Janus [48] Light

1.7K 119 5
                                    

_______Janus_______


Ridho masih enggan percaya. Bagaimana mungkin kelopak bunga yang selembut Valerie dapat menusukkan kebohongan sepahit itu.

Baik Ridho maupun kawan-kawannya, hanya mendengarkan cerita satu sisi. Dan itu adalah milik Valerie. Sehingga pada pandangan mereka, Selen adalah jalang yang sesungguhnya.

Seorang perempuan hina yang berusaha memutuskan tali ikatan suci di antara Januar dan Valerie.

Namun setelah mendengarkan semua kenyataan kali ini, bahkan setelahnya, Ridho masih ingin mempercayai Valerie.

Pemuda itu ... Terlalu mencintai bunganya.

"Itu ... Nggak bener kan, Rie?"

Valerie, tokoh utama kali ini, hanya menatap jengah ke arah salah satu bidak caturnya. Gadis itu terperangkap di antara kerumunan hingga tak dapat berlari mengejar pujaan hatinya.

Salah satu gerombolan Valerie, yang tak lain adalah teman sekelas Januar, maju selangkah mendekati Valerie.

"Anak itu tadi, Selen, dia ngomong apa? Itu bener?"

Namun Valerie hanya bungkam. Ia mulai terintimidasi oleh tatapan penuh penghakiman.

Bukankah ini tak adil? Valerie terus saja mempertanyakan dimana keadilan untuknya. Padahal dia hanya ingin bersama dengan orang yang dicintainya.

Baiklah. Valerie mengakui itu, dia bimbang ketika Januar menyatakan rasa padanya. Dulu.

Tapi sekarang, Valerie sudah sadar. Jadi ... Bukankah sudah seharusnya dia mendapatkan Januar kembali?

Lantas apa salahnya? Mengapa jadi kacau begini?

"JAWAB, RIE!" Sentak perempuan bernama Hilda dengan begitu keras, "NGOMONG!"

"IYA! IYA! BENER, KENAPA?! MAU MARAH?!"

Valerie tidak pernah dibentak. Ia juga tak pernah disudutkan seperti ini.

Baginya, yang terbiasa diperlakukan bak tuan putri, mendengarkan teriakan Hilda seperti barusan, sangat melukai harga dirinya. Sehingga gadis itu memilih untuk melawan.

"Ha? Kamu ... Astaga ... Rie! Kita selama ini dukung kamu sama Januar, karena kita pikir kamu emang baik buat dia!" Vika turut menyumbangkan kemarahan. Bahkan jauh lebih marah dari Hilda. Pasalnya, Vika selalu menjadi penghujat nomor satu Selen setelah Ridho.

Dan sekarang, entah mau ditaruh mana paras cantiknya saat harus berhadapan dengan Selen suatu saat nanti.

"Gila ya kamu! TUKANG NGIBUL! Nyesel aku bantuin kamu selama ini!"

"Bantuin? Emangnya Kak Hilda udah bantu apa aja selama ini? Ada? Enggak, kan?! Kak Hilda bahkan nggak bisa jauhin Kak Januar dari Selen, terus bantu dari mananya, hah?! Bantuan Kakak itu nggak pernah berguna tahu, nggak-"

PLAKK!

Itu menyakitkan. Valerie merasa kulit pipinya akan mengelupas sekarang juga.

Tak hanya terluka akibat tamparan Selen, kini Vika bahkan juga ikut melakukannya.

Semua ini ... Menakutkan.

Valerie ketakutan hingga tubuhnya bergetar.

"DASAR NGGAK TAHU DIRI! JIJIK BANGET AKU LIAT MUKAMU SEKARANG!"

"V-Vik ... Udah, Vik. Kita pergi aja kejar Januar."

"Nggak bisa, Hil! Anak nggak waras ini, udah sering nyusahin kamu, tapi tetep nggak tahu diri! Bangsat emang!"

JANUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang