Saat malam harinya, diumumkan mengenai Operasi Pembersihan Tokyo dimana dinding blokade akan dibuat mengecil dan bagi siapa pun yang berada di dekatnya akan dibunuh.
Saori melihat itu dari atas langit, ia melihat bagaimana kejamnya Pasukan GHQ membunuh orang-orang. Ia mengerutkan keningnya tidak suka melihat hal itu sebelum akhirnya kembali ke sekolah.
Pada hari berikutnya, tersebar rumor mengenai jika ada yang menyerahkan anggota Pengurus Pemakaman, maka mereka bisa keluar dari dinding blokade.
'Ini jebakan. Tapi dengan jumlah kami...' Pikir Saori saat mengingat jumlah orang-orang yang satu pihak dengannya. 'Tidak sebanding.'
Saori lalu melihat pengumuman dimana akan diadakannya rapat OSIS. Rapat itu akan membahas mengenai ketidakpuasan pada kepemimpinan Arisa dan akan dipilihnya Ketua OSIS yang baru.
"Shu, apa kau sudah dengar tentang di Koenji?" Ucap Saori.
"Ya. Itu mungkin cuma rumor, tapi..." Ucap Shu.
"Itu benar terjadi. Aku memastikannya sendiri tadi malam." Ucap Saori lalu melipat kedua tangannya di depan dada dan bersandar pada dinding di dekatnya. "Situasinya benar-benar kacau. Apa tidak bisa kita-kita saja yang pergi? Mengurus orang-orang seperti mereka benar-benar merepotkan."
"Aku tau kau kesal, tapi kita tidak bisa seperti itu. Biar bagaimanapun, mereka teman kita juga." Ucap Shu.
Saori menghela nafasnya mendengar itu. Ia kemudian memeluk Shu dengan kepalanya yang bersandar di bahu pria itu.
"S-Saori!" Ucap Shu yang terkejut karena tindakan Saori yang tiba-tiba.
"Shu, apa mungkin aku tidak memiliki Void?" Ucap Saori.
"Kenapa tiba-tiba..." Ucap Shu.
"Aku hanya merasa mungkin saja seperti itu. Mungkin saja aku tidak memiliki hati." Ucap Saori.
Shu pun balas memeluk Saori dan mengelus kepalanya.
"Aku yakin kau memilikinya. Dan meski kau tidak memilikinya, kau tetaplah Saori, orang yang kucintai." Ucap Shu yang membuat Saori tersenyum mendengar itu.
Kedatangan Tsugumi yang tiba-tiba membuat mereka berdua refleks melepaskan pelukan mereka.
"Duh, pasangan kasmaran! Membuatku iri saja!" Ucap Tsugumi yang berniat menggoda mereka.
Shu dan Saori pun hanya diam dengan pipi yang bersemu merah.
"Disini! Pengurus Pemakaman!"
Mendengar keributan itu, mereka pun melihat keluar jendela dimana ada dua siswa yang menahan seorang siswi.
"Mengakulah! Kau anggota Pengurus Pemakaman, kan?!"
"Katanya anggota Pengurus Pemakaman memiliki tato di punggung mereka."
"Baiklah, ayo kita periksa."
"Hentikan!" Ucap Arisa yang datang bersama Souta.
"Apa yang kalian lakukan?!" Ucap Souta.
"Berisik! Jangan mengganggu!"
"Lepaskan tanganmu darinya!" Ucap Arisa.
"Ada apa ini?" Ucap Shu.
"Gawat, Shu!" Ucap Yahiro yang membuat mereka bertiga menoleh menatapnya. "Ada rumor di internet kalau membawa Pengurus Pemakaman kita bisa keluar dari blokade!"
"Tidak...!" Ucap Shu yang terkejut sekaligus merasa tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Dimana Inori dan Ayase-chan?" Ucap Saori.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate (Guilty Crown x OC)
FanfictionBagiku, takdir bertemu denganmu adalah hal terindah yang pernah kualami. Karena itu, aku akan melakukan apapun untukmu. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang akan terjadi ke depannya. Sebesar itulah cintaku padamu.