Completed✔️
Aletha dan Alesya itu sama tapi kenapa jalan mereka berbeda.Aletha dengan hidupnya yang penuh warna dan Alesya yang hidupnya hanya dikelilingi abu-abu yang tak berkesudahan atau malah akan semakin menggelap seiring berjalannya waktu?
{Wa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kring(dering telepon)
Alesya dengan perlahan membuka matanya.Hal pertama yang ia rasakan adalah dingin dan perih dibagian dahi juga tangan.
Iya,Alesya masih pada posisi semalam.
Alesya segera meraih ponselnya yang tergeletak ditengah kasur.Sesekali dia meringis saat pusing menghantam kepalanya.
Papa is calling....
📞...
"Assala..."
"Kerumah sekarang!Aletha drop!"
Belum sempat Alesya menjawab,ponsel miliknya sudah menampilkan layar hitam.Pertanda kehabisan baterai.
Alesya dengan segera beranjak dari posisinya,kemudian berjalan sempoyongan kearah kamar mandi.
Ceklek..
Ia menghela nafas saat melihat betapa kacaunya kamar mandinya.
Cermin pecah,ada noda darah di bathup juga lantai.
Alesya segera melangkah masuk,mengabaikan kakinya yang tergores serpihan kaca yang berserakan dilantai.
Byur Byur Byur
Ia mengguyur lantai juga bathup dengan beberapa ember air membuat bekas darah juga serpihan kaca hanyut terbawa air.
Setelah selesai membersihkan kamar mandi,Alesya segera mencuci mukanya juga membersihkan lukanya dengan tergesa-gesa.
Dia baru ingat jarak apartement dengan rumahnya cukup jauh,butuh 45 menit untuk sampai jika tidak macet.
Alesya langsung mengganti pakaiannya dengan atasan army dan celana jeans hitam.
Saat matanya melihat kearah jam dipergelangan tangannya,ternyata sudah pukul 01:56 am.
Segera saja Alesya mengambil hodie juga kunci motornya dilaci.Dia memilih memakai motornya, melupakan sejenak larangan opanya untuk membawa motor.Larut malam begini mustahil ada transportasi umum yang masih berlalu lalang.
Dengan kecepatan tinggi Alesya membelah jalanan yang sudah sepi.Sesekali Alesya meringis saat dinginnya angin malam menusuk kulitnya apalagi mengenai lukanya yang tidak terbungkus apapun.
☆
Ceklek...
Alesya membuka pintu kamar Aletha dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal.
Hatinya mencelos saat melihat Aletha terbaring lemah dikasurnya dengan nebulizer yang terpasang dihidungnya.
"Kamu lama sekali!Aletha dari tadi memanggil namamu!"gertak Alena dengan rahang mengeras.
