Part 33

737 81 4
                                    

Ceklek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek

"Arga?"ujar Aletha saat tahu Arga lah yang masuk kedalam ruang inapnya.

Dengan perlahan Arga mendekatinya lalu meletakkan sekresek coklat dinakas samping brankar.

Perasaan Aletha semakin tak karuan saat Arga menyodorkan satu jepit rambut berbentuk bintang yang sudah patah.Dan Aletha tahu jelas itu milik siapa.

"Kayaknya gue kurang tegas selama ini"ujar Arga dengan datar.

"Gue nggak ada perasaan lebih sama lo.Gue cuman nganggep lo sebatas temen.Jadi berhenti ngasih gue coklat itu"tambahnya kemudian mengindikan dagu kearah kresek berisi coklat yang ia bawa.

Arga segera membalikan badan setelah meletakkan jepit rambut milik kekasihnya tersebut disamping kresek berisi coklat.

"Satu lagi,selamat atas kesembuhan lo"tutupnya lalu pergi.

Air mata Aletha menetes ketika menatap jepit rambut adiknya tersebut.

"Maaf...maafin gue Sya"isaknya seraya memeluk jepit rambut tersebut.

🦋

"Sudah puas menyiksa cucuku?"tanya Chandra pada Bramantyo yang kini tengah menatap Alesya yang terbaring koma lewat kaca ruangan tersebut.

Iya,Alesya bisa diselamatkan walaupun jantungnya sempat terhenti,keajaiban datang membuat Alesya bisa bernafas kembali.Walaupun berakhir koma seperti ini.

Aletha juga sudah sembuh karna malam itu,opa dan oma terbang ke Indonesia dengan membawa pendonor.

"Cucuku lebih dari kata menderita asal kau tau itu"Bramantyo hanya diam mendengarnya karna dia sadar kesalahannya sudah terlalu banyak.

"Dan dengan gampang kamu siksa dia hanya dengan embel-embel Alesya tidak merasakan sakit yang sama dengan Aletha.Kamu benar-benar ayah yang bodoh Bram"Chandra dengan tajam menatap putranya yang kini tengah menunduk meneteskan air mata.

"Bram minta maaf pa"

"Sudah dimaafkan,tapi untuk memberikan kesempatan yang ketiga kalinya,papa tidak akan memberikannya"

"M-maksud papa?"

"Datang kepengadilan besok"dengan dingin Chandra menyodorkan satu surat dari pengadilan kehadapan Bramantyo.

"Hak asuh milik Alesya akan papa rebut,dan papa pastikan kamu akan kalah banding disana"

"Pa,Bram mohon.."

"Sebanyak apapun kamu memohon,papa tidak akan mengubah keputusan ini.Papa beri kesempatan kalian berdua untuk menjenguk Alesya secara langsung"potong Chandra lalu pergi meninggalkan Bramantyo yang menangis.

ALESYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang