15+ bijaklah memilih bacaan ya, dear...
Mimpi buruk Lalisa Seo menjadi kenyataan saat pewaris utama SeoSan Company yang serakah diam-diam menjualnya pada seorang mafia besar dari Hongkong untuk mempertahankan perusahaan mendiang ayah angkatnya yang...
"Aku tidak suka kau memanggil laki-laki lain dengan sebutan oppa. Jadi, hukuman apa yang cocok untuk Yoon Sanha?!" . . . Aku terbelalak. Sontak, aku mendorong kepala Lucas, lalu beranjak menjauhinya. Pipiku seperti dialiri lahar panas.
"Dan, apa-apaan kau mau menghukum Sanha. Apa salah dia?!" Aku menunjuk Sanha yang berdiri tak jauh dari kami. Wajahnya sepucat mayat hidup. "Oh, tunggu. Sanha, apa arti kata oppa?!"
"Eh, itu...panggilan untuk kakak laki-laki yang lebih tua." Jawab Sanha takut-takut.
"Dengar?!" Seruku kesal. "Jangan asal menghukum orang begitu!"
Lucas tertawa. Ia meraih kepalaku dan mendaratkan sebuah kecupan ringan di bibirku. Membuatku semakin naik pitam.
"LUCAS!"
"Wo ai ni, Lisa." Bisik Lucas. "Saranghae..."
"Aku marah padamu. Jangan dekat-dekat denganku!" Ketusku. Meski aku pura-pura marah, aku tak bisa menutupi rona merah yang menjalar di pipiku.
Lucas mengusak rambutku seraya terkekeh pelan. "Aku hanya bercanda, nae sarang. Sanha, temani Lisa."
Sanha mengangguk pelan. "Baik, Ketua."
Aku mengamati punggung Lucas yang semakin menjauhiku. Jantungku berdebar keras. Tanganku terulur hendak menahannya. Namun, gengsiku yang tinggi lebih memilih untuk diam.
"Uncle Lucas!" Seruku saat Lucas sampai di depan pintu yang di bukakan oleh pengawalnya.
Lucas berbalik. Menatapku heran.
"Lo...love you too."
Lucas tersenyum lebar. Menepuk dadanya pelan sambil sedikit terhuyung. Hendery sigap menahan punggungnya dengan raut terkejut. Mungkin, selama hidupnya ia tidak pernah melihat bossnya seperti ini.
Aku menunduk, menutup mulutku dengan tangan. Menahan tawa geli hingga membuat perutku sakit. Hatiku menjerit. Antara bahagia dan malu. Dasar Lucas!
🏍🏍🏍
Puas mengitari taman bunga yang luas, aku mengajak Sanha untuk melihat motor yang pernah Lucas berikan padaku.
Aku berseru takjub saat mengelus body motor sport hitam yang mengkilat itu. Seumur hidupku, aku belum pernah mengendarai motor sendiri. Bagaimana rasanya, ya?!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
