"Aca!"Pemuda dengan setelan jas abu-abunya itu tersentak dari tidurnya."Lagi?"tanya Cakra menatap pemuda didepan sana yang kini tengah mengurut batang hidungnya dikursi kebesarannya.
"Gue mimpi,malam itu Aca selamat bang,terus kita hidup bareng setelah itu.Semuanya bahagia"
"Ga,lo bisa ketemu sama Aletha kalo emang keinget Alesya"ia menatap prihatin sahabatnya tersebut.Sudah 10 tahun berlalu,dan Arga masih terpuruk akan kesedihannya.
"Mereka beda,dan gue nggak bisa"
Ceklek
"Mau ketemu Zara??"ajak Vino yang baru saja memasuki ruangan dengan nuansa putih tersebut
"Gue nggak ajak Aletha kalo emang lo masih kurang nyaman"
Arga terdiam sebentar menatap foto Alesya yang setia berada diatas meja kerjanya.
"Oke..."
Vino mengangguk lalu lekas mengetik pesan pada istrinya,Aletha.
Ya,siapa sangka pemuda itu akan meminang gadis yang bahkan dulunya hanya ia anggap sebagai sahabat juga saudara dari sang pujaan hati.
--
Sedangkan berbeda tempat,seorang pria berjas putih itu menatap kosong keluar jendela,dimana banyak pasien yang berjemur di taman rumah sakit,salah satunya papanya sendiri.
Kepergian adiknya banyak mengubah keadaan,bahkan semuanya terasa hancur sekarang bagi dokter muda tersebut.
Ia menghela nafas berat lalu beralih keluar ruangan dan melangkahkan kakinya kearah taman rumah sakit.
"Pa"panggilnya sesampainya di belakang seorang pria dengan rambut memutihnya.
Pria itu menoleh kebelakang lalu tersenyum menyambut putra sulungnya yang berjalan mendekat.
Nathan mendudukan diri disamping sang papa,tak sengaja matanya mengarah pada boneka kelinci yang selama ini menemani sang papa.
"Nathan,lihat!Alesya sangat cantikkan?putri kesayangan papa baru saja mendapatkan mahkota dari suster,ya?"
Suster yang awalnya menemani sang papa untuk sarapan itu hanya tersenyum,lalu undur diri karna tugasnya sudah selesai.
"Apa Aletha belum pulang sekolah?"
Nathan tersenyum,lalu mengusap bahu papanya tersebut.
"Sudah 10 tahun berlalu pa,Aletha udah lulus dan punya keluarga sendiri.Papa inget Zara anak Aletha dan Vino?"
"Oh?kenapa papa bisa lupa?haha...sudah tua papa ternyata.Lalu,kapan putri kecil papa ini menikah juga hm?"lanjut sang papa mengangkat boneka kelinci dalam gendongannya tersebut lalu menimang-nimang penuh kehati-hatian.
"Jangan menikah dulu,papa masih belum mau kehilangan Alesya,ya sayang?"
Nathan menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya seraya mengusap air matanya yang dengan lancang menetes begitu saja.
--
"Udah sore,kak Vino pasti setelah ini pulang"seorang wanita berumur 27 tahun dengan dress hitamnya itu segera meraih tasnya lalu keluar kamar.
Menuruni tangga sedikit cepat lalu menghampiri sang putri yang tengah bermain dengan kucing kesayangannya.
"Sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESYA
Teen FictionCompleted✔️ Aletha dan Alesya itu sama tapi kenapa jalan mereka berbeda.Aletha dengan hidupnya yang penuh warna dan Alesya yang hidupnya hanya dikelilingi abu-abu yang tak berkesudahan atau malah akan semakin menggelap seiring berjalannya waktu? {Wa...