4. fast engines and sanity

2.2K 233 24
                                    

Yang pertama kali merasuki penciuman Januar ketika tungkainya memasuki unit apartemen mewah yang dibeli sebelum hari pernikahannya dengan Zurielle ialah, aroma bawang-bawangan yang tengah ditumis. Hidungnya yang lelah sebab berjam-jam berada dalam ruang kerja beraroma monoton seperti dibelai dengan aroma masakan yang semerbak.

Benar saja, ketika langkahnya membawa tubuh bongsor tersebut masuk lebih dalam, yang Januar temukan ialah, punggung kurus Zurielle yang membelakanginya. Dapat Januar lihat ada pasta yang tengah direbus oleh sang empu.

"Pasta?" Januar berujar. Membuat omega yang sibuk menggumamkan nada lagu abstrak spontan menoleh.

"Aglio e olio sama seafood platter, there's no turning back if you hate these foods" Zurielle meminggirkan tubuhnya, memberikan akses kepada Januar untuk melihat-lihat masakannya yang tengah berada di atas mata api.

Januar tak menjawab, melainkan ia segera berlalu dari sana tanpa suara. Menyisakan Zurielle yang mencibir laki-laki yang ia juluki sok keren itu.

Sekitar 10 menit setelahnya, Januar kembali ke dapur berpakaian rumahan dengan aroma mint khas shampoo yang digunakan pria itu. Meski tanpa suara, Zurielle tahu pria itu ada di belakangnya saat ini. Terbukti dengan tetesan air sisa keramas Januar yang jatuh di kepalanya.

"Let me help," Januar mengambil alih spatula masak ketika Zurielle sibuk memotong tomat ceri untuk pastanya.

"Ini pastanya ditiriskan kalau sudah matang, 'kan?" Januar bersuara kembali.

"Mm-hm, emang kamu tau tanda kalo dia mateng?" tanya Zurielle skeptis.

"I spent nearly 9 years in America back then. I did the cooks all by myself. Masalah pasta al dente, easy." Januar menjelaskan. Lantas dia memutar knop kompor gas tersebut ketika pasta berjeniskan spaghetti sudah dirasa masak dengan baik.

"Then do the cook, Jan." Zurielle kini berdiri di samping Januar, menyalakan kompor, dan meletakkan teflon yang akan digunakannya untuk membumbui pasta.

"Kamu yang meeting sama direksi kalau begitu." Januar balik membalas dan dihadiahi dengan decihan samar yang masih dapat didengarnya

Lantas ketika aglio e olio yang keduanya buat telah matang, Zurielle pergi terlebih dahulu dari dapur. Meletakkan apronnya sembarang di meja pantry, lantas menyuruh Januar untuk menyajikan makanan tersebut dalam piring yang telah disiapkan oleh Zurielle sebelumnya.

"Tolong sounding ke tiap divisi, saya mau reporting udah pada selesai jam makan siang besok."

Dari arah dapur, samar-samar Zurielle dengar suara berat alpha tersebut yang nampaknya tengah berkomunikasi dengan seseorang melalui ponsel pintar yang Zurielle perkirakan adalah sekertarisnya. Sembari menjepit ponselnya di antara telinga dan bahu, Januar membawa semangkok besar spaghetti aglio e olio yang tadi mereka buat, dan sebuah iron pan panas yang berisikan seafood platter.

"Nggak jadi, saya butuh lebih cepat hasil reporting mereka, Bima." Pria itu lantas meletakkan kedua makanan yang ia bawa di meja, dan kembali ke dapur untuk mengambil beberapa pelengkap makanan yang tertinggal.

"Untuk report penggajian, langsung kamu approve saja Bima. Saya gak ada waktu buat review lagi."

Setelahnya, Januar memutuskan sambungan teleponnya dengan Bima, dan menaburkan bubuk cabai kasar pada pastanya. Mereka senang dengan makanan pedas, omong-omong. Hanya saja Zurielle tidak seperti Januar yang mau makanannya selalu dibumbui dengan cabai dan lada yang berlebihan.

to my twenties, jaejenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang