•dua puluh empat•

29 0 0
                                    

Happy reading

****

Saat ini Aubrey tengah sibuk membantu persiapan acara ulang tahun sekolah, bukan Aubrey saja. Namun semua eskul yang akan tampil turut membantu.

"Brey, bisa tolong rapihin meja gak? Gue di suruh bu sukma buat ke ruang guru" ujar Sarah dari eskul pmr.

Aubrey mengangguk. "Oke lo tenang aja, gue bakal rapihin semuanya" ujar Aubrey tersenyum.

Sarah tertawa. "Haha iya makasi ya, kalo gitu gue ke ruang guru dulu, bye Brey" ujar Sarah lalu di angguki Aubrey.

Aubrey berjalan menuju meja yang berantakan, dan mulai merapihkan meja berbentuk bundar itu.

Bruk

"Upss, sorry gak liat" Aubrey menoleh. Sania rupanya, tanpa mempedulikan Sania, Aubrey kembali merapihkan meja-meja.

"Lo bisu ya?" ujar Sania geram, namun Aubrey hanya diam.

Dengan kesal, Sania mendorong bahu milik Aubrey. Aubrey yang tidak siap terdorong ke belakang dan ter pentok meja.

"Sialan" umpat Aubrey, Aubrey menoleh ke kanan dan kiri. Pantas saja Sania berani, di ruangan itu hanya ada beberapa orang saja, itu pun mereka tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Aubrey bangun dengan pinggang yang terasa nyut-nyutan, ia memandang Sania yang saat ini tengah memandangnya dengan mimik wajah sombong.

Sabar Aubrey

"Kenapa? Gak terima? Sini dong bales" ujar Sania menantang.

Aubrey menghela nafas. "Gue lagi baik, makanya gue males ladenin orang gila" ujar Aubrey santai sambil sesekali merapih kan meja.

"Maksud lo?! Gue orang gila?!" ujar Sania kesal dengan lancang gadis itu menarik tangan Aubrey hingga Aubrey menghadap dirinya.

Dengan santai, Aubrey mengambil  handsanitizer di dalam saku milik nya, lalu mulai menyemprot di area tangan yang di sentuh oleh Sania.

"Tck, kayanya habis ini gue harus mandi pake kembang tujuh rupa" ujar Aubrey yang masih menyemprotkan handsanitizer itu.

"Bangsat lo, lo kira gue kuman hah?! Dasar jal-"

Srot
Srot
Srot

"Uhuk uhuk si-sialan l-lo uhuk" dengan tidak berperasaan Aubrey menyemprotkan handsanitizer milik nya ke arah mulut Sania.

"Gue semprotin itu biar mulut lo ga banyak kuman, gimana? Baik kan gue?" ujar Aubrey terus saja menyemprot mulut Sania tanpa henti.

perfect girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang