16 - CANNOLI

315 40 4
                                    


~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Il Gusto di Napoli menjadi pilihan terbaik yang dimiliki Ava dari semua daftar restoran yang dipunyainya. Selain karena belum pernah mencoba makanan di sana, dia merasa atmosfer tempat tersebut sangat pas untuk acara makan malam keluarga. Maka dia pun memesan meja untuk enam orang. Meski harus kembali ke Bali esok hari, Ava merasa waktu yang dihabiskannya bersama Lyra, Cara, dan juga kedua orang tuanya masih kurang. Setidaknya Cara dan Will akan ikut ke Bali besok meski mereka juga punya jadwal tersendiri.

"Enak juga tempatnya. Pinter kamu milih, Ava."

Ava hanya tersenyum menanggapi pujian yang dilontarkan mamanya. "Sengaja dipilih yang cozy, Ma. Kan emang buat acara keluarga."

"Mama sama Papa seriusan nggak mau ikut aku, Ava, dan Will ke Bali besok? Masih bisa lho aku beliin tiket."

"Dan ninggalin Lyra sendirian?"

"Aku udah gede kali, Pa. Nggak papa juga ditinggalin sendiri, kan akunya juga kerja. Kalau bisa cuti sih pasti udah aku dan Mbak Cara yang ke Bali, bukan Mbak Ava yang harus ke sini," jawab Lyra.

"Mungkin kamu harus cari hari yang pas buat cuti, Dek. Jadi Papa sama Mama bisa ikut lain kali," usul Ava. "Aku kan masih di Bali juga, nggak akan ke mana-mana."

"Iya, nanti pasti dikabarin kok, Mbak. Ini kan karena aku baru pindah kerja aja, makanya belum bisa ambil cuti."

"Susah sekali cari parkir, ya?" ujar Will begitu dia duduk bergabung dengan keluarga iparnya. Logat Inggrisnya memang masih kentara, terlebih dia hanya bicara bahasa Indonesia ketika bersama Lyra, itu pun tidak setiap hari. Sekalipun punya darah Indonesia, Will memang tidak pernah tinggal di Indonesia sejak lahir. "Has anyone order anything?"

Dengan segera Lyra menyerahkan menu ke Will yang duduk di sebelahnya. "Aku lagi bujuk Mama dan Papa supaya ikut kita ke Bali besok, tapi mereka kayaknya nggak mau."

"Ah, that's a shame. Padahal akan seru sekali misalkan kalian ikut."

"Lain kali, Will," balas papa Ava.

Sepuluh menit kemudian, mereka berdiskusi mengenai menu yang ada di restoran sebelum masing-masing menentukan pilihan. Begitu yakin tidak ada yang berubah pikiran, Ava memanggil pramusaji dan memesan makanan serta minuman, memastikan tidak ada kesalahan yang akan muncul saat pesanan disajikan. Tidak ada yang lebih membuat Ava geram selain pesanan yang keliru.

"Ava nanti bisa ngajak jalan-jalan? Atau harus ngantor?"

"Nggak bisa tiap hari nemenin sih, Ma. Lagian Mbak Cara sama Will kan juga perlu waktu buat berdua aja. Aku nggak mau dong ganggu quality time mereka."

"Tapi kita tetep harus ke Metis!" sahut Cara dengan semangat.

"Metis?" tanya Will dengan ekspresi bingung.

Foolish GamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang