Part 20

14 4 0
                                    

Tak terasa, tibalah hari diadakannya festival, Saori begitu bersemangat mengunjungi setiap kios yang ada disana. Shu sendiri hanya bisa pasrah mengikuti kemana pun Saori pergi. Namun ia tidak merasa kesal atau muak, melainkan ia ikut senang melihat senyum yang Saori tunjukkan.

Saat ini, mereka berdua sedang menghabiskan waktu di atap dengan Saori yang asik memakan jajanan yang dirinya beli.

"Kau bisa sakit perut kalau makan sebanyak itu." Ucap Shu.

"Aku baik-baik saja." Ucap Saori lalu kembali memakan takoyaki miliknya.

Karena makan dengan terburu-buru, ia jadi makan dengan berantakan dan ada saus di sudut bibirnya.

"Tidak usah buru-buru begitu. Tidak akan ada yang mengambil makananmu, kok." Ucap Shu lalu menyeka sudut bibir Saori dengan sapu tangan.

Setelahnya, Saori kembali melanjutkan makannya sedangkan tatapan Shu terfokus pada bibir Saori. Bibir tipis dengan warna peach itu menarik perhatian Shu.

"Ada apa, Shu?" Ucap Saori yang menyadari tatapan Shu padanya.

Shu yang tersadar dari lamunannya pun membuat pipinya bersemu merah.

"T-Tidak! Bukan apa-apa!" Ucap Shu sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Saori yang peka tau apa yang Shu pikirkan. Ia pun meletakkan bungkus takoyaki di tangannya ke lantai lalu tersenyum menatap Shu.

"Shu." Ucap Saori yang membuat Shu menoleh menatapnya.

Saori lalu memejamkan matanya. Shu yang melihat itu terkejut dan membuat wajahnya jadi memerah padam. Dengan sedikit ragu, Shu mendekat pada Saori. Saat wajah mereka hanya berjarak beberapa inci lagi, Inori datang yang mengejutkan Shu dan Saori.

Shu refleks menjaga jarak dari Saori sedangkan Saori hanya terkekeh melihat Shu yang masih malu-malu sebelum akhirnya menatap Inori.

"Ada apa, Inori?" Ucap Saori.

"Saori, gaun yang akan kupakai sedikit rusak." Ucap Inori sambil menunjukkan gaun yang akan dirinya pakai nanti malam pada Saori.

Gaun itu sedikit robek di bagian bawahnya entah karena apa. Saori pun mengambil gaun itu dari Inori kemudian menatapnya lekat.

"Kurasa Hare-chan bisa memperbaikinya." Ucap Saori.

Inori yang mendengar itu pun menganggukkan kepalanya lalu pergi dari sana untuk menemui Hare.

Saori sendiri melirik Shu yang menghela nafas lega melihat kepergian Inori. Ia pun kembali duduk di samping Shu dan melanjutkan makannya yang sempat terhenti.

'Shu masih malu-malu, ya. Padahal dulu kami sudah pernah berciuman.' Pikir Saori sambil menatap langit senja kala itu.

Saat malam hari, Inori pun bersiap untuk tampil. Melihat Ayase yang hanya sendirian duduk di kursi roda, membuat Shu segera menghampirinya.

"Ayase." Ucap Shu yang membuat Ayase menoleh menatapnya.

"Shu." Ucap Ayase.

"Kenapa ada disini? Bukankah kau ingin lebih dekat lagi?" Ucap Shu.

"Percuma saja. Lagipula aku sudah tak berguna lagi." Ucap Ayase.

"Kenapa kau semurung itu? Padahal sudah kutawarkan hal yang kau inginkan. Yah, meski butuh waktu, sih." Ucap Saori.

"Kau benar-benar bisa membuatnya? Maksudku...kaki..." Ucap Ayase.

"Tentu saja! Aku ini seorang jenius!" Ucap Saori dengan percaya diri.

Tiba-tiba saja sebuah Endlave masuk ke area sekolah. Tak hanya Endlave, ada juga orang-orang bersenjata yang menaiki mobil humvee. Karena mereka, festival yang seharusnya menyenangkan menjadi kacau.

Fate (Guilty Crown x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang