______Janus______
Tutur kata serta irama dalam setiap melodi yang Birama susun tak pernah gagal. Aku acap kali tak percaya jika suaraku dapat terdengar seindah itu dalam gugusan grafik yang ia rangkai.Birama tidak hanya berbakat dalam membuat karya seperti ini. Tapi ada begitu banyak kerja keras juga di dalamnya.
Tangan yang nampak rapuh itu memiliki banyak luka yang tak terlihat. Sebab dalam setiap peluh yang ia tetaskan, Birama tak pernah sekali pun mengeluh. Dia menjalani pekerjaannya ini dengan bahagia.
"Kenapa melihatku seperti itu?"
"Ah, maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman."
Perasaan damai yang menyerupai ilusi ini buyar ketika Birama sadar jikalau aku tak henti menatap wajahnya. Melihat rasa bersalahku, Birama justru membalasnya dengan raut cerah. Bibirnya melukiskan lengkungan paling indah yang pernah kulihat.
"Kamu tertarik membuat video?"
"Mmm--- belum."
"Bagaimana dengan fotografi?"
"Bagaimana ya ... Sepertinya aku tidak berbakat."
"Tapi kamu terlihat serius sekali mengamati aku yang sedang mengedit video."
"Oh. Aku tertarik dengan suaranya saja, kok."
"Hangat, bukan?"
"Iya. Instrumennya terasa menghangatkan sekali."
"Aku membuatnya karena terinspirasi dari kamu."
Eh?
Mana mungkin alunan musik seindah ini tercipta karena keberadaanku.
"Jangan salah paham mengartikannya, ya. Aku tidak bermaksud menggoda kamu, Selen."
Mengapa pula Birama nampak panik begitu? Apa yang membuat anak muda ini ketakutan sampai terburu-buru untuk menyangkalnya?
"Aku tidak berpikir sampai ke situ, Rama. Aku hanya tidak percaya saja kamu bisa membuat instrumen seindah ini karena terinspirasi olehku."
"Kamu benar-benar orang yang hangat, Selen. Terkadang, saat melihatmu berada di antara Bumi dam Tere, aku merasa kamu itu seperti air panas yang membuat kopi dan gula menyatu dalam aliran ketenangan. Kamu bisa menyatukan dua orang yang bermasalah dengan cara alami."
Bermasalah? Apa maksudnya itu?
Aku tahu, jika diperandaikan, Bumi dan Teresa itu selayaknya anjing dan kucing. Hanya saja ... Untuk menyebutnya sebagai dua orang bermasalah, bukankah itu terlalu hiperbola?
"Kenapa kamu terlihat heran? Kamu masih tidak percaya kalau musik ini terinspirasi darimu?"
"Bukan begitu."
"Lalu apa?"
"Memangnya, sejak kapan Bumi dan Tere memiliki masalah?"
Kenapa? Apa yang salah dari pertanyaanku? Bagaimana bisa Birama berekspresi seperti itu?
Seolah apa yang baru saja kukatakan adalah sebuah legenda paling tua.
Drttt ... Drtt ...
"Sebentar." Birama memberikan isyarat agar aku melepaskannya sejenak.
Kutunggu ia hingga selesai berbincang dengan caranya sendiri melalui ponsel itu. Barulah setelahnya, aku menjatuhkan bolpoin yang tengah kupegang ketika Birama mengatakan bahwa ...
KAMU SEDANG MEMBACA
JANUS
Tienerfictie"Jangan sampai ada yang tahu kalau kita pacaran!" "Iya, Kak." __________ "Punya otak tidak? Soal mudah seperti ini saja tidak bisa." "..." __________ "Mau jadi apa kamu, hah? Sudah punya pacar tapi keluyuran dengan laki-laki lain." "Apa kabar kamu y...