Part 33

13 2 0
                                    

Saat ini, Shu dan timnya sudah berada di dekat Bangsal 24 tempat Gai berada. Mereka tidak langsung menyerang, melainkan mengamati situasi terlebih dahulu.

"Kita telah sampai sedekat ini dan mereka masih belum menembak, sudah kuduga..." Ucap Kurachi.

"256 Leukocyte hanya gertakan saja. Mereka punya satu yang gagal kita hancurkan waktu itu, ditambah umpan dan pelacak anti-optik palsu yang dibuat para hacker." Ucap Shibungi.

"Jadi mereka mengulur waktu, ya. Kita dan PBB bisa sampai terkecoh seperti ini dan terus diam sampai saat terakhir." Ucap Kurachi.

"Tapi kita masih sempat." Ucap Shu yang membuat Kurachi menatapnya. "Meskipun waktu kita tidak banyak, kita masih punya kesempatan. Kesempatan untuk menolong Inori dan Saori juga menghentikan Gai."

"Benar. Jika kita menolong mereka, tujuan Gai akan gagal total. Dan kita mungkin bisa membasmi Virus Apocalypse yang bukan hanya di Jepang, tapi di seluruh dunia. Masa depan kita masih ada harapan." Ucap Haruka.

"Benar, 'masa depan ada di tangan kita', tak pernah kusangka aku akan mengatakannya, tapi sepertinya ini adalah pertempuran semacam itu. Ayo kita menang. Apapun yang terjadi." Ucap Kurachi.

Shu menganggukkan kepalanya setuju mendengar itu. Setelah berbagai persiapan, akhirnya mereka pun menyerang Bangsal 24. Meski begitu, sebagian besar pasukan berhasil Gai kalahkan.

Di sisi lain, tim Shu menyusup masuk ke markas musuh. Dengan menggunakan tiruan, mereka mengalihkan perhatian musuh untuk sementara waktu selagi mereka menyusup.

"Tsugumi, seharusnya itu sudah cukup untuk menganalisa pengaturan keamanan mereka. Kau bisa melakukannya?" Ucap Shibungi yang memimpin seluruh pasukan.

"Memangnya aku ini siapa? Kalau aku serius, aku ini hebat, loh!" Ucap Tsugumi lalu dengan kemampuannya sebagai hacker, ia mengacaukan sistem keamanan GHQ.

Berkat itu, tim Shu semakin mudah untuk menyusup.

Di sisi lain, Gai yang kembali langsung menghampiri Inori.

"Aku akan menghapus seluruh ingatan dan emosi yang mewujudkanmu sebagai manusia." Ucap Gai sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Inori, tapi tindakannya harus terhenti karena Saori yang menendang tangannya.

Meski tangan Saori terikat, ia masih bisa menggunakan kakinya.

"Tidak akan kubiarkan!" Ucap Saori sambil terus melayangkan tendangan pada Gai yang dapat Gai hindari dengan mudah karena jangkauan tendangan Saori yang juga terbatas.

"Yuu!" Ucap Gai yang membuat Yuu segera menghampirinya.

"Ya." Ucap Yuu lalu menangkap kaki Saori yang terus menendang-nendang lalu menutup mata gadis itu dan berbisik di telinganya. "Mulai sekarang, kau akan mematuhiku."

Gerakan kaki Saori yang awalnya terus menendang kini menjadi diam yang membuat Inori khawatir melihat itu.

Begitu Yuu menyingkirkan tangannya, terlihat mata Saori yang menatap kosong ke depan.

"Saori!" Ucap Inori tapi Saori tidak meresponnya.

Yuu pun tersenyum melihat itu dan melepaskan ikatan di tangan Saori, terlihat pergelangan tangan Saori yang memerah. Tubuhnya pun ambruk begitu saja ke lantai.

"Berdiri." Ucap Yuu yang membuat Saori bangkit berdiri di hadapannya. "Ikut denganku."

Yuu pun berjalan terlebih dahulu diikuti Saori di belakangnya.

"Tidak! Saori! Saori!!" Ucap Inori yang terus memanggil Saori tapi tidak ada respon dari gadis itu hingga mereka keluar dari ruangan.

Sementara itu, Gai melanjutkan apa yang dirinya lakukan. Ia mengambil ingatan dan emosi milik Inori.

Fate (Guilty Crown x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang