Bab 16: PERGI

73 4 1
                                    

"Ndan, manehna geus gede, moal mungkin leungit kitu wae. Lagian juga naha sih Ndan capek-capek neangan manehna?"

"Tetap we Ambu manehna pan pamajikan Ndan--"

"Istri pura-pura Ndan. Emangna maneh pikir Ambu teu nyaho?"

Jadi teh Endah bohong moal bakalan carita ka sasaha. Buktina Ambu nyahoeun, berarti mun kieu mah ceu Sari ge pasti nyahoeun. Haduuuhh, apa ieu alesan teh Era mangkat nya?

Saat Endah mengancam Rama dengan pisau waktu itu dia juga sudah meminta pada Endah untuk tidak menceritakan masalah ini pada siapapun.

Rama begitu kecewa ketika mendengar ibunya menyentak macam itu kepadanya.

Ini membuat hati Rama merasa sangat bersalah sekali.

Dia tak sama sekali ingin membocorkan siapa Xaviera. Sekarang dia barulah mengerti kenapa Xaviera melarang ini diceritakan kepada siapapun karena sekali bocor maka akan tersebar luas kemana-mana.

Sungguh menyesakan ke dalam hatinya.

Dia memang tidak mengomentari lagi kata-kata ibunya yang terus saja memaki Xaviera. Hanya saja hati Rama saat ini penuh dengan rasa bersalah yang membuat dirinya memang agak sedikit depresi juga.

Dia khawatir dengan kepergian Xaviera. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?

"Maneh dibere naon ku manehna Ndan? Coba carita ka Ambu."

Rama memang tidak menceritakan apapun soal kerjasamanya kecuali hanya bilang kalau pernikahannya pura-pura pada Endah. Dan saat ini Rama tahu ibunya sedang mencari tahu sesuatu yang mungkin saja akan disebarluaskan juga pada orang yang memberitahukan padanya siapa Xaviera.

"Ndan, mun kolot keur ngomong teh denge! Lain malah indit ka kamar. Culangung maneh, Ndan!"

Tapi saat ini memang dia tidak ingin bicara apapun pada ambu-nya, hati Rama kacau balau.

"Toslah Ambu, teu kudu dibahas deui."

Rama yang sudah terlanjur pusing karena mencari Xaviera seharian dan tak ketemu. Ditambah sekarang ambu-nya menginterogasi tentu saja ini membuat kepalanya tambah penat.

Apa kusabab kamari sore ceu Sari, teh Endah jeung pak lurah kadarieu terus ngusir teh Xaviera nya?

Rama kembali kepikiran karena kemarin sore saat dia pulang bekerja, dia mendapati Endah, kakak ipar dan kakaknya datang ke rumahnya dengan alasan hanya sekedar silaturahmi mengantarkan THR lebaran ke warga-warga yang memang membutuhkan.

Tapi setelah kepulangan mereka, ibunya semakin sinis pada Xaviera, tak peduli dengan kepergian dan ketidakhadiran Xaviera di rumah itu. Rama sendiri saja yang jadi kebingungan.

Dan pagi ini baru ibunya mengaku kalau dia tahu siapa Xaviera.

Rama kesal. Di tak bisa bayangkan kalau memang wanita itu diusir oleh orang tuanya.

Bagaimana dia harus menjelaskan ini semua pada Xaviera? Dia tak berniat untuk membocorkan hubungan mereka. Tidak sama sekali berniat untuk menyakitinya.

Itu semua dilakukannya karena tidak ingin ada wanita yang bunuh diri.

Tapi Rama juga tidak tahu kalau itu hanyalah sebuah jebakan. Tapi apakah wanita setulus dan sebaik Endah bisa berbuat sekejam itu?

Ini juga tak masuk ke dalam pikirannya

"Arek naon deui maneh ka dieu?"

Rama sudah ada di dalam kamarnya dan dia kaget sangat ketika mendengar suara teriakan ibunya di luar kamar hingga membuatnya segera mungkin keluar apalagi saat dia sudah mendengar suara seorang wanita yang dikenalinya.

WARISAN RAMADHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang