Part 15

15 4 0
                                    

Shu, Saori dan Inori kembali menjalankan misi bersama anggota Pengurus Pemakaman lainnya. Tapi saat Shu akan mengambil Void milik Inori, ia tidak mampu melakukannya karena teringat dirinya yang membunuh Jun.

"Hentikan operasi!" Ucap Saori yang segera menghubungi anggota lain melalui alat komunikasi.

"Apa?!"

"Hentikan operasi!!" Ucap Saori.

"Jangan bercanda, Saori!"

"Memangnya aku terdengar seperti sedang bercanda?" Ucap Saori lalu menatap Shu yang hanya mampu menundukkan kepalanya. "Kita pulang. Sekarang."

Shu pun terdiam melihat ekspresi serius Saori. Ditambah, gadis itu berbicara dengan penuh penekanan yang menyebabkan Shu merasa terintimidasi.

Mereka bertiga pun langsung pulang ke apartemen. Shu akan masuk ke kamarnya tapi Saori menghentikannya.

"Kita perlu bicara." Ucap Saori lalu menoleh menatap Inori yang sedari tadi hanya diam menatap mereka. "Inori, kau tidur duluan saja."

Saori lalu menarik tangan Shu dan masuk ke kamar Shu. Mereka lalu duduk di pinggir ranjang dengan Saori yang masih terus menggenggam tangan Shu.

"Ada apa, Shu? Apa yang sudah terjadi?" Ucap Saori dengan tatapan lembut yang mampu membuat Shu menjadi lebih tenang.

Shu pun menceritakan apa yang terjadi terkait Yahiro dan Jun. Saori hanya diam mendengarkannya dengan ekspresi serius sebelum ia akhirnya memeluk Shu.

"Itu bukan salahmu, Shu. Kau hanya mengabulkan keinginan Jun-kun." Ucap Saori.

"Saori...aku..." Ucap Shu.

"Bagiku, Shu adalah anak paling baik yang kukenal. Meski kau berubah pun, aku akan tetap mencintaimu." Ucap Saori.

Shu pun balas memeluk Saori. Kata-kata dari Saori mampu menenangkan trauma yang Shu alami.

'Selama ini, aku selalu merasa beruntung memilikimu di sisiku, Saori.' Pikir Shu.

-///-

Saat di sekolah, Saori pikir Shu sudah sembuh dari traumanya, tapi dugaannya salah. Ia pun membawa Shu ke sebuah tempat sepi agar Shu bisa lebih tenang.

"Aku akan mengambilkanmu minum." Ucap Saori lalu pergi dari sana.

Ayase kemudian diam-diam menghampiri Shu.

"Ada apa denganmu?" Ucap Ayase.

"Ayase-san, aku mau berhenti." Ucap Shu.

"Jangan-jangan hanya karena kau tak bisa menyelamatkan seorang anak yang terkena kanker, kau mau menyerahkan semuanya?" Ucap Ayase.

"Kupikir aku bisa melakukannya. Aku telah berubah. Jadi kupikir aku bisa menjadi seperti Gai. Tapi, aku hanyalah aku. Mau bagaimanapun, aku hanya Ouma Shu." Ucap Shu yang membuat Ayase terkejut mendengar itu.

Ayase pun mencengkeram kerah baju Shu.

"Kenapa kau malah mengasihani diri sendiri?! Hentikan ini dan bukalah matamu, Shu!" Ucap Ayase.

"Percuma, Ayase." Ucap Gai yang ternyata juga ada disana.

"Tunggu dulu. Beri aku satu lagi-" Ucap Ayase tapi Gai tak mendengarkan dan menodongkan pistol ke kepala Shu.

"Kami mengetahui letak batu yang memulai semua ini. Kita akan menjalankan misi untuk merebutnya. Ayo." Ucap Gai.

"Itu tak ada hubungannya denganku!"  Ucap Shu.

"Shu!" Ucap Ayase.

"Sejak awal, aku tak pernah menginginkan kekuatan ini! Aku sudah muak dengan semua ini..." Ucap Shu.

Fate (Guilty Crown x OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang