-1. the wedding

3.9K 289 11
                                    

Setelah acara resepsi selesai, kini kedua mempelai telah kembali pada wedding hall dengan pakaian after party bernuansakan putih yang desainnya sudah mulai melenceng dari kata formal, meski Januar tetap mengenakan satu set tuxedonya.

Sedang Zurielle, ia mengenakan kemeja berbahan sifon yang ukurannya lebih besar dari badannya. Pun dua kancing teratas dari pakaiannya tidak dikancingkan, memamerkan bagaimana kulit porselen itu dihiasi dengan kalung mutiara mahal. Juga celana high-waist yang membentuk pinggangnya dengan apik, orang-orang memang mengakui putra tunggal Salim tersebut berperawakan sempurna.

Baik dia dan Zurielle kini berpisah satu sama lain, sibuk dengan tamu masing-masing—setidaknya untuk Januar. Meski kini ia tengah bercengkrama dengan kawan-kawannya sembari meminum sampanye, dari ekor matanya Januar bisa melihat bagaimana omega tersebut menghabiskan waktu lebih banyak dengan sang ayah.

"Ini baru pertama kalinya gue liat Zurielle Salim—one that was rumored as Salim's next heir."

Januar menoleh kepada Jonathan yang habis berucap demikian. Berita tentang omega tersebut nyaris tak pernah mereka dengar kecuali beberapa mengenai penerus keluarga Salim, itu pun sudah lama sekali. Omega yang rambutnya nampak mulai memanjang tersebut masih bercengkerama dengan ayahnya. Selama mata memandang, Januar belum lihat ada orang-orang lain yang datang kepada Zurielle selain dari keluarganya.

"Is he some sort of a sociopath? No one has approached him but his father." Yang lainnya menyahut, entah siapa. Januar tidak begitu kenal dengan anak-anak dari kolega ayahnya yang menjadi teman Jonathan.

Sehingga ketika Januar menoleh pada asal suara, wanita tersebut langsung membungkam rapat bibirnya. Sadar jikalau Januari Raharja Moeis kini sudah menjadi suami dari Zurielle Abelvan Salim.

"Nah, you don't talk behind someone's back on their wedding." Jonathan segera menengahi sebelum Januar mengangkat suara.

Karena sebetulnya, Januar pun turut penasaran dengan lelaki yang kini menjadi pasangannya. Tak pernah Januar dengar teman-teman Jonathan tampak berseru seolah mengenal orang-orang yang menyapa Zurielle (karena memang tak ada yang betul-betul mendatangi omega tersebut). Sebab jika dilogikakan, lingkar pertemanan seorang anak konglomerat tak mungkin jauh-jauh.

Tapi Zurielle ini, benar-benar tak tersentuh.

Setidaknya itu yang ada di pikiran Januar, hingga seorang pria datang dengan kemeja yang lengannya sudah dilipat hingga kedua siku, membawa sebuah kotak cincin—yang Januar asumsikan—dan menyerahkannya kepada si omega. Ah, jangan lupakan sebuah paperbag tanpa merek yang ditenteng pria itu. 

"You guys talking 'bout Zurielle being a sociopath or some sort of anti-social yet he's pulling out Mikaiah." Pria yang lain menyeletuk. Di mana buat Januar tanpa sengaja turut menyimak meski matanya mengikuti pergerakan si omega dengan pria yang namanya disebut-sebut 'Mikaiah' oleh teman Jonathan.

"Mikaiah?"

"Iya, anak politikus terkenal, and his grandfather was a president. Dia kerja di kantor bokap gue jadi government relations staff. Kurang tau dia bakalan masuk politik juga kayak keluarganya yang lain atau nggak." Pria yang sama—Deva—menjawab.

Namun dari jarak bermeter-meter dari Zurielle dan Mikaiah, Januar sadar kalau dua orang tersebut tak tampak dekat. Tensi salah satu di antara keduanya meninggi; dan itu Zurielle. Terpancar jelas dari raut wajah si omega ketidaksukaannya terhadap Mikaiah.

Zurielle membuka kotak berlapis beludru merah tersebut. Rahangnya mengetat—tak pernah memabayangkan orang tak diundang ini datang di acara pernikahannya. Kendati demikian, dia tak punya kuasa untuk mengusir pria di hadapannya. Mikaiah ialah anak dari seorang yang berpengaruh di negeri ini, orang-orang tahu akan eksistensinya. Tak mungkin Zurielle harus mengusir lelaki ini dan mengorbankan harga dirinya di hadapan orang-orang.

to my twenties, jaejenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang