Hei ada apa??"
"Lo-lo ngapain di sini??" Ucap Aisyah dengan menarik selimutnya sampai sebatas leher, gadis itu memundurkan tubuhnya menjauh dari Agam yang masih mematung di tempatnya. Menatap Aisyah dengan tatapan bingung.
"Kenapa?, kita sudah menikah bukankah sudah seharusnya kita satu kamar?"
Aisyah terdiam sesaat, ia merutuki dirinya kenapa bisa lupa akan statusnya sekarang jika ia sudah menikah. Dengan wajah yang memerah karena malu, Aisyah kembali merebahkan dirinya dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut kemudian memukul-mukul kakinya ke arah kasur.
Agam menggeleng, menyibak selimut yang menutup tubuh Aisyah paksa karena gadis itu yang menahannya, "Buka Aisyah"
"Gak mau!"
"Aisyah" Nada Agam mulai berubah, Aisyah yang menyadarinya dengan perlahan membuka selimutnya menatap Agam takut-takut.
"Sudah?, sekarang ambil air wudhu setelah itu kita sholat subuh" Ucap Agam dengan lembut, dan kali ini gadis itu langsung mengangguk dan menurutinya tanpa membantah.
****
Aisyah menuruni tangga dengan menghirup udara dalam-dalam, suasana rumah sangat sepi jauh berbeda dari sebelumnya. Rumah sudah bersih dan rapi seperti sebelumnya, namun keadaan dan suasananya jauh berbeda.
Ia tau dengan perasaan Mamanya, wanita itu pasti sangat terpukul jauh lebih terpukul daripada dirinya.
Di setiap sudut ruangan Aisyah selalu teringat akan Papanya, bayang-bayang sang Papa masih melekat di setiap ruangan. Dengan nafas yang tercekat dan dada yang terasa sesak, Aisyah memilih untuk pergi ke taman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah, ku [END]✓
Teen FictionFollow dulu sebelum baca ya ✓ *** Bercerita tentang seorang gadis bar-bar yang menikah dengan seorang Gus