•lima•

63 4 0
                                    


*****

"Lo tahu? Tadi gue nampol si Radit sama Cewe nya"

"Terus?"

"Lo tau gak? Hahaha anjirr pokonya ngakak, masa Cewe nya langsung nangis njir. Padahal gue pelan banget nabok nya ga sampe dia jatoh" ujar Zia membuat Aubrey tertawa, sontak membuat seluruh cafe terutama pria menahan nafas karna kecantikan gadis itu.

"Brey" panggil Zia membuat Aubrey menoleh, ia mengangkat sebelah alis nya seolah bertanya 'kenapa'.

"Cewe itu.. Lo kenal?" ujar Zia membuat Aubrey mengangguk membuat Zia melotot.

"Dia satu sekolah sama kita, dia adik kelas" ujar Aubrey membuat Zia menganga tak percaya.

"Anjing masih adik kelas?" ujar Zia membuat Aubrey terkekeh melihat tingkah Zia.

"Lo tau namanya?" tanya Zia membuat Aubrey diam lumayan lama.

"Sania Oktaviani"

"What the fuck?!" ujar Zia tak percaya membuat Aubrey mengangguk sembari tersenyum.

"Jadi? Lo bakal diam aja?" ujar Zia membuat Aubrey tersenyum tipis.

"Ya menurut lo? Gue harus ngelabrak tu anak? Gila kali lo, ngapain coba" ujar Aubrey.

"Yaiya sih"

"Lagi pula, tu anak mirip banget sama si Nasya, kayanya Radit selingkuh karna Sania mirip si Nasya" ujar Aubrey santai.

"anjeng si Radit lumayan brengsek juga" ujar Zia tak percaya.

Tringg

"Hallo"

"Kak dimana?"

"Lagi sama Zia, kenapa Chel?" tanya Aubrey.

"Ada Radit"

"Oke"

Tut

"Balik Zi, Radit lagi di rumah gue. Kayanya masalahnya harus gue beresin sekarang" ujar Aubrey di angguki Zia

****

Tak

Tak

Suara sepatu boots membuat Rachel dan Radit menoleh, disana Aubrey berjalan dengan santai nya.

perfect girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang