•tiga belas•

52 4 0
                                    

Eyow balik lagi sama Author😎

gas lah baca

*******

"Aubrey mana?" tanya Nathan ketika melihat Rachel datang.

Cit

Rachel menatap Nathan. "Tuh" tunjuk Rachel menggunakan dagu nya.

"Wuuu lama wuuu" ejek Rachel membuat Aubrey mendengus.

"Lo yang ninggalin gue ya Chel" ujar Aubrey lalu duduk, mereka menyantap masakan Nathan dengan khidmat.

"Rachel ke kamar dulu ya, mau bocan. Capek banget" ucap Rachel di angguki Nathan.

"Besok jalan jalan nya ya" ujar Nathan di angguki Aubrey, Rachel? Sudah pergi dengan mata lima wat.

Aubrey diam, keadaan hening di meja makan menyelimuti malam ini. Hingga suara Nathan memecahkan keheningan.

"Brey? Kamu ga istirahat?" tanya Nathan merapihkan piring-piring di bantu Aubrey.

"Bang..." panggil Aubrey membuat Nathan menoleh, ia mengangkat sebelah alis nya.

"Kita perlu bicara" ujar Aubrey membuat Nathan menghentikan aktifitasnya.

"Bica—"

"Balkon" Aubrey melenggang pergi meninggalkan Nathan yang keheranan.

*****

"Brey" suara bariton itu membuat Aubrey menoleh, disana Nathan berdiri dengan satu tangan di saku.

Aubrey memegang pagar balkon, ia menatap ke arah langit malam yang gelap, Nathan duduk di belakang tubuh Aubrey.

"Dek kena—"

"Langit nya... Cantik ya, bang?" tanya Aubrey menatap ke arah langit yang sudah menggelap.

Nathan menatap punggung Aubrey dari belakang. "Iya.. Cantik" jawab Nathan.

"Abang tahu? Kenapa langit malam, sore sama pagi itu cantik?" tanya Aubrey masih menatap ke arah langit.

Nathan diam tak menjawab. "Karna disana.... Ada mama papah" ujar Aubrey lirih, membuat hati Nathan terhenyak.

"Brey ma—"

"Aku tahu" potong Aubrey.

"Aku tahu mereka udah bahagia disana.... Dan aku seneng, karna mereka bahagia disana" tunjuk Aubrey ke arah langit hitam namun terang karna di sinari oleh rembulan.

"Cahaya itu... Mama dan papah" tunjuk Aubrey tersenyum, Nathan tahu. Adik nya merindukan orang tua nya.

"Iya, itu mama papah. Lagi liatin anak-anaknya yang hebat dan kuat" ujar Nathan menghampiri Aubrey, tangannya terulur mengelus kepala Aubrey, Ia tersenyum.

Aubrey memandang Nathan, matanya memerah. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya, ia tak mau jika Nathan tahu bahwa dirinya menahan tangis.

perfect girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang