Begitu mendengar teriakan Gai, Inori segera menghampirinya. Terlihat Gai yang sudah sedikit terinfeksi Virus Apocalypse.
"Gai...jangan-jangan..." Ucap Inori.
"Bukan. Ini..." Ucap Gai.
"Lagunya..." Ucap Saori sambil berjalan menghampiri Gai dan Inori. "Lagunya harus dihentikan."
"Aku adalah Ketua dari GHQ Unit Anti Bodies, Keido Shuichiro. Pada serangan mendadak teroris hari ini, Jenderal Yan telah meninggal dengan tragis."
Saat mendengar pengumuman itu, Saori mengerutkan keningnya.
"Huh? Kami tidak melakukan itu." Ucap Saori.
"Sesuai dengan peraturan militer, sebagai pejabat tertinggi yang masih ada, aku akan memimpin. Para teroris meluncurkan serangan virus ke seluruh daerah Kanto yang berskala besar dengan keji. Ini adalah keadaan darurat tingkat 1. Mulai sekarang, seluruh personil militer berada di bawah perintah Anti Bodies."
'Jadi si Keido ini yang merencanakan semuanya. Apa tujuannya? Tidak mungkin hanya karena ingin menyalahkan Pengurus Pemakaman.' Pikir Saori.
"Kuulangi, ini adalah keadaan darurat tingkat 1."
"Saori." Ucap Inori yang membuat Saori menoleh menatapnya.
"Ya." Ucap Saori lalu mereka pergi dari sana.
Sedangkan Shu dan Hare yang berada di ruang klub mendengar berita yang tersiar.
"Pada sekitar pukul 15.40 sore, kelompok teroris yang menamakan dirinya Pengurus Pemakaman melakukan serangan skala besar di Bandara Haneda menggunakan virus."
"Bukan!" Ucap Shu yang membuat Hare menoleh menatapnya.
"Pengurus Pemakaman takkan pernah menyerang dengan senjata biologis!" Ucap Shu.
"Tentu saja, kan?"
Mendengar suara itu, Shu pun menoleh dan melihat robot yang sangat dirinya kenali, Funell. Suara itu adalah suara Tsugumi yang diperdengarkan melalui Funell sebagai media komunikasi.
"Tsugumi?" Ucap Shu.
"Apa yang kau lakukan, Shu? Mereka telah mengalahkan kita semua. Aku pun tak bisa menghubungi Gai maupun Inori. Kalau begini, kami akan..."
"Kalian..." Ucap Shu.
"Ini salahmu, Shu! Karena kau tak mau datang! Karena kau tak mau memakai Void! Asal kau tau, aku juga tidak bisa menghubungi Saori. Setidaknya jika kau tidak mempedulikan kami, kau pasti akan peduli padanya, kan?!"
Mendengar itu, Shu menundukkan kepalanya untuk beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan. Ia pun meminta Yahiro, Arisa, Souta dan Kanon untuk datang ke ruang klub.
"Permintaan apa itu, Shu?" Ucap Souta.
"Kau tau kita sedang dalam peringatan penularan, kan?" Ucap Kanon.
"Ya. Tapi, aku ingin pergi ke Haneda." Ucap Shu.
"Ke bandara?" Ucap Arisa.
"Virusnya sedang menyebar disana, kan!" Ucap Kanon.
"Di Haneda, ada orang yang ingin kutolong. Tapi aku tak bisa melakukannya sendirian, jadi aku membutuhkan bantuan kalian." Ucap Shu.
"Jadi kau ingin menggunakan orang lain seperti alat lagi, ya?" Ucap Yahiro yang baru tiba disana.
"Yahiro-kun!" Ucap Kanon yang terkejut melihat kedatangan Yahiro mengingat pria itu sudah lama menghilang tanpa kabar.
"Maksudmu 'alat' itu apa?" Ucap Souta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate (Guilty Crown x OC)
FanfictionBagiku, takdir bertemu denganmu adalah hal terindah yang pernah kualami. Karena itu, aku akan melakukan apapun untukmu. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang akan terjadi ke depannya. Sebesar itulah cintaku padamu.