•delapan•

66 6 0
                                    

Gausah banyak omong yakan, Langsung aja baca😻

******

Kringg

Kringg

"Baik, pelajaran ibu tutup karna sudah waktu nya istirahat. Tugas kelompok nya jangan lupa di kerjakan, ibu permisi" ujar guru bahasa Indonesia mengalun.

"IYA BUU" jawab serentak dari para murid.

"Brey, kita kerja kelompok dimana?" tanya seorang gadis bername tag Caca, Caca itu bisa di katakan lumayan dekat dengan Zia dan Aubrey jadi tak salah jika mereka berkelompok. Ucapan Caca membuat Raffael dan Zia mengangguk.

Bayangkan, Raffael memaksa guru bahas Indonesia hanya untuk memasukannya ke kelompok Aubrey, jika kalian bertanya. Memang Raffael satu kelas? Jawabannya tidak. Raffael memang gila, ia memaksa kepala sekolah untuk memindahkannya ke kelas yang sama dengan Aubrey.

Tentu hal itu tidak di perbolehkan oleh wali kelas Raffael, mau bagaimana pun juga Raffael termasuk murid kesayangan karna dirinya yang pintar dalam hal olahraga.

Tapi dengan uang semua dapat berubah, Raffael mengancam akan menarik donasi jika dirinya tidak di pindahkan, sontak kepala sekolah mengangguk pasrah. Ia memindahkan Raffael ke kelas yang sama dengan Aubrey.

Lebih parah nya lagi, Liam dan Sean malah ikut pindah kelas. Kalo kata Liam

"Bapa kok tega sih? Kan kami bestie jadi harus kemana mana barengan, masa bapa tega mau jauhin saya dari Raffael. Nanti kalo saya ga fokus belajar gimana? Percuma dong kalo saya sekolah tapi ga fokus belajar? Bapa gamau kan kalo saya kehilangan separuh jiwa saya. Boleh ya pak? kalo ga boleh nanti keluarga saya berhenti jadi donatur sekolah ini kalo gitu"

Terdengar lebay memang, namun itu lah faktanya. Sean dan Raffael memandang nya geli, bisa bisanya Liam berpikir seperti itu. Kepala sekolah? Jangan di tanya lagi, wajah nya sudah seperti malas untuk hidup mendengar ocehan Liam yang seperti ibu ibu.

Sebenarnya sekolah itu tidak akan rugi jika Raffael menarik donasinya, hanya saja kepala sekolah tahu watak Raffael. Ia dapat berbuat gegabah yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

Back to topik

"Di rumah gue aja, gimana?" sahut Raffael membuat Aubrey mengangguk.

"yauda di rumah Raffael aja" ujar Aubrey di angguki Zia, Caca, Liam dan Sean.

"Mau kapan?" tanya Zia

"Hari sabtu aja gimna?" tanya Aubrey di angguki mereka.

"Iya sabtu aja, kalo sabtu sekolah libur" jawab Sean di angguki mereka.

"Yauda nanti hari sabtu jam sebelas siang" jawab Raffael tak mau di bantah, mereka hanya mengangguk.

"Kantin yuk, laper gue" ujar Liam mengelus perut sixpack nya.

"Yam? Perut lo ada bayi nya?" tanya Sean ngeri membuat Liam melotot.

"Bayi pala lo, perut gue kebanyakan mie ini" ujar Liam membuat Aubrey terkekeh.

"Lo suka mie?" tanya Aubrey membuat Liam mengangguk semangat.

"Suka, suka bangett. Apalagi kalo mie ayam, behhh enak bangett" ujar nya, Aubrey mengangguk antusias.

"Iya anjir enak banget asli" jawab Aubrey, mereka hanya melongo mendengar percakapan dari Aubrey dan Liam.

"Kapan kapan kita mie ayam date, gas lah?" ajak Liam, di angguki Aubrey.

"Gass lah, kita bikin trend 'mie ayam date' anjayy" jawab Aubrey bangga, lalu ia dan Liam bertos ria.

Raffael dengan segala modus nya berusaha menggapai tangan milik Aubrey, namun...

"Yuk brey" ajak Liam menrangkul tangan Aubrey lalu menarik nya cepat membuat Raffael menggeram kesal, Zia dan Sean yang melihat itu hanya cekikikan.

"hahaha tertolak dengan gaya" ujar Sean cekikikan membuat mereka menjadi tontonan para siswa.

"Kasian banget lo Raff, megang angin" ujar Zia menepuk bahu Raffael dua kali, membuat Raffael memandang nya sinis.

"LIAM BANGSATT" teriakan menggelegar itu membuat Liam berlari sembari menarik tangan Aubrey, Aubrey tertawa. Bukannya merasa risih di tarik oleh Liam, gadis itu malah tertawa.

"RAFAA TUNGGUU" teriak Sean mengejar Raffael.

"NANGIS GUE ANJING NANGIS" Teriak Raffael

"Bukan temen gue" lirih sean.

"Raffael sialan" gumam Zia malu

********

"ini kenapa?!" tanya Raffael panik, pasal nya saat ini Aubrey berdiri bak patung dengan baju yang basah, ia baru saja sampai kantin dan melihat Aubrey berpenampilan yang acak acakan membuat Raffael terkejut. Pasal nya tadi gadis ini masih rapih dan wangi, sekarang? Jangan di tanya. Baju yang basah terkena juss mangga mengakibatkan baju nya wangi mangga.

"Sialan" desis Aubrey lalu berjalan ke arah seorang gadis yang tengah menatap nya sombong.

Aubrey terus mendekat dengan tatapan tenang, namun percaya lah di balik tatapan itu ada gejolak ingin menghabisi gadis di depannya ini.

"Sania Oktaviani" ujar Aubrey membaca name tag gadis itu, membuat Raffael tercengang.

"Anjing" umpat Raffael pelan, jadi ini gadis yang sudah menjadi selingkuhan mantan pacar Aubrey? Sungguh Raffael tak habis pikir.

"K-kenapa?!" ujar Sania dengan badan sedikit bergetar, bagaimana tidak? Aubrey saat ini menatap nya dengan senyum remeh.

"Kita kenal? Sampe sampe lo berani nyiram gue pake juss mangga?" tanya Aubrey mengangkat sebelah alis nya, jangan lupa senyum yang terkesan remeh.

"K-kenapa?! L-lo ga suka hah?!" ujar Sania membuat Aubrey terkekeh pelan.

"Suka kok, apalagi kalo kita samaan kaya gini----

Byur

"Akhhh lo sialan" jerit Sania, Aubrey hanya tersenyum manis membuat Sania geram. Bagaimana tidak? Aubrey menumpahkan juss mangga entah milik siapa di baju putih Sania, membuat pakaian dalam gadis itu terlihat.

Aubrey terus memandang Sania dengan tenang, membuat gadis itu tidak berkutik, saat sedang asik menatap Sania. Aubrey di kejutkan oleh seseorang yang tak lain dan tak bukan  adalah Raffael.

"Pake, baju lo basah" ujar Raffael memakaikan hoodie milik nya, tentu di tubuh Aubrey kebesaran. Melihat seberapa besar dan jangkung tubuh pria itu membuat tubuh Aubrey tenggelam, sebenarnya Aubrey itu tinggi, bahkan tidak ada kesan pendek. Namun jika berdiri tepat di sebelah Raffael, Aubrey akan terlihat seperti anak kecil.

"Gue harap lo ga cari masalah sama gue lagi, lagi pula kita ga kenal. Jadi jangan sok berani" ujar Aubrey lalu melenggang pergi meninggal kan Sania yang menjadi bahan ejekan.

Liam menatap Sania dengan tatapan tajam, ia masih duduk di kursi nya. Tetapi mata nya menatap Sania dengan tajam, tangan nya memegang sendok dengan kuat membuat sendok itu tidak menjadi lurus.

Liam beranjak, dengan sengaja ia menabrakkan diri dengan bahu Sania. Sontak perlakuannya membuat tubuh Sania terjatuh, mereka semua tercengang. Pasal nya aura yang Liam pancarkan, seperti bukan.. dirinya?

*****

perfect girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang