Setiap harinya, Shu pergi ke ruangan tempat Saori tertidur. Ia terus menunggu gadis itu terbangun tanpa ingin mengganggu tidur lelap gadis itu.
'Aku tidak boleh bersuara, mungkin saja Saori akan terbangun karenaku.' Pikir Shu lalu tersenyum menatap Saori yang tertidur di dalam kapsul. 'Aku hanya membutuhkanmu. Selama kau bersamaku, aku merasa bisa melewati semuanya. Jadi kumohon untuk tidak membenci keputusanku, Saori.'
Saat tiba-tiba saja ada panggilan masuk, Shu segera mengangkatnya.
"Maaf, Ketua. Anggota dari Pengurus Pemakaman yang kita tangkap telah kabur!"
Disisi lain, Argo yang melarikan diri sedang berkomunikasi dengan Tsugumi.
"Apa Arisa ada di asramanya?" Ucap Argo.
"Biasanya ada disana."
"Bagaimana dengan Saori?" Ucap Argo.
"Aku tidak tau. Sudah beberapa hari ini dia tidak terlihat. Dasar, kalau kau ingin bergerak beritahu aku, dong!"
"Untuk mengelabui musuh, kau harus mengelabui rekanmu dulu." Ucap Argo.
"Apa gunanya mengelabui kami?! Gara-gara kau, disini jadi kacau tau!"
Karena Argo yang melarikan diri, Agen Khusus kini sibuk mencari keberadaan dirinya.
"Kalian berdua cari di daerah sekitar gedung sekolah dua." Ucap Shu yang memberikan perintahnya pada Ritsu dan Miyabi.
"Baik!"
Shu lalu menoleh menatap Inori.
"Inori, kau cari Kuhouin-san. Argo mungkin akan menghubunginya." Ucap Shu yang diangguki oleh Inori.
Mereka lalu berpencar ke tempat berbeda.
'Argo tidak mungkin tau dimana Saori karena hanya aku yang tau keberadaannya.' Pikir Shu sambil berlari.
Saat mendengar teriakan seorang siswi, Shu pun pergi ke arah teriakan itu berasal.
"Kau...kau telah bergabung dengan Agen Khusus?" Ucap Shu saat melihat salah satu siswi yang pernah ia keluarkan Void-nya.
"Dia lari ke arah gedung olahraga!"
Shu pun mengeluarkan Void milik siswi yang satunya dimana Void itu adalah sebuah bumerang.
"Ikuti aku!" Ucap Shu.
"Baik!"
Siswi tadi pun ikut berlari bersama Shu menuju gedung olahraga.
"Cukup sampai disana, Argo!" Ucap Shu yang membuat Argo menghentikan larinya karena sudah berada di jalan buntu. "Kau sudah terpojok. Menyerahlah dan serahkan dirimu."
"Wah, pada awalnya kupikir kau membawa pasukanmu kesini, ternyata kau membawa Void sebagai senjatamu, ya." Ucap Argo saat melihat Shu dan siswi tadi memegang Void. "Mungkin kau pikir memakai baju itu membuatmu seperti Gai, tapi kau sama sekali tidak mirip, dasar peniru!"
Argo lalu mengeluarkan pisau kecil yang ia simpan dan menodongkannya pada Shu.
"Kita akan bertarung satu lawan satu. Jika kau kalah, permainan 'Raja'-mu itu akan segera berakhir!" Ucap Argo lalu berlari menyerang Shu.
Shu pun melemparkan Void Bumerang di tangannya tapi Argo bisa menangkisnya dengan mudah lalu meninju Shu tempat di wajah sampai Shu terjatuh.
"Sayang sekali, Pangeran Void!" Ucap Argo.
"Argo!" Ucap Shu yang akan melawan tapi Argo lebih dulu menindih tubuhnya dan mengarahkan pisau di tangannya ke leher Shu.
"Kau, kenapa bisa menjadi seperti ini?! Padahal kami menyukai sisi dirimu yang lemah berusaha sekuat tenaganya!" Ucap Argo.
"Kalau begitu, kau coba sendiri." Ucap Shu yang membuat Argo terdiam mendengar itu. "Jika menurutmu ada cara lain untuk membuat semuanya selamat dalam situasi ini, beritahu aku!"
"Menjauhlah dari Shu!" Ucap Yahiro yang baru tiba disana.
"Kau, ya?" Ucap Argo.
"Aku tidak lunak seperti Shu." Ucap Yahiro lalu mengeluarkan pistol yang ia simpan dan menodongkannya pada Argo. "Menyerahlah! Sekarang!"
Argo yang tidak bisa melawan pun bangkit berdiri dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Void Bumerang yang tadi Shu lemparkan mengenai bagian atas gedung yang membuat beton di langit-langit menjadi rusak dan jatuh tepat di atas siswi tadi.
Shu yang melihat itu segera mendorong siswi tadi untuk menyelamatkannya, tapi Void Crossbow di tangan siswi itu terjatuh dan rusak yang menyebabkan siswi itu bernasib sama dengan Hare.
"Mustahil...ini..." Ucap Shu sambil menatap tak percaya apa yang dirinya lihat.
"Hentikan...aku masih...belum mau mati!"
Pada akhirnya tubuh siswi itu diselimuti kristal dan menjadi serpihan-serpihan kecil. Arisa yang kebetulan berada disana juga melihat hal itu, ia sama terkejutnya dengan Shu dan Argo, berbeda dengan Yahiro yang sudah mengetahuinya tapi menyembunyikan kebenaran itu dari Shu.
Tak hanya mereka, di tempat yang lebih gelap, Inori juga melihatnya dengan ekspresi datar.
Yahiro sendiri segera menghubungi Agen Khusus.
"Disini Samukawa. Perhatian bagi seluruh Agen Khusus, amankan lingkaran sekitar gedung olahraga, jika ada yang berada dalam 30 meter, tangkaplah tanpa memedulikan rank-nya. Gedung olahraga ini akan segera disegel." Ucap Yahiro.
Arisa yang menyadari dirinya tidak seharusnya berada disana pun segera pergi sedangkan Yahiro yang sudah selesai bicara mematikan sambungan komunikasinya.
"Yahiro, barusan gadis itu tidak apa-apa, tapi dia mati. Apa ini karena Void-nya rusak?" Ucap Shu.
"Itu masih belum pasti." Ucap Yahiro.
"Tidak salah lagi! Kau berbohong kepadaku. Kau bilang senjata genomiklah yang telah membunuh Hare. Bagaimana sekarang? Kerajaan yang berpusat kepada Void tinggal berdekatan dengan kematian!" Ucap Shu.
"Sekarang kita tak bisa mundur lagi." Ucap Yahiro yang membuat Shu terkejut mendengar itu. "Aku sudah tau kau pasti akan ragu-ragu untuk menggunakan Void jika kau mengetahuinya. Tapi jika sistem ini runtuh, kita semua akan mati. Kita harus terus maju. Kita harus menyembunyikan ini dari semuanya sampai kita mulai operasi kita. Mengerti?"
"Apa yang kau katakan?! Berhenti menggunakan Void sekarang juga! Jika kau memulai perang seperti ini, kau tak tau berapa banyak yang akan mati karenanya!" Ucap Argo yang menentang hal itu.
"Jangan dengarkan orang gila itu!" Ucap Yahiro.
"Bukalah matamu, oi!" Ucap Argo pada Shu.
"Benar juga." Ucap Shu lalu berjalan mendekati Argo.
"Shu!" Ucap Argo sambil tersenyum senang karena berpikir Shu sependapat dengannya, tapi Shu kemudian mengeluarkan Void milik Argo.
"Jika kuhancurkan ini, Argo akan mati." Ucap Shu lalu tertawa layaknya orang gila.
Disisi lain, Arisa sedang berada di ruang penyiaran.
"Aku harus segera memberitahu semuanya! Tak kusangka Void itu..." Ucap Arisa.
"Ketemu." Ucap Inori sambil tersenyum saat menemukan keberadaan Arisa.
"Kau..." Ucap Arisa.
Inori pun menyerang Arisa dengan kristal yang keluar dari tangannya dan menusuk tangan Arisa.
Di ruangan lain, sebuah kapsul terbuka dengan sendirinya dan seorang gadis keluar dari sana. Ia sedikit meregangkan tubuhnya karena sudah tertidur di dalam kapsul selama beberapa hari.
"Aku sudah tidur beberapa hari. Saatnya melihat Shu." Ucap gadis itu, Saori, sambil tersenyum lebar tanpa mengetahui keadaan sekolah saat ini.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate (Guilty Crown x OC)
FanfictionBagiku, takdir bertemu denganmu adalah hal terindah yang pernah kualami. Karena itu, aku akan melakukan apapun untukmu. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang akan terjadi ke depannya. Sebesar itulah cintaku padamu.