Part 24

12 3 0
                                    

Souta dan beberapa anak lain keluar dari sekolah karena mereka ingin menunjukkan bahwa Void mereka juga bisa berguna dengan mereka membawa persediaan tambahan untuk anak-anak di sekolah.

Shu dan Hare pun segera menyusul mereka. Mereka menggunakan mobil humvee dengan dikendarai oleh Funell. Begitu tiba di tempat Souta dan yang lain, Shu langsung turun dari mobil.

"Souta, jangan melakukan hal bodoh!" Ucap Shu.

"'Bodoh' apa maksudmu? Apa aku bodoh karena aku ranking F? Kami akan mengambil vaksinnya dan membuktikan kalau kami bukan ranking terendah!" Ucap Souta.

"Jangan-jangan, inilah tujuan utama kalian memintaku mengeluarkan Void kalian?" Ucap Shu.

GHQ yang sedari tadi sudah bersiap di tempat tertentu pun menyerang mereka. Mereka pun berlari dan menyembunyikan diri dibalik gedung agar tidak terkena tembakan dari GHQ. Meski begitu, beberapa Endlave berhasil mengepung mereka.

"Semuanya, gunakan Void kalian untuk bertarung!" Ucap Shu.

"Mustahil..."

Shu yang menyadari teman-temannya tidak bisa bertarung memilih menjadi umpan. Ia membiarkan Pasukan GHQ mengejarnya sedangkan Souta mengajak Hare untuk menggunakan Void gadis itu guna memperbaiki mobil tak terpakai di dekat sana.

Hare segera menggunakan Void Perban miliknya tapi salah satu Endlave menyadari keberadaan mereka. Endlave itu pun menembak mobil yang akan diperbaiki Hare sehingga mobil itu meledak.

Shu pun melompat dan memeluk Hare untuk melindunginya dari ledakan. Karenanya, Shu terluka parah sedangkan Souta yang berada jauh dari mobil tidak terkena ledakan.

Di sisi lain, Ayase, Tsugumi, Yahiro dan Inori pergi ke tempat Shu berada untuk membantunya. Pasukan GHQ pun mengalihkan serangan pada mereka.

Sementara mereka bertarung, Hare menyembuhkan Shu yang terluka parah karena menyelamatkannya tadi. Hare bahkan mengabaikan perutnya yang terluka dan memilih menyembuhkan Shu terlebih dahulu.

Saat salah satu helikopter menemukan keberadaan mereka, mereka langsung menembak dan tembakan itu mengenai Void Perban milik Hare, membelah perban itu menjadi dua.

"Syukur...lah." Ucap Hare saat melihat luka-luka Shu sudah sembuh.

Hare pun merangkak mendekati Shu yang masih tak sadarkan diri.

"Shu...akan kuberikan..." Ucap Hare sambil akan meraih tangan Shu tapi sebelum bisa melakukan itu, ia kehilangan nyawanya.

Void miliknya pun menghilang menjadi serpihan-serpihan kecil. Yahiro sendiri melihat semua itu secara kebetulan.

Saat Shu membuka matanya, ia pun bangkit mengambil posisi duduk.

"Hah? Apa yang terjadi?" Ucap Shu lalu menoleh dan begitu terkejut melihat keadaan Hare yang sudah tak bernyawa. "Hare!"

Shu pun segera memangku tubuh Hare yang sudah diselimuti kristal-kristal ungu.

"Hare!" Ucap Shu.

Seluruh tubuh Hare pun diselimuti oleh kristal-kristal itu sebelum akhirnya tubuh Hare menghilang menjadi serpihan-serpihan kecil.

Shu begitu syok, ia menatap kedua tangannya yang terdapat darah Hare lalu berteriak untuk meluapkan seluruh perasaannya.

Setelahnya, Shu pergi ke tempat Inori dan yang lainnya berada dimana mereka masih bertarung dengan pasukan GHQ.

"Shu..." Ucap Inori saat melihat Shu yang berdiri di depannya.

Inori pun terkejut melihat pandangan Shu yang kosong. Shu terlihat seperti orang yang berbeda dan itu membuatnya takut.

"Tidak!" Ucap Inori sambil menepis tangan Shu yang mencoba mengambil Void miliknya.

Namun Shu dengan mudah menahan kedua tangan Inori di atas kepala dan mengeluarkan Void Pedang milik Inori. Setelahnya dalam waktu singkat, Shu mengalahkan Endlave yang mencoba menyerangnya.

"Apa itu...Shu?" Ucap Ayase sambil menatap tak percaya Shu yang terlihat berbeda.

"Apa?" Ucap Souta saat melihat itu.

"B-Brengsek!" Ucap Daryl tapi ia dengan mudah dikalahkan oleh Shu.

Melihat sudah tidak ada Pasukan GHQ yang menyerang mereka, Yahiro pun menceritakan tentang kematian Hare tanpa menyebutkan tentang Void milik Hare yang hancur.

Mereka semua terkejut mendengar itu, tak menyangka salah satu teman mereka akan menjadi korban.

Inori sendiri yang sudah sadar melihat Souta yang mendekati Shu.

"Shu!" Ucap Souta sambil berjalan mendekati Shu.

Souta berhenti saat sudah berada di hadapan Shu.

"Shu, maaf! Ini salahku! Ini karena aku yang meminta Hare untuk memperbaiki mobil itu!" Ucap Souta.

"Itu benar." Ucap Shu.

"Shu!" Ucap Ayase.

"Hare mati karena salahmu. Karena keangkuhanmu, kau membawa Hare keluar." Ucap Shu.

"Shu-" Ucap Souta tapi Shu langsung memotong ucapannya.

"Bukankah sudah kubilang?!" Ucap Shu yang berteriak marah lalu memukul wajah Souta.

"Shu, hentikan!" Ucap Ayase.

Akibat pukulan Shu, Souta kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"Hare mati karena salahmu! Kembalikan! Hidupkan dia kembali!" Ucap Shu sambil terus memukul Souta untuk melampiaskan emosinya.

"Maaf! Maafkan aku, Shu!" Ucap Souta.

Air mata yang sedari tadi Shu tahan kini akhirnya mengalir di pipinya.

"Hare percaya padaku. Dia bilang aku memiliki banyak kelebihan. Hare..." Ucap Shu.

"Shu!" Ucap Souta yang akan berbicara tapi Yahiro sudah mendorong Shu untuk menjauh dari Souta.

"Sudahlah, sudah cukup." Ucap Yahiro.

Shu pun menepis tangan Yahiro lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia lalu menghapus air matanya dan menurunkan kedua tangannya.

"Selama ini aku salah. Kebaikan itu percuma. Kita harus memisahkan antara yang sampah dan yang berguna. Aku...akan menjadi Raja!" Ucap Shu dengan penuh tekad.

Selama ini, ia berpikir harus menjadi orang yang baik dan merangkul orang lain, tapi semua pemikirannya itu kini berubah. Kematian Hare mengubah pemikirannya itu.

Inori yang melihat Shu berubah jadi merasa takut. Ia memeluk tubuhnya sendiri saat merasakan ketakutan itu.

'Saori, aku takut. Shu berubah jadi orang yang berbeda.' Pikir Inori.

Saat mereka kembali ke sekolah, hal pertama yang Shu lakukan adalah pergi ke gedung lama. Ia berjalan di koridor yang gelap tanpa merasa takut sedikit pun lalu membuka salah satu ruangan yang lampunya menyala.

Tatapannya langsung tertuju pada kapsul tempat Saori tertidur. Ia tidak melakukan apapun selain berdiri disana dan menatap kapsul itu untuk beberapa menit sebelum akhirnya menutup pintu dan pergi.

'Saori, tidurlah yang lelap. Sementara kau tertidur, aku akan mengatur semuanya sedemikian rupa agar kita bisa keluar dari dinding blokade dengan selamat. Aku tidak akan lagi menjadi orang yang naif.' Pikir Shu dengan penuh tekad.

Shu sama sekali tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Orang itu menatap pintu ruangan tempat Saori tertidur untuk beberapa saat sebelum akhirnya ikut pergi dari sana.

To be continued

Fate (Guilty Crown x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang