Brak
Brak
Brak"Sejak kapan kamu jadi pembangkang Nathananda Bramantyo?!"bentak Bramantyo setelah membanting kasar tumpukan buku kedokteran milik putra sulungnya tersebut.
"Maaf pa"lirih Nathan seraya menunduk.
"Pa.."
"Diam kamu!"potong Bramantyo membuat istrinya bungkam.
"Selama ini kamu hidup dengan uang papa!beraninya ngelawan keputusan papa!!!"teriaknya lagi.
"Nathan bener-bener pengen jadi dokter pa"
"Halah!biar apa jadi dokter?!nolong orang lain?!itu nggak akan ngasilin apa-apa buat hidup kamu Nathan!!"
"Seenggaknya Nathan bisa bantu orang lain"
"Bantu?!kamu mau bantu orang lain sedangkan hidup kamu masih bergantung sama papa?!"
"Omong kosong macam apa ini!"
Dengan marah Bramantyo mengambil semua buku tersebut kemudian membuangnya ke bak sampah.
Ia mengeluarkan korek dari sakunya kemudian membakar buku tersebut.
"Papa,tolong jangan hiks"mohon Nathan.
Hap
Bramantyo mencekal tangan Nathan yang hendak mengambil buku yang sudah mulai terbakar tersebut.
"Angkat kaki dari rumah!papa nggak pernah punya anak pembangkang kayak kamu!"titahnya tegas
"Pa,Nathan anak kamu!"ujar Alena yang sedari tadi diam.
"Kemasi semua barang-barang kamu!papa pulang nanti,kamu harus udah pergi!"kata Bramantyo dengan dingin.
Nathan terdiam mendengarnya,namun kemudian mengangguk pelan dengan mata menatap kosong kobaran api didalam bak sampah tersebut.
"Nathan akan buktiin kalau dokter lebih dari kata berguna untuk kehidupan orang pa"lirihnya kemudian berbalik.
Namun langkah kakinya tertahan saat melihat Alesya berdiri didepan pintu ruangan milik Bramantyo.
Nathan berjalan menghampiri adik bungsunya tersebut seraya mencoba tersenyum.
"Kenapa kesini?"tanya Nathan dengan suara tercekat.
"Boleh tolong tunggu Sasya dibasement?"Nathan tersenyum mendengarnya kemudian mengangguk.
Ceklek
Setelah Alesya menutup pintu ruangan tersebut ia segera menghampiri papa dan mamanya yang masih berdiri disamping bak sampah.
"Akhirnya kamu datang"ujar Bramantyo tersenyum miring.
"Duduk!"ujar Alena dingin dengan mengindikan dagunya kearah sofa.
Tak
"Tanda tangani!"titah papa Alesya setelah meletakkan sehelai kertas juga pena didepan Alesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESYA
Teen FictionCompleted✔️ Aletha dan Alesya itu sama tapi kenapa jalan mereka berbeda.Aletha dengan hidupnya yang penuh warna dan Alesya yang hidupnya hanya dikelilingi abu-abu yang tak berkesudahan atau malah akan semakin menggelap seiring berjalannya waktu? {Wa...