Bab 29. SAH!

215 4 2
                                    

"Kamu jangan gombalin aku. Mentang-mentang aku sudah putus dengan kekasihku apa kamu pikir aku akan bersama denganmu?"

Xaviera ingin menolaknya dia sudah menekankan pada hatinya sendiri kalau Rama harus pergi dan dia tidak boleh tergoda dengan pria itu.

"Mending kamu urusin aja itu si Sinta. Rama dan Sinta bukankah itu lebih cocok?"

"Tapi Rama memang tidak ada hubungan apapun dengannya Teh. Lagian, Sinta juga kemarin baru jadian tuh Teh sama temen kantor Rama," sanggah Rama dan dia mengambil handphonenya menunjukkan sesuatu.

"Ini ada di media sosialnya kalau dia kemarin ditembak sama teman Rama dan mereka sekarang udah jadian. Lagian Rama juga nggak mungkin Teh sama dia karena ada hubungan kekerabatan yang membuat Rama nggak bisa sama dia. Masih sedarah."

Xaviera memang tidak bertanya tapi mengerutkan dahinya seakan tak percaya.

"Dia teh anaknya kakek Rama dengan istri keduanya. Dia masih ada hubungannya sama Pak Fikri, Buya Rama, ayah kandung Rama, suaminya ambu. Makanya nggak mungkin kalau Rama sama Sinta."

"Eh apa kamu bilang?"

Xaviera kaget bukan kepalang.

"Pak Fikri itu sebenarnya adalah ayah kandung Rama, Teh. Cuman karena ada masalah antara ibu tirinya dengan Ambu, mereka berpisah tanpa bercerai. Ambu yang ninggalin Pak Fikri dan ngumpet di tempatnya Abah di Sukabumi yang nggak ada yang tahu."

Membulatlah mata Xaviera mendengar semua kisah tentang keluarga Rama yang tidak diketahuinya dan seperti dongeng untuknya.

"Jadi kamu sepupuan sama Erik?"

Deg-degan hati Xaviera ketika melihat Rama mengangguk.

"Kalau dari silsilah yah sepertinya begitu Teh."

Makin pucatlah wajah Xaviera yang kini bersandar di bantal di belakangnya, membuat Rama khawatir.

"Teteh nggak apa-apa? Ini minum dulu aja Teh."

"Sudahlah. Aku sudah dengar semua ceritamu dan sekarang kamu bisa keluar. Lagian nggak pantas kamu ada di kamarku."

Xaviera inginnya Rama pergi.

"Kenapa kamu masih diem di sini? Aku kan suruh kamu keluar," desis Xaivera lagi.

"Kamar sebelah itu dipakai sama teh Leti, Teh. Lagian juga Rama mau keluar ke mana? Di sini kamar istri Rama."

Jawaban yang membuat mata Xaviera membulat.

"Hubungan kita waktu itu cuman pura-pura." Xaviera refleks protes meski hatinya berdegup ada sparkling yang membuatnya bahagia.

"Tapi Rama baca niatnya dan ijab kabulnya itu kan waktu itu serius Teh. Dan Teteh juga waktu pergi dari Rama nggak bilang kalau kita pisah atau apapun yang membuat hubungan kita sebagai suami istri berakhir. Teteh cuman keluar aja. Dan kita masih ada ikatan suami istri."

"Ta-tapi--"

Xaviera ingin mengelak hanya saja semua yang dikatakan oleh Rama itu benar. Pernikahan mereka itu akadnya sah. Xaviera dinikahkan langsung oleh ayahnya dan semua syarat-syarat untuk pernikahan itu sah. Dan dia juga belum mengurus untuk perceraian mereka. Lalu di mana salahnya Rama?

Makanya Xaviera hanya diam belum bisa menjawab.

"Terus Teh, kemarin itu Rama nggak sengaja tahu dari Buya, maksud Rama tau dari Pak Fikri kalau Teteh hubungannya sudah berakhir sama Pak Erik Clayton. Dan karena obrolan ini nggak sengaja waktu ngebahas masalah pekerjaan Ambu dengar dan dia masih ingat sama Teteh sampai akhirnya keceplosan tentang pernikahan kita dan terpaksa Rama harus jujur."

WARISAN RAMADHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang