•dua puluh•

29 1 0
                                    

***

*****

"Tck, lo mau bawa gue kemana sih" ucap Aubrey tak di hiraukan Raffael, Aubrey memutar bola matanya jengah.

"Duduk" titah Raffael.

"Ngapain ke kelas sih?" tanya Aubrey kesal.

Bruk

Raffael mendudukan diri ke sebelah kursi yang di duduki Aubrey, ia menatap Aubrey lamat.

Aubrey risih, jujur. "Kenapa si nyet?" ujar Aubrey risih.

Srek

Raffael menyodorkan sekotak obat, Aubrey mengeryit tak paham.

"Obatin gue" ujar Raffael mendekatkan wajah milik nya.

"ettt, obatin apaan anying?" tanya Aubrey.

Raffael menggeram pelan. "Obatin muka gue Aubrey" ucap Raffael.

Aubrey memandang wajah Raffael lamat, membuat telinga pria itu memerah.

"K-kenapa" tanya Raffael gugup.

Aubrey diam. "Gue baru ngeh kalo muka lo ada bekas mukul, ini kenapa?" tanya Aubrey membuat Raffael tersenyum.

"Di pukulin anak monyet" ujar Raffael membuat Aubrey mengeryit.

"Anak monyet? emang dia bisa mukul sampe memar ya?" ucap Aubrey polos membuat Raffael gemas.

"Lo percaya?" tanya Raffael.

Aubrey menggeleng. "Engga sih, ah udah lah sini gue obatin" ujar Aubrey lalu mengambil kapas.

Raffael diam kala tangan lentik milik Aubrey menyentuh wajah milik nya, jantung nya berdetak tak karuan.

Bagaimana tidak? Saat ini posisi mereka sangat dekat, wajah Aubrey dengan wajag nya sangat dekat. Ingattt!! Sangatttttt dekattttt!!!

jantung gue

Ekhem

Deheman Aubrey menyadarkan lamunan Raffael, ia bergerak malu.

"Muka lo kenapa bisa gitu dah?" tanya Aubrey heran.

"Biasa cowo" jawab Raffael.

"Heran dah, suka amat berantem cowo tuh. Ga bosen apa tu muka bonyok melulu, udah mah jelek di tambah bonyok makin jelek" julid Aubrey membuat Raffael mendelik.

"Enak aja, cakep gini" jawab Raffael tak  terima.

"Yayaya terserah, gue keluar dulu" ucap Aubrey bangkit namun tangannya tertahan oleh tangan milik Raffael.

perfect girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang