Part 5

609 85 6
                                    

Happy reading guys 💜



"Kemana aja kalian?!tugas kalian itu cuman jagain Aletha!apa susahnya ha?!!!"bentak Bramantyo pada kedua anaknya tersebut.

Sesuai yang dikatakan Bramantyo saat dirumah sakit tadi.Sekarang Alesya dan Nathan sedang berada di kantor papanya,lebih tepatnya diruangan pribadi Bramantyo.

"Nggak berguna"desis Bramantyo sembari menatap nyalang Nathan dan Alesya.

"Maaf pa"ucap Nathan dengan menundukan kepala.

Bugh

Alesya terkesiap saat melihat kepalan tangan papanya mendarat dipipi Nathan.

"Maaf kamu nggak bisa ngembaliin keadaan"tekan Bramantyo.

"Papa udah bilang,nggak usah ikut ikutan bimbingan ujian nggak penting ituu!belajar dirumah!fokus jaga Aletha adik kamu!!!".

"Maaf pa,Nathan cuman pengen lulus dengan nilai yang memuaskan.Itu juga wajib diikuti disekolah"lirih Nathan dengan masih menundukan kepala.

"Berani ngebantah kamu?!!!mulai besok papa bakal bilang ke pihak sekolah kalo kamu nggak butuh bimbingan nggak berguna itu"bentak Bramantyo.

Oh ya!santai saja tidak ada karyawan yang bisa mendengar teriakan dari Bramantyo karena ruangan nya kedap suara,jadi tentu saja citra seorang Bramantyo Chandrawinata tetap terjaga keharumannya.

"Pa"

Bramantyo mengalihkan pandangannya kearah Alesya yang membuka suara beberapa detik yang lalu.

"Ijinin bang Nathan ikut bimbingan juga les pa,biar Alesya yang jaga Aletha"

"Sok sokan mau jaga Aletha sendiri.Baru dua hari kamu disini dan Aletha langsung kambuh.Emang nggak ada gunanya kamu balik lagi kesini!

-kalau bukan karna Aletha yang minta,nggak akan papa minta kamu buat balik.Ternyata kamu nggak berubah ya,tetep pembawa sial!"

"Pa"sela Nathan agar papanya itu tidak melanjutkan perkataannya.

Alesya terdiam mendengar pernyataan kasar dari papanya barusan.

"Soal jantung Aletha,itu bisa kambuh walaupun kita menjaga seberapa ketat apapun pa.Papa nggak bisa nyalahin bang Nathan.Yang harus dilakuin itu operasi"jelas Alesya mencoba melupakan semua perkataan yang papanya berikan beberapa saat tadi.

Plak..

Sreet..(Bramantyo menarik keras rambut Alesya)

"Tanpa kamu jelasin papa juga ngerti!Jangan sok pinter kamu!anak bodoh kaya kamu itu nggak tau apa-apa.Papa udah nyiapin pendonornya tinggal nunggu dia siap"tekan Bramantyo.

"Pa tolong lepasin Alesya"mohon Nathan mencoba melepaskan tangan Bramantyo yang masih setia menarik rambut adiknya.

Alesya hanya mengerutkan dahinya walaupun bisa diakui apa yang dilakukan papanya sangat sakit.

Tapi tak apa,Alesya sudah biasa dengan hal seperti ini dikorea dulu.

"Pergi kalian"usir Bramantyo seusai melepas tangannya dari rambut Alesya.

"Assalamualaikum pa"




Nathan sedang memperhatikan adiknya yang kini tengah berada didepan gerobak penjual es campur.

Setelah mereka keluar dari kantor tadi,Alesya meminta untuk singgah ditaman yang berada cukup dekat dari kantor Bramantyo.

Nathan masih mengingat apa yang papanya katakan tadi,apakah dia memang harus berhenti meraih cita citanya bahkan sebelum dia sempat berjuang?juga umpatan papanya yang pasti menyaki-

ALESYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang