Mereka sedang menunggu makanan yang dipesan, sementara Jaemin sedari tadi keluar mengangkat telepon entah dari siapa. Renjun tidak henti hentinya menggoyangkan kedua kakinya karena senang dengan sepatu yang dikenakannya. Mark di depannya sedang bertopang dagu tidak bisa menyembunyikan rasa sukanya dengan senyuman pria manis di depannya ini.
" Cantik " ujar Mark tidak sadar.
" Hah? Apa? " tanya Renjun karena tidak fokus.
" A-aapa? " Mark gugup dan kemudian duduk dalam posisi normal.
" Apa kak?? "
" O-oo i-iitu, kamu suka banget sama sepatunya? " Mark terbata bata karena bingung harus bilang apa.
" Oo, suka banget " jawab Renjun diiringi dengan anggukan kepalanya.
" Cantik " puji Mark kembali, menatap lembut ke arah Renjun
" Hah? Siapa? " tanya Renjun penasaran
" Kamu "
Renjun membulatkan matanya dan kemudian memalingkan wajahnya. Seketika blushing langsung melingkupi dirinya dan Mark menyukai hal itu. Menambah level kegemasannya kepada calon masa depannya.
Makanan datang secara bersamaan Jaemin juga kembali. Dia membisikan sesuatu kepada Renjun yang membuat wajah Renjun langsung seolah tidak suka. Mark memperhatikan sekilas sambil makan.
" Mau ya njun " ujar Jaemin setelah selesai berbisik.
" Tapi gue gak kenal Jaem, gue harus ngobrol apa " balas Renjun lagi.
" Gampang, nanti juga ada. Tapi pelase ketemuan dulu. Dia otw kesini "
" Jaem, nanti kalau Kak Doy tahu gue bisa diomeli "
" Tenang, aman. Mau ya njun "
Renjun menghela nafas berat akhirnya mengangguk. Jaemin langsung memeluknya senang.
" Mau kemana? " tanya Mark karena Jaemin dan Renjun beranjak berdiri.
" Kak bentar, nanti kita kembali " jawab Jaemin.
Mark melihat Jaemin menggiring Renjun duduk di bangku ujung sendirian sementara dirinya kembali.
" Ngapain Renjun disana? " tanya Mark sambil minum dengan rasa heran.
" Aku mau kenalin Renjun sama Guanlin " jawab Jaemin antusias.
Uhuk uhuk,
Mark langsung tersedak dan terbatuk batuk. Jaemin sampai membantunya menepuk pundak karena batuknya tidak berhenti.
" Kakak gak papa? " tanya Jaemin khawatir.
" Iya, gak papa " jawab Mark sambil menguasai diri.
" Guanlin anak sastra yang anak basket itu? " tanya Mark pula.
" Iya, dia banyak uang, jadi kalau Renjun sama dia pasti gak akan susah kaya sekarang " jawab Jaemin yakin.
" Emang aku kurang kaya? " ketus Mark kesal.
" HAH?? "
" Enggak, skip aja. Kamu emang yakin dia anak baik baik? Dia bisa gak nanti hadapi Doyoung? "
" Gampanglah urusan itu, yang penting Renjun bahagia "
" Kamu yakin dia bahagia sama Guanlin? Mukanya aja tampang mupeng gitu "
" Gak papa kak, Renjun pasti bahagia. Dia gak perlu kerja keras kaya sekarang "
" Jaem, Renjun itu kerja keras karena itu emang passion dia. Banyak uang itu gak menjamin bahagia, walaupun memang semuanya butuh uang. Kamu jodohin dia, sebelumnya udah tanya pendapat Renjun gak? "
" Emang kalau comblangin gitu butuh pendapat? "
" Skip ajalah, lihat perkembangan Renjun aja "
Guanlin datang dan langsung duduk bersama Renjun. Jujur Mark merasa cemburu tapi tidak bisa berbuat banyak karena statusnya dan Renjun belum final. Sementara Jaemin terus menatap ke arah Renjun dengan wajah bahagianya.
" Sialan nih pacarnya Jeno, bukannya bantuin gue malah buat gue jauh dari Renjun " gerutu Mark dalam hatinya.
Mark mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada sang adik.
|Adek Bangke |
Jen, pacar lu rese |
Dia jodohin Renjun gue sama Guanlin anak sastra |
Bangsat, gak mau tahu gue |
Gimana caranya lu telepon Jaemin sekarang |
Gue mau usir tu anak sastra |
Sampai gue kabari elu |
Pokoknya gak boleh putus teleponnya |
SEKARANG!!! |
Mark dengan kesal mengirim pesan ke sang adik. Jeno yang sedang memimpin rapat melihat notifikasi dari sang kakak menutup mata menahan kesalnya." Nyusahin aja sih punya saudara " gerutu Jeno dalam hati.
" Rapat dipending sebentar, kita istirahat dulu 30 menit, nanti kita lanjutkan " perintah Jeno.
Jeno keluar dengan wajah kesalnya, tapi masih menuruti permintaan sang kakak. Sedang asyik melihat Renjun, Jaemin ditelepon Jeno. Awalnya diabaikan tetapi karena Jeno menelepon lebih dari sekali, Jaemin mengangkat telepon sambil beranjak ke luar restoran.
Merasa keadaan aman, Mark berjalan ke meja Renjun.
" Ganggu gak? " tanya Mark menatap Guanlin dengan wajah tidak bersahabat.
" Senior!! Silahkan duduk " sapa Guanlin langsung melakukan bow.
" Kalian kenal? " tanya Mark yang langsung mengambil posisi duduk di samping Renjun.
" Siapa sih yang gak kenal dia " kata Guanlin sambil menatap Renjun sambil tersenyum.
Mark rasanya ingin menyiram kuah soto panas yang ada di meja ke wajah orang di depannya ini.
" Kenal Doyoungkan? Mau gue videoin? Ngapain sih lu ketemuan ngumpet ngumpet gini. Kalau elu gentle, temui dia di depan kakaknya. Kalau selamat bagus, walau kebanyakan yang DO. Elu masih mau disini atau gue telepon Doyoung sekarang. Elu tahukan gue kakaknya Jeno, sahabatnya Renjun. Mau aman, pergi lu sekarang " hardik Mark sinis.
Renjun sampai bingung dengan apa yang sedang dilakukan oleh kakak sahabatnya ini.
" Oo..gak jangan. Njun pamit ya, jangan bilang sama Bang Doy please " Guanlin langsung lari ketakutan meninggalkan restoran.
Renjun speechless bahkan mendengar nama kakaknya saja orang langsung takut. Mark langsung mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada sang adik.
" Kakak, ngapain bilang gitu " tegur Renjun lesu.
" Jangan sama dia njun, dia brengsek. Sama yang lain aja " ujar Mark sambil melirik ke arah Renjun.
" Dia itu orang pertama yang bilang suka sama aku. Sampai segede ini, baru dia " lirih Renjun sedih.
" Njun, suka itu sifatnya universal. Dia suka karena apa? Cantik? Manis? Pinter? Kaya? Banyak Njun. Tapi kalau hadapi kakak kamu aja gak punya nyali, kamu gak pantes sama orang yang kaya gitu "
" Jadi aku pantesnya sama orang seperti apa? "
Mark belum selesai bicara Jaemin sudah datang langsung dan membuyarkan moment yang sangat penting menurut Mark.
" Shiitt, pinter banget sih pacar Jeno merusak moment " gerutu Mark dalam hati.
" Njun, Guanlin kenapa kok ketakutan gitu? " tanya Jaemin heran karena selesai telepon melihat wajah Guanlin ketakutan.
" Keinjek cicek " ketus Renjun sambil menatap Mark sinis.
" HAH?? "
Mark tertawa kecil tetapi di bawah meja perlahan tangannya meraih tangan Renjun dan menggenggamnya sambil menikmati wajah Renjun yang menatap bingung ke arahnya.
" Jeno Brengsek, nelepon gue gak tahu waktu " ketus Jaemin kesal.
Tbc
Jangan lupa vote, follow & comment
Happy Reading 👨💻👩💻
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TO YOU || MARKREN 🍁
FanfictionMark yang terkenal sebagai buaya kampus lagi lagi harus mengalami patah hati setelah kekasihnya Mina meminta putus, padahal dia sangat menyayanginya. Berada pada titik terendah, Mark justru dikejutkan dengan sahabat adiknya yang sudah lama dikenalny...