Bagian 32

2.5K 177 2
                                    

Doyoung mengacak acak rambutnya dengan kasar setelah Renjun menceritakan yang sesungguhnya. Kepalanya mendidih dan ingin sekali menampar wajah senior yang berani membully adiknya.

" Kenapa gak dilawan sih dek " tungkas Doyoung kesal.

" Dia senior, aku segan kak. Lagian aku anak baru " cicit Renjun takut.

" Mereka pada gak ada otak, tempat kakak gak ada senior yang kaya gitu. Kamu dihargai kamu feedback, kalau enggak, bales dek!! " seru Doyoung frustasi.

Renjun hanya menangis dan bingung harus bagaimana.

" Kamu udah bilang sama Mark? " tanya Doyoung kesal.

Renjun hanya menggelengkan kepalanya sambil menangis di pelukan sang Bunda.

" Hiks udah dek, kamu resign aja hiks. Bunda gak tenang kalau kamu kaya gini " Winwin juga ikut menangis mengingat apa yang dilalui oleh anak bungsunya itu.

" Biar kakak yang bilang sama Jeno dan Mark " kata Doyoung sambil mengambil ponselnya.

" Kak " Renjun langsung berdiri dan menahannya.

" Mark lagi sakit. Jeno sama Jaemin lagi terlibat proyek besar. Lagian kalau aku gak bisa menghadapi yang sekarang, kalau besok aku kerja, aku gak akan bisa apa apa. Please " pinta Renjun kemudian.

" Ngapain kamu kerja, Mark juga sanggup hidupi kamu " ketus Doyoung sudah sangat kesal dengan sikap adiknya.

" Biar nanti Bunda sama Papa aja yang ngomong sama orang tua Mark " sambung Winwin juga.

" Bun hiks, ja-ngan " larang Renjun sambil sesegukan.

" Adek, kamu larang, Bunda angkut kamu pulang sekarang ya. Lagian sosoan kerja diluar negri, emang di Korea gak ada perusahaan bagus apa. Nanti biar kamu dipindahin aja ke kantor Mark, biar ada yang jagain kalau ada yang jahat sama kamu " seru Winwin sudah sangat emosi.

" Bun, udah jangan emosi " kata Yuta menenangkan.

" Bunda gak terimaloh Pa, kita aja seujung rambutnya aja gak pernah kita sentuh. Ini orang lain berani beraninya nindas. Kesel Bunda, mana adek diam aja lagi. Kalau kita gak kesini, gak akan tahu kita dia kaya gini " hardik Winwin sambil meremas bantal kursi.

Renjun hanya bisa menangis sesegukan. Dia paham keluarganya sangat peduli dengannya, tapi dia ingin mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri.

Doyoung tidak tega lalu memeluk adiknya mencoba menenangkan, sementara Yuta mengelus kepala Renjun karena sangat kasihan dengan anak bungsunya itu.

" Ntar biar aku bicara sama Mark, dia pasti setuju kok buat Renjun pindah ke Korea. Lagian Mark itu sakit gara gara jauh dari kamu dek " kata Doyoung meyakinkan Renjun.

Renjun pasrah karena tidak bisa melawan keluarganya. Terkadang dia bersyukur berada dikeluarga yang sangat peduli dengannya. Tetapi disisi lain dia harus berbesar hati ketika keluarganya ikut campur dalam menyelesaikan masalahnya.

○ •••••••••••••••••••••••••• ○
=====================
>>> ♥️ LOVE TO YOU ♥️<<<
=====================
○ •••••••••••••••••••••••••• ○

BRAKK

Mark menggebrak meja setelah tahu apa yang dialami oleh Renjun. Kesehatannya memang belum pulih, tetapi melihat kedatangan keluarga kekasihnya secara lengkap cukup menyita atensinya. Renjun lebih penting saat ini.

" Aku mau ke China besok Mom " kata Mark kemudian.

" Hyeong, infus elu aja masih ditangan, gimana mau ke China " ledek Sungchan.

" Ya terserahlah gimana, aku mau kesana!! " kata Mark frustasi.

" Biar Jeno aja yang kesana Mark, kamu belum pulih " kata Taeyong juga.

" Enggak Mom, aku malah lebih gak tenang kalau gak lihat Renjun secara langsung "

" Bang gue sama Jaemin aja yang kesana " ujar Jeno menenangkan sang kakak.

" Jen, kasih pelajaran sama senior sialan itu. Bunda kemarin lihat badan Renjun banyak luka " ujar Doyoung juga.

" Serius lu, Dad dokter Choi gak ada temen disana? " tanya Mark kaget sekali.

" Ada kok, tenang daddy akan atur " sambung Jaehyun.

" Gak bisa mom, aku harus ikut. Mommy sama daddy aturlah supaya aku bisa kesana. Aku sakit, tapi lebih sakit lagi Renjun sendirian disana " pinta Mark dengan sangat.

" Jaehyun, bisa gak ya Renjun pindah ke cabang di Korea aja, aku gak tenang setelah kejadian ini " pinta Winwin.

" Kamu tenang aja, aku akan urus semuanya. Renjun akan kembali dalam keadaan utuh, dan karyawan yang kurang ajar itu akan aku kasih pelajaran " kata Jaehyun pula.

" Dad, aku ikut ya. Aku pengen banget sayat itu muka senior itu pakai pisau tumpul biar tau rasa " pinta Doyoung juga.

" Psiko lu bang " ledek Jeno.

" Ya gimana, adek gue juga dianiaya. Elu gak lihat sih tu tumpukan baju sebanyak apa. Dia kerja cuma 5 hari, tapi tiap hari dia harus ganti baju 4 sampai 5 kali. Gila gak tu senior sampah. Belum lagi kerjaan mereka semuanya dilimpahkan ke Renjun. Masa tiap hari Renjun pulang subuh mulu, mana itu bocil gak cerita apa apa lagi. Kesel gue, kesel!! " cerita Doyoung kemudian.

Taeyong dan Jaehyun saling berpandangan. Sepertinya ada sesuatu yang sangat serius terjadi di perusahaan diluar kendali mereka

○ •••••••••••••••••••••••••• ○
=====================
>>> ♥️ LOVE TO YOU ♥️<<<
=====================
○ •••••••••••••••••••••••••• ○

Finally akhirnya mereka sampai disini, China. Akhirnya Jaehyun membeli Jet pribadi supaya anaknya bisa pergi tanpa ganguuan apapun. Doyoung juga ikut karena demi apapun dia sangat ingin memberikan pelajaran untuk orang yang berani menyakiti adiknya.
Sekretaris Mark sudah mencari tahu dan menyelidiki, datanya juga sudah diberikan kepadanya.

" Ok, datanya udah gue kasih, kalian pelajari. Bang, apa gak masalah elu langsung ke tempat eksekusi? " tanya Mark lagi.

" Enggak, gue mau nikmati kesakitan mereka " jawab Doyoung yakin.

" Ini stok air kerasnya udah aku beli, ada dibagasi mobil " sahut Jaemin juga.

" Udah lama kita gak kasih pelajaran sama orang jahat " senyum Jeno menyeringai yang kadang masih membuat Jaemin takut.

Mereka sudah menyusun rencana dengan rapi. Lalu menuju kantor cabang di China.





Tbc

Jangan lupa vote, follow & comment
Happy Reading 👨‍💻👩‍💻

LOVE TO YOU || MARKREN 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang