Part 35 (End)

26 4 1
                                    

Flashback on

Saat itu, Saori tertidur lelap di dalam kapsul, ia bermimpi aneh dimana dirinya berada di sebuah padang bunga.

"Tadi aku tertidur untuk memeriksa sistem, tapi kenapa aku malah ada disini?" Ucap Saori sambil memiringkan kepalanya.

Saori benar-benar kebingungan kenapa dirinya bisa berada disana. Ia pun menatap bunga-bunga yang ada disana sampai tatapannya tertuju pada satu bunga yang terbuat dari kristal dengan warna pelangi.

Saori pun berjalan mendekati bunga itu kemudian menatapnya lekat.

"Bunga apa ini?" Ucap Saori lalu menyentuh bunga itu dengan ujung jarinya.

Bunga itu tiba-tiba saja bersinar hingga Saori harus menutup matanya saking silaunya cahaya dari bunga itu.

Setelah cahaya itu menghilang, ia menatap sebuah layar hologram di depannya.

Apa keinginanmu?

"Keinginan?" Ucap Saori yang mengerutkan keningnya membaca tulisan itu.

Katakanlah apapun.

"Sayangnya, aku tidak punya keinginan." Ucap Saori.

Benarkah?

"Ya!" Ucap Saori sambil menganggukkan kepalanya.

Hologram itu tiba-tiba saja menghilang berganti dengan pemandangan kota yang diselimuti oleh kristal-kristal.

"Apa...ini...?" Ucap Saori yang terkejut melihat itu. "Kotanya...kenapa begini?"

Keinginan sang pemegang bunga akan terwujud saat bunga dihancurkan.

"Keinginan...sang pemegang bunga...?" Ucap Saori.

Di setiap keinginan, akan ada pengorbanan yang harus dibayar.

Meski awalnya tidak mengerti, Saori yang jenius dapat mencerna informasi itu setelah berpikir cukup lama.

Saori pun menyentuh bunga kristal itu dengan hati-hati karena tidak ingin merusaknya.

"Jadi, keinginanku akan terwujud saat aku menghancurkan bunga ini. Dan untuk mewujudkannya, harga yang harus dibayar itu..." Ucap Saori lalu menatap langit biru di atasnya. "Nyawaku sendiri."

Saori kemudian terdiam cukup lama sambil menatap bunga kristal di dekatnya.

"Penjelasannya berbelit-belit, tapi pada akhirnya akulah yang dikorbankan." Ucap Saori lalu perlahan air mata mengalir di pipinya. "Jadi aku tidak bisa bersama Shu lagi?"

Saori pun meremas baju di bagian dadanya saat merasakan dadanya yang terasa sesak.

"Aku...tidak ingin mati..." Ucap Saori.

Meski dirinya menolak kematian, ia akhirnya bertekad untuk mengorbankan dirinya sendiri. Hal itu dirinya putuskan saat melihat seberapa menderitanya orang-orang di sekitarnya.

'Jika aku harus mengorbankan diriku sendiri, aku akan melakukannya.' Pikir Saori dengan penuh tekad.

Saat itu pun tiba, saat untuk dilakukannya pengorbanan. Ia menghancurkan Void-nya sendiri sembari membuat harapan.

Fate (Guilty Crown x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang