Part 8

28 4 0
                                    

Tak terasa, sudah tiba hari pertarungan latihan.

"Baiklah, kita mulai pertarungan latihannya. Pertarungan ini berdasarkan dari Skenario D-14 dalam operasi untuk mengambil Leukocyte, dan anggaplah kalian harus menghadapi Endlave sendirian. Karena itu kau tidak boleh membantu Shu, Saori." Ucap Ayase.

"Ya, ya. Aku juga tidak akan menggunakan mode tempurku." Ucap Saori sambil tersenyum.

"Jika kalian bisa melewati Steiner dan bisa berlindung di kendaraan di belakangku, kalian menang. Peluru cat pun bisa membuat pingsan jika kalian kena. Fokuslah. Mengerti?" Ucap Ayase.

"Dimengerti." Ucap Shu lalu melepaskan kunci senapan di tangannya.

"Oke." Ucap Saori lalu menoleh menatap Shu. "Mau duluan?"

"Ya." Ucap Shu dengan ekspresi seriusnya yang membuat Saori tersenyum melihat itu.

"Jangan lupakan kemampuanmu, Shu." Ucap Saori sambil menepuk bahu Shu lalu menyingkir ke pinggir agar tidak mengganggu.

Ayase sendiri menaiki Endlave miliknya.

"Itu mustahil. Bahkan aku pun tak bisa menghindari Endlave-nya Ayase." Ucap Argo.

"Dan setelah mendapatkan Steiner, dia juga semakin cepat."

Tsugumi sendiri sibuk mempersiapkan koneksi Ayase ke Endlave yang akan ia pakai.

"Aya Nee, kau sudah siap untuk dihubungkan?"

"Lakukan." Ucap Ayase.

Ayase pun terhubung dengan Endlave yang dirinya pakai.

"Mari kita mulai." Ucap Ayase yang dibalas anggukan oleh Shu.

Sebuah robot kecil kemudian bergerak ke dekat Saori. Dari robot itu, Saori bisa mendengar suara Tsugumi.

"Baiklah. Ready...go!"

Shu akan berlari ke arah kendaraan di belakang Endlave tapi begitu melihat Endlave yang bergerak, ia mengurungkan niatnya. Shu pun berlari menjauh dari Endlave kemudian menembakkan senapannya.

Endlave Ayase mampu menghindari itu lalu menembakkan peluru cat yang Shu segera hindari sembari berlari di belakang pilar bangunan.

'Memang mustahil kalau aku harus bertahan tanpa senjata!' Pikir Shu lalu berlari zig zag melewati pilar-pilar bangunan dengan Endlave Ayase yang mengikutinya di belakang.

"Bagaimana? Bagaimana ini?!" Ucap Shu lalu berbelok dan akan menabrak Argo dan Oogumo.

Shu refleks mundur agar tidak menabrak mereka. Di saat itulah, ia teringat ucapan Saori.

"Jangan lupakan kemampuanmu, Shu."

Shu pun berlari ke arah Argo dan mengambil Void milik Argo. Void itu berupa senter yang langsung Shu tembakan ke arah Endlave Ayase.

Karena tembakan senter itu, muncul sebuah bola kegelapan yang menyelimuti seluruh Endlave. Orang-orang yang menonton terpaku melihat itu, tak menyangka Shu akan mengambil Void dari orang lain.

Shu pun memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari ke arah kendaraan yang ada di belakang Ayase dan masuk ke dalamnya. Dengan demikian, pertarungan latihan Shu selesai dengan Shu yang berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Orang-orang pun bertepuk tangan untuk mengapresiasi hasil usaha Shu. Saat pandangan Shu bertemu dengan Saori, Saori mengacungkan jempolnya sembari tersenyum.

Setelahnya, giliran Saori untuk melakukan pertarungan latihan. Saori pun sedikit meregangkan tubuhnya sebelum memulai.

"Kau yakin tidak mau menggunakan senjata?" Ucap Ayase.

"Ya, cukup dengan tangan kosong." Ucap Saori dengan santai lalu berkacak pinggang. "Jangan memberiku kemudahan ya, Ayase-chan."

Saori mengedipkan satu matanya untuk menggoda Ayase, sedangkan Ayase yang digoda wajahnya jadi memerah.

"Jangan memanggilku dengan -chan!" Ucap Ayase.

"Baiklah. Ready..."

Saori bersiap mengambil posisi berlari sedangkan Ayase sudah bersiap di dalam Endlave.

"Go!"

Saori berlari melewati Endlave, Ayase yang menyadari itu segera melayangkan pukulan tapi Saori bisa langsung menghindarinya dan bahkan berlari di atas tangan Endlave.

"Aku disini~" Ucap Saori yang berada di atas kepala Endlave.

Ayase yang tak dapat melihatnya celingukan mencari keberadaan Saori.

"Mencariku?" Ucap Saori sambil bergelantungan dengan posisi terbalik di hadapan kepala Endlave sehingga Ayase bisa melihatnya.

Saori bahkan menunjukkan cengirannya seolah dirinya tidak merasa terancam.

"Akan kutangkap!" Ucap Ayase sambil menggerakkan kedua tangan Endlave untuk menangkap Saori, tapi Saori dengan lincah turun dari Endlave dan melayangkan tendangan yang membuat Endlave terhempas ke dinding.

Setelahnya, Saori berlari ke arah kendaraan yang ada di belakang Ayase tadi dan masuk ke dalamnya yang menandakan pertarungan latihan sudah selesai.

Orang-orang hanya terpaku melihat apa yang Saori lakukan. Dalam benak mereka, hanya ada terpikirkan kata-kata seperti 'monster', 'mesin pembunuh', bahkan 'penyihir'. Berbeda dengan Shu dan Inori yang menatap kagum Saori.

Setelah selesai, Saori langsung menemui Ayase.

"Ayase-chan, kau baik-baik saja? Apa aku terlalu berlebihan?" Ucap Saori yang khawatir sedangkan Ayase tersenyum menatapnya.

"Aku baik-baik saja. Kau benar-benar kuat, ya." Ucap Ayase.

"Karena aku cyborg!" Ucap Saori sambil tersenyum lebar.

Ayase yang mendengar itu pun terkejut.

"Cyborg?! Itu keren!" Ucap Ayase.

Saori hanya terkekeh mendengar itu.

"Selamat datang, Shu, Saori. Mulai sekarang, kalian adalah rekan kami." Ucap Oogumo.

Shu dan Saori pun tersenyum menatap orang-orang di Pengurus Pemakaman yang menyambut mereka.

"Main rekan-rekanan? Sepertinya menyenangkan." Ucap Kenji yang baru turun dari tangga.

"Kau sudah bangun ya, Kenji." Ucap Shibungi.

"Kenji?" Ucap Shu.

"Kido Kenji. Orang yang kau tolong dari Gedung Isolasi Empat, Shu." Ucap Shibungi.

"'Main rekan-rekanan' itu maksudnya apa?" Ucap Ayase.

"Kau tidak terlalu pintar, ya? Dalam berbagai hal. Si Gai itu sedang apa?" Ucap Kenji.

"Kau juga sama saja, kan? Kerjanya hanya tidur saja. Dasar pemalas." Ucap Saori sambil tersenyum mengejek membalas hinaan yang Kenji berikan pada Ayase.

"Hanya anak baru saja sok!" Ucap Kenji.

Saori pun menodongkan pistol yang ia ambil dari salah satu anggota ke arah Kenji.

"Meski aku anak baru, aku bisa membunuhmu sekarang. Detik ini juga." Ucap Saori.

Kenji pun menggeram marah mendengar itu. Namun sebelum bisa membalas Saori, Tsugumi datang dengan terburu-buru.

"Gawat, teman-teman!" Ucap Tsugumi yang membuat mereka semua menoleh menatapnya.

"Ada apa?" Ucap Argo.

"Apa terjadi sesuatu?" Ucap Oogumo.

"Leukocyte baru saja menembak ke Poin Delta!" Ucap Tsugumi yang membuat mereka terkejut mendengar itu kecuali Shu dan Saori yang tidak mengerti.

"Ke tempat Gai berada?" Ucap Ayase.

Mereka pun mencoba menghubungkan kamera yang anggota mereka bawa. Mereka bisa melihat kerusakan yang ada di tempat itu.

To be continued

Fate (Guilty Crown x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang