Saori yang ada di apartemennya memilih beberapa barang yang akan ia pindahkan ke apartemen Shu selama dia tinggal disana.
Setelah selesai memindahkan barang-barang miliknya, ia memilih duduk di sofa sambil menunggu Inori dan Shu pulang.
"Aku pulang." Ucap Shu.
"Selamat datang." Ucap Saori sambil bangkit berdiri dan tersenyum menyambut mereka berdua.
Shu yang melihat beberapa kardus berisi barang-barang Saori pun kembali bersemu merah.
"Nah, sekarang katakan apa yang kalian lakukan." Ucap Saori yang membuat Shu menatapnya. "Apa yang kalian sembunyikan dariku?"
"Itu...bagaimana mengatakannya..." Ucap Shu.
"Pengurus Pemakaman." Ucap Saori yang membuat Shu tersentak mendengar itu. "Katakan padaku. Semua."
Ekspresi Saori juga begitu serius sampai Shu merasa seperti melihat orang yang berbeda.
Shu menatap Inori seolah meminta persetujuan. Sedangkan Inori terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.
Mereka pun menceritakan semua yang terjadi sampai Shu ikut terlibat. Saori sendiri hanya diam mendengarkan dengan ekspresi seriusnya.
"Saori tidak akan mengatakannya pada yang lain, kan?" Ucap Inori.
"Tentu saja. Kalian berdua akan dalam bahaya kalau sampai orang lain tau." Ucap Saori.
"Terima kasih, Saori." Ucap Shu.
Saori hanya tersenyum menanggapi itu lalu menatap Inori.
"Ayo kita bereskan barang-barang kita." Ucap Saori.
Inori pun menganggukkan kepalanya lalu mereka mulai membereskan barang-barang mereka dimana Inori dan Saori akan tidur di satu kamar yang sama.
'Apa tadi itu Saori? Rasanya berbeda dari dia yang biasanya.' Pikir Shu.
Shu hanya tidak tau bahwa Saori sedang sedikit merasa cemburu karena Inori dan Shu yang semakin dekat. Namun Saori masih bisa berpikir jernih dengan tidak memikirkannya lebih jauh.
Saat ini, Saori dan Inori tidur dengan pandangan menatap langit-langit kamar.
"Saori tidak tidur?" Ucap Inori.
"Aku sedang berusaha." Ucap Saori.
"Saori...marah?" Ucap Inori.
Saori pun memiringkan tubuhnya menatap Inori yang tidur di sebelahnya.
"Menurutmu begitu?" Ucap Saori yang membuat Inori menoleh menatapnya.
"Habisnya, Saori tidak tersenyum." Ucap Inori.
"Dibanding marah, aku hanya sedikit kesal dan cemburu karena kalian merahasiakan sesuatu dariku." Ucap Saori.
"Kenapa kau baik padaku?" Ucap Inori.
"Entah kenapa, aku merasa kita mirip." Ucap Saori sambil tersenyum sedangkan Inori tampak tidak mengerti. "Ayo tidur."
Saori lalu memejamkan matanya dan tertidur pulas sedangkan Inori hanya diam menatapnya sebelum akhirnya ikut tertidur.
-///-
Hari berikutnya, Shu dan Inori mencari identitas Sugar melalui Void sedangkan Saori hanya memperhatikan mereka dari jauh.
"Pasti melelahkan, ya." Ucap Saori lalu menghela nafasnya.
Melihat Shu yang kelelahan karena terus mengeluarkan Void, Saori berinisiatif membelikan minuman untuk Shu. Ia juga tak lupa membelikan minuman untuk Inori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate (Guilty Crown x OC)
FanfictionBagiku, takdir bertemu denganmu adalah hal terindah yang pernah kualami. Karena itu, aku akan melakukan apapun untukmu. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang akan terjadi ke depannya. Sebesar itulah cintaku padamu.