Part 7

482 68 0
                                    


"Huwaaaaa Nino jahat bangeeeet hiks hiks"

"Cup cup cup aduh jangan nangis dong,jelek muka lo".

"Emang kurang ajar si Nino nggak tau diri banget!si Rina juga!kenapa si lo bisa punya sepupu model tikungan kek dia?!"sungut Joya.

"Ya mana gue tau hikss tanya tuh om sama tante kenapa produksinya kek Rina begitu".

"Ya udah si,cuman si Nino juga.Spesies kayak gitu ditangisin"cibir Jean.

"Tapi gue masih sayang plus bucin parah Jeeeeeee huwaaa"

"Jangan nangis lagi,besok mbak traktir dikantin"

"Wah, beneran mbak?!"seru Ayana dengan senyum sumringah lalu tangannya bergerak menghapus kasar pipi basahnya.

"Udah nggak nangis nih,tapi janji ya mbak traktir gue sepuasnya"ucap Ayana dibalas anggukan dari Reina

"Sya?kok dari tadi diem?gapapa?"tanya Joya menatap Alesya yang kini tengah menundukkan kepalanya.

Sontak semua langsung menatap Alesya.

"Sakith mbak"lirih Alesya dengan tangan kanan menggenggam kuat tangan Reina dan tangan kiri meremas perutnya.

"Bentar gue ambilin obatnya"Gia langsung berlari dengan panik menuju kamar Alesya.

"Sya Lo kenapa??"tanya Olif dengan paniknya.

Mereka semua segera mendekati Alesya.

"Ini minum dulu obatnya"Gia membantu Alesya meminum beberapa tablet bewarna putih yang sudah ia ambil.

"Masih sakit?"tanya Reina menundukkan kepalanya berusaha melihat wajah Alesya.

"Mama hiks sakith"

Jika Alesya sudah mengeluh dengan memanggil mamanya,itu berarti bisa dipastikan Alesya sudah sampai pada batasnya menahan rasa sakit itu.

"Kita kerumah sakit sekarang!"putus Reina.

Mereka memapah Alesya untuk berdiri.Tapi belum sampai satu langkah Alesya sudah kehilangan kesadarannya.

Brugh...

"ALESYA"

"Biar gue yang gendong mbak,bantu naikin ke punggung gue cepet!"Alice dengan sigap berjongkok di depan Alesya.



"Sudah berapa kali Daddy bilang?!!!!nggak usah gambar gambar nggak jelas Vin!!!nggak ada gunanya!Daddy nyuruh kamu belajar bukan malah gambar kayak gini"bentak Indra-daddy Vino merobek hasil gambar Vino lalu membuang kasar kelantai putih kamar Vino.

Sedangkan Vino hanya diam menatap kosong pada robekan-robekan kertas tersebut.5 hari dia menggarap gambar itu dan sekarang hanya berakhir menjadi sampah,sama seperti gambar-gambar sebelumnya.

"Pokoknya nggak ada gambar gambar lagi!sampai Daddy nemu gambar nggak jelas itu lagi,Daddy nggak segan segan buat ngirim kamu pergi jauh dari sini!"Tegas daddynya kemudian mengambil semua alat alat gambar yang berada diatas meja belajar Vino

Blam

Vino memejamkan matanya saat mendengar suara keras yang berasal dari pintu kamarnya sendiri.

Setelah Indra membanting pintu kamar nya.Kemudian Indra segera kembali ke rumah sakit.

Vino duduk lemas dilantai dengan satu air mata yang menetes .

"Vino capek dad"lirih Vino kemudian memeluk lututnya.

"Maafin mommy nak,mommy nggak bisa apa-apa"ucap pelan Sinta didepan pintu putranya.

Air matanya menetes melihat putra nya  harus mengubur keinginannya demi keegoisan daddy-nya.

ALESYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang