Part 27

8 3 0
                                    

Dinding blokade semakin mendekati sekolah dan itu membuat para murid yang memantau pergerakan dinding menjadi lebih cemas.

"Hei, gedung kementerian pun dihancurkan!"

"Sekarang sudah benar-benar di depan mata kita!"

"Bagaimana ini? Dalam seminggu, tempat ini akan..."

"Sedang apa kalian?" Ucap Shu yang baru saja tiba di atap dan menarik perhatian mereka.

"Ketua!"

"Karena kalian lalai dalam mengawasinya, bagaimana kalau musuh sampai mengalahkan kita? Maukah kalian bertanggung jawab atas korban yang jatuh?" Ucap Shu.

"Apa-apaan dia..."

"Agen Khusus, bawa mereka ke sel pendisiplinan." Ucap Shu.

"Baik." Ucap Nanba.

Mereka yang mendengar itu tak bisa tak terkejut.

"Serius?!"

Mereka pun dengan kasar menepis tangan Nanba dan Sudo yang akan membawa mereka.

"Jangan main-main! Berbuat semaumu begini...!"

Shu pun mengambil Void milik salah satu murid yang melawan.

"Aku bisa melakukan apapun yang kumau dengan ini! Jika kau tidak suka, patuhi perintahku!" Ucap Shu yang mengancam.

Mau tidak mau mereka yang melawan jadi menurut pada perintah Shu. Mereka pun dibawa ke sel pendisiplinan.

Setelahnya, hanya tersisa Shu di atap yang merenungi perbuatannya.

"Shu!" Ucap Saori sambil berlari dengan senyuman lebarnya.

Saori langsung saja memeluk Shu sedangkan Shu yang melihat dirinya begitu terkejut tapi tak dipungkiri ia begitu senang Saori sudah terbangun dari tidur lelapnya.

"Shu, aku merindukanmu!" Ucap Saori.

"Aku juga, Saori. Aku sangat merindukanmu." Ucap Shu sambil memeluk erat Saori.

Rasanya sudah lama dirinya tidak memeluk kekasihnya itu. Pelukan itu seolah menjadi obat untuk segala rasa lelahnya.

Saori lalu melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Shu dengan kedua tangannya. Ia kemudian menatap Shu dengan ekspresi khawatir yang terlihat jelas.

"Sudah berapa hari kau tidak tidur, Shu? Sebenarnya apa yang sudah terjadi selama aku tertidur?" Ucap Saori.

Shu pun mengalihkan pandangannya, tidak berani menatap mata Saori. Ia juga bingung harus menjelaskan darimana.

"Shu, tatap mataku." Ucap Saori namun Shu tetap diam dalam posisi yang sama. "Ouma Shu!"

Shu pun tersentak mendengar Saori yang menyebutkan nama lengkapnya, menandakan bahwa kesabaran Saori tinggal sedikit.

"Jelaskan!" Ucap Saori dengan ekspresi serius dan nada tegas.

Shu pada akhirnya menceritakan semuanya pada Saori. Segala yang ia rasakan mulai dari kesedihan, rasa frustasi dan beban yang harus dirinya tanggung saat ini.

Saori yang mendengar itu pun memeluk Shu kembali dan mengelus kepalanya.

"Inilah kenapa aku tidak mau kau menjadi Ketua OSIS. Aku takut kau akan seperti ini, Shu. Maaf, seharusnya aku menghentikanmu saat itu. Ini salahku." Ucap Saori.

Shu pun menggelengkan kepalanya mendengar itu dan memeluk Saori lebih erat. Ia lalu membenamkan kepalanya di ceruk leher Saori.

"Kau tidak salah sama sekali, Saori. Terima kasih sudah kembali." Ucap Shu.

Fate (Guilty Crown x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang