"Eh, sendal naon nu leungit, teh Sapiera?" tanya seorang wanita yang ada di samping Xaviera.
Dan tentu saja wanita-wanita yang ada di masjid lainnya mereka jadi ikut berkerumun.
"Sandal Hermesku!"
Xaviera serasa ingin menangis ketika melihat memang sandal itu tidak ada.
Di rumah memang dia memakai sandal jepit biasa tapi sandal itulah sandal yang dia bawa dari Jakarta.Xaviera awalnya juga tidak menyangka dia membawa sandal itu. Tapi ada di selipan di tas kopernya sepertinya terbawa saat terakhir dia travelling dan memang sengaja ingin digunakannya malam itu untuk ke Langgar.
Tapi siapa sangka sandal kesayangannya itu malah menghilang, raib entah ke mana.
"Apa di kampung ini suka ada yang mencuri sandal?"
Keangkuhan Xaviera jelas keluar. Sandal itu adalah sandal paling penting untuknya. Sandal yang punya sejarah di beberapa tempat traveling yang didatanginya.
"Ieu kunaon?"
Bapak-bapak yang masih tersisa di Langgar itu mereka jadi ikut berkerumun karena memang tidak ada dari para wanita yng tahu di mana sandal itu hilang. Toh dari tadi mereka juga tidak pergi kemana-mana dan mengerubungi Xaviera.
Ada ibu-ibu yang berbicara dengan bahasa Sunda yang menjelaskan.
Dan ini lagi-lagi membuat Euis, ibu Rama begitu malu.
Timang sendal kitu doang nu leungit meuni gogorowokan, ngerakeun pisan ih ieu awewe.
Apalagi sekarang di sana juga ada bosnya ibunya Rama.
Adatna goreng pisan, bener-bener era jadina ka ceu Sari, keluh di dalam hati ibunya Rama lagi.
Memang sandal seperti apa sih yang membuat Xaviera histeris macam ini?
"Sandalku itu bukan sandal biasa! Itu Hermes!" keluh Xaviera lagi, dia benar-benar tidak terima
"Apa tidak ada CCTV di sini?"
Itu hanya langgar biasa. Bukan seperti masjid besar yang ada di kota-kota besar yang memiliki kelengkapan fasilitas.
Jelas semua orang di sana diam ketika Xaviera menanyakan ini.
"Teh kunaon?"
Rama yang baru selesai tadarus, dia ikut menghampiri karena tak mengerti keributan apa yang terjadi di sana.
Pamajikan maneh Ndan, ngerakeun. Timang sendal nu leungit nepi genjleung sakampung.
Sebetulnya ibu Rama ingin sekali bicara begini di hadapan Rama. Tapi dia masih bisa menahan dirinya,meski panas dadanya saat menahan kesal saja di dalam hatinya.
"Sandalku hilang Rama! Dan itu sangat penting banget buat aku. Itu tuh Hermes! Harganya sih nggak seberapa memang paling cuman empat belas jutaan. Tapi limited edition-nya itu loh!"
Xaviera memang membawa beberapa barang kesayangannya seperti tas dan yang lainnya. Makanya dia pusing sekali benda yang selalu dijaga olehnya dan rata-rata memang barang koleksian Xaviera itu limited edition makanya emosinya sudah sangat tidak stabil.
Dia pun tidak memikirkan orang-orang di sekitarnya yang terkaget-kaget dengan harga sandalnya.
Itu di kampung. Mereka membeli sandal tidak dengan harga semahal itu.
"Alah siah, sandal sarua jeung motor hargana."
Malah ada yang menyeletuk seperti ini juga.
Dan rata-rata diantara mereka juga tidak ada yang mengira harga sandal semahal itu dipakai ke masjid
KAMU SEDANG MEMBACA
WARISAN RAMADHAN
RomanceXaviera Lakeswara (24th) terpaksa menjadikan cowok kampung buruk rupa seperti Ramadhan (20th) sebagai suami kontrak demi menggagalkan keinginan perjodohan dari orang tuanya. Sayangnya, kedua orang tua Xaviera masih tak memercayai hubungan mereka ber...