Part 11

378 71 1
                                    

"Hiks hiks bunda"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks hiks bunda"

Seorang anak kecil laki-laki terduduk ditrotoar yang basah sendirian dengan siku dan lutut yang terluka.

Dia ingin pulang tapi tidak ingat jalan.Dia bukan orang asli daerah tersebut.Niat hati ingin menenangkan diri karena kakeknya baru saja berpulang  ke Rahmatullah,dirinya malah tersesat di tempat yang tidak dia kenal.Sekitarnya pun sepi,tidak tau kenapa tidak ada yang lewat disana.

Pasti sekarang orang tuanya tengah khawatir mencarinya.Anak itu semakin terisak saat otaknya tiba-tiba berfikir bahwa ia akan menjadi gelandangan karena tidak ditemukan oleh keluarganya.

Beberapa saat kemudian dia merasakan ada sebuah tangan yang mendarat tepat dipucuk kepalanya.Apa dia akan diculik lalu dijadikan pengemis?sama seperti film yang 3 hari lalu sempat dia tonton bersama bundanya?

"Hei kamu kenapa?"

Kepalanya mendongak saat suara yang terdengar imut itu memasuki rungunya.Tepat didepannya ada seorang anak kecil perempuan memakai sweater cream yang dipadukan dengan rok kotak-kotak coklat tua diatas lutut,rambut sepunggungnya digerai dengan dihiasi jepit kupu-kupu disebelah kanan.cantik sekali

"Uh siku dan lutut mu beldalah"seru bocah perempuan itu sesaat setelah ia berjongkok didepannya.

"Jangan menangis akan aku obati,ote?"ucapnya seraya menghapus air mata bocah laki-laki tersebut.

Dengan telaten anak perempuan itu memasangkan plester bergambar landak yang baru saja dia beli untuk dikirimkan ke abangnya yang ada di Jakarta, sesekali dia juga meniup luka tersebut.

"Nama kamu siapa?"tanyanya tidak melepas pandangan dari bocah perempuan yang masih berjongkok didepan nya.

"Alesya tapi bang tata seling panggil esya,kalo kamu?"

"Arga"Alesya kecil beroh ria seraya mengangguk.

"Yaudah esya pulang dulu ya"pamit Alesya kecil setelah ia selesai memasang plester tersebut.

"Tunggu"
"A-arga nggak tau jalan pulang"ucap Arga seraya memainkan jari-jarinya gugup.

"Alga bukan olang sini ya?lumah alga dimana?ayo esya antelin"

"Arga nggak inget jalan pulang kerumah kakek"

"Nama Kakek alga siapa?

"Kakek Herman"

"Ooh esya tau lumah kakek Helman,ayo"Arga yang mendengarnya pun tersenyum senang.

Mereka berdua pun berjalan berdampingan menyusuri trotoar yang masi lembab karena hujan.

"Umur esya berapa?"Arga menatap Alesya yang berjalan disampingnya dengan tangan kanan diayunkan membuat kresek putih yang ia bawa ikut terayun.

"Uhmmm"Alesya menghitung dengan jari mungilnya terlebih dahulu sebelum menjawab.
"5 tahun lebih sembilan bulan,kalo Alga?"

ALESYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang