Bab 1: COWOK POLOS

307 11 0
                                    

"Saran gue, mending lo cari cowok buat jadi suami sewaan lo!"

"Ah, gila lo, Le. Maksud lo, gue disuruh nyewa cowok bayaran gitu kaya gi-"

"Bukan kayak getooh, Xavieraaaaa! Maksud gue, lo cari cowok yang polos, yang enggak ngerti dunia itu kayak gimana, masih jujur, nurut, enggak macem-macem, dan lo bawa deh ketemu bokap lo! Bilang kalo dia itu pacar lo, calon suami lo, dan lo maunya nikah ama dia seorang aja!"

"Dih, ngaco ide lo!" Xaviera nyinyir.

"Ya, abis sekarang mau lo gimane, Neng Era? Gue saranin lo buat terima aje dijodohin dan coba negosiasi sama tuh cowok bakal calon suami, lo enggak mao! Makanya, gue saranin satu, yang paling masuk akal! Cari cowok polos yang bisa dibayar! Harus yang enggak bakal berani macem-macem ama elo. Abis urusan lo ama bokap lo beres, lo cerein dia. Cari cowok ganteng yang lo bilang selalu hadir di mimpi lo itu!"

Leti sampai sangat gemas saat menjelaskan idenya. Pagi-pagi Xaviera sudah datang ke apartemennya dan menggerutu soal perjodohan yang sudah digaungkan keluarganya. Leti mencoba memberi solusi, malah gadis berparas cantik blasteran Jerman-Indo itu terus saja menolaknya.

Makanya, selesai bicara, Leti sudah siap bersama handuknya ke kamar mandi untuk mendinginkan otak yang ngebul akibat memikirkan urusan Xaviera. Rasa kantuknya sudah hilang.

Padahal sekarang hari Sabtu, seharusnya Leti bisa relaks lebih lama di tempat tidur dan men-charger tubuh agar lebih fresh. Akibat kedatangan Xaviera, angan-angannya bersantai tanpa gangguan tak bisa terwujud.

"Ini tahun 2023! Emang masih ada cowok polos kayak gitu yang enggak bakalan berbuat macam-macam dan enggak akan ngusik hidup gue? Lo yakin, dia enggak bakal mempersulit semua perjanjian ama gue? Kalo kasih ide, lo pikir dong pake otak, Leti!"

Xaviera pening sangat. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur Leti dengan posisi kaki menggantung, menempel di lantai sambil menatap ke arah langit-langit kamar.

Xaviera bahkan tidak mengerti alasan dari daddy-nya yang ingin menjodohkannya. Perjodohan yang betul-betul tidak diinginkan oleh Xaviera. Dia juga sudah menolak, tapi sayang, tak diterima. Perjodohan tetap harus berlangsung. Keputusan sepihak itu membuat perut Xaviera mulas. Apalagi lagi saat dia melihat foto yang dikirimkan pria yang menjadi calon suaminya itu.

"Mukanya itu nightmare, Le!" suara Xaviera parau.

"Lo bilang belum pernah liat mukanya?"

"Kemarin orang kepercayaan dari perusahaannya dateng ke kantor gue ngasih berkas. Isinya foto-foto cowok yang bakal jadi suami gue. Ya, ampun! Ngelihat mukanya aja gue mo muntah, terus gue harus tinggal ama dia seumur hidup gue?" Xaviera bergidik.

Gadis secantik dirinya-yang selalu menjadi rebutan pria-pria di kampus dulu, bahkan hingga rekan bisnis di tempatnya bekerja tertarik-harus dijodohkan dengan pria yang saking buruk rupanya sampai tidak bisa dilupakan.

Bagaimana tidak menimbulkan trauma sendiri untuk Xaviera?

"Tapi kaya kan, Ra?"

"Kaya enggak penting! Gue butuh ketenangan dan kedamaian. Kalo mukanya kaya gitu, ya ogahlah!" sentaknya tak terima.

"Nah, terus? Sekarang mau lo gimana?" Leti sudah memberikan saran padanya, tapi sahabatnya itu tetap menolak. Makanya dia memberikan kesempatan pada Xaviera untuk mengutarakan keinginan hatinya.

Tapi, pertanyaan itu malah membuat Xaviera diam. Matanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar, kebingungan sendiri dengan masa depan yang harus dipilihnya.

"Era, dengerin gue, ya. Bokap lo udah ngasih kesempatan buat lo. Kalau misalkan ada orang yang lo cintai, lo enggak perlu harus ngikutin pernikahan itu. Sekarang masalahnya, tinggal lo cari siapa yang mau lo jadiin suami pura-pura itu!"

WARISAN RAMADHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang