5. sort of a way to have a talk

1.9K 211 20
                                    

Ponsel genggam yang kini dalam pelukan jemari-jemari lentik omega Salim tersebut ditatapnya lamat-lamat oleh sang pemilik. Membaca deretan kalimat dalam surel yang terkirim kepadanya. 

Zurielle mendesis kemudian memasukkan ponselnya ke dalam mode tak berdaya, tak dapat dihubungi. Alis tebal sang Alpha terangkat.

Selepas pertemuan Zurielle dengan kepala panas bersama HQ Mercedes AMG Petronas nyaris pukul dua malam waktu Jakarta tadi, tak ada aura-aura bersahabat yang dikuarkan oleh sang omega. Feromon vanilla berlapiskan caramel manis si omega terasa pahit.

Januar sadar kalau meeting tengah malam Zurielle benar-benar menghancurkan segala perasaan baik Zurielle di hari ini. Namun hal menjengkelkan apa lagi yang terjadi kepada sang omega sampai kini meneguk rakus jus apel kemasan langsung dari kartonnya?

"Anything bad happened related to your job?"

Hanya begitu kalimat dari Januar, sukses buat yang lebih muda melayangkan lirikan sinisnya sebelum gumaman kesal dari belah pualam si manis. Omega itu hanya mengaduk-aduk nasi goreng sederhana yang Januar buat kali ini. Sesederhana sebab ia tak punya waktu lagi akibat kelelahan selepas meeting panjang dengan direksi dan engineer lainnya.

"FIA sialan!" maki Zurielle. Tangannya menggenggam sendok lebih erat.

Januar menggeleng kecil dengan kekehan sebelum menunduk untuk kembali sibuk dengan makanan di piringnya. Hanya nasi goreng yang dimasak sederhana a la chinese style dengan tumis buncis yang dibumbui ala kadarnya.

Mungkin kalau Zurielle yang memasak, menu kali ini lain cerita. Kemungkinan besar akan menarik menu-menu dari Eropa dan Jepang. Kontras berbeda dengan Januar yang senang makanannya yang khas rempah Indonesia serta chinese akibat keluarganya.

"FIA kenapa lagi?" Januar bertanya tenang. Dengan lihai tangannya menyumpit beberapa potong buncis untuk diletakkan di piring porselennya.

"Inovasi tuh gak ada yang gak di-banned sama mereka. Mikirnya cuan aja. Esensi F1 sebagai balapan yang nge-push inovasi teknologi ilang udah." Zurielle mendengus. Walau sebetulnya pria muda ini juga hiperbola, sih.

FIA tidak benar-benar melarang inovasi. Tim-tim di ajang Formula One memang sangat gesit dan lihai dalam usaha mereka berusaha mencari dan membuat inovasi terbaru yang bisa meningkatkan performa mobil. Ya, walaupun kalimat Zurielle sebetulnya juga tidak sepenuhnya salah.

Si manis menelan suapan terakhirnya kasar, kemudian diam tergugu menatap dalam Januar yang nampaknya belum selesai dengan sesi sarapannya. Angannya jatuh pada salah kalimat yang ditujukan kepadanya oleh seorang petinggi yang dikenalnya.

"Any other thing you want to say?"

Terkesiap, Zurielle langsung menatap Januar yang dikiranya masih menunduk pada sepiring nasi goreng yang rupanya telah tandas jua. Oh, dia tidak sadar. Pikirannya melalang buana jauh sekali.

Meneguk salivanya, iris cokelatnya menatap ragu Januar yang sudah menyatukan kedua tangan di atas meja, menatapnya dalam.

"Meeting tadi malam gak hanya membahas masalah design exploitation, senior aerodynamicist-ku mau ngasih recommendation letter buat aku lanjut master degree."

Menganggukkan kepala sebagai respon Januar lakukan. Dari klausa-klausa yang sudah diutarakan, si alpha tahu apa yang hendak diucapkan Zurielle kali ini. Menghindari salah ucap, Januar meneguk air di gelasnya kemudian meraih jas yang diletaknya pada punggung kursi di sisian tempat duduknya. 

"Walaupun program kuliahnya at distance, tetep aja aku harus masuk kampus buat beberapa semester. Belum lagi aku juga pasti sibuk kerja, mungkin dalam setahun aku gak akan balik Indo." Zurielle turut bangkit ketika lelaki yang satunya sudah lebih dahulu bangun dari duduknya. 

to my twenties, jaejenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang