Menghabiskan malam bersama dalam satu ruang dan kasur sebetulnya bukanlah hal yang baru bagi pasangan yang telah jalani setahun umur pernikahan itu. Ketika bermalam di rumah keluarga Januar atau pihak Zurielle, hingga semalam bersama untuk bantu si omega melewati siklus heat-nya dengan bantuan jari sudah mereka lakukan. Mereka sudah tidak asing dengan presensi satu sama lain dalam satu ruangan yang sama.
Namun terbangun untuk menemukan suami omeganya yang sudah duduk menghadap laptop-nya dengan tes simulasi aerodinamika terhadap mobol balap yang akan dilombakan pada musim tahun ini buatnya tertegun.
Januar tidak pernah tahu kalau Zurielle terkadang sceptical dan pesimimis terhadap dirinya. Ini bukan pertama kalinya sang alpha menemukan Zurielle yang sibuk pandangi tampilan pekerjaan yang sama dan berkutat dengan berbagai grafik di laptop.
"Aduh, udah nggak bisa. Pre-season testing tinggal minggu depan. Tapi alternative design-nya baru di-accept kemarin. Lagian udah car reveal juga." Zurielle tampak menggaruk kepalanya. Tangannya memegang ponsel untuk diarahkan pada telinga.
"Nggak, kemungkinan besar cuma dipakai buat upgrade di season ini. Gak bakalan bisa dijadiin fixed design untuk season depan."
Januar diam-diam merekam segala ucapan sang omega di kepalanya. Ada nada sedih dari segala perkataannya yang buat si kepala keluarga kembali renungkan segala opini dan pemikirannya.
"Sayang banget gak sih, Kai?" lirihnya dengan nada sedih yang sarat didengar oleh telinga. "I've spent the entire year, bela-belain buat pulang telat to work my ass off in the office. Nyambi kerjain design yang dimau sama team lead dan ngerjain design-ku sendiri, yang mana itu brainstorm berbulan-bulan lamanya-ah, udahlah." Setelah panjang lebar mulutnya komat-kamit, tubuh kecil itu dihentakkan pemiliknya kepada punggung kursi belajar. Kakinya terayun lesu.
"That's why gue seneng banget setelah ditawarin recommendation letter buat lanjut Master Degree. Simply biar orang-orang yang kurang percaya dengan design gue hanya karena alasan 'masih kurang pengalaman' di aerodynamics at least bisa diem." Pandangan si omega mengawang-awang di langit-langit kamar. Dia sibuk rangkaikan berbagai kemungkinan di sana. Mengenai karir dan masa depan, semuanya berkabut di kepalanya.
Setelah terdiam beberapa saat mendengar balasan dari seberang, si omega kemudian bersuara kembali. "Oh, okay then. Sorry for bothering, ya. Selamat shooting film barunya, send me your location aja. Nanti mau gue kirim coffee truck."
Kemudian, telepon terputus meninggalkan si omega yang tatapi ponselnya lamat-lamat. Dia masih terdiam meski sudah sibuk pada layar laptop di hadapannya, walaupun pandangannya terhadap kurva-kurva grafik yang tergambar di sana yak begitu berarti.
"Elle—" Omega itu tersentak, langsung menoleh kepada Januar yang masih bersandar pada headboard kasur.
"You've woken up?" Zurielle melirik si alpha yang telah tanggal atasannya, menyisakan celana training yang tutupi bagian tubuh bawahnya.
Tak ada maksud sebetulnya Januar untuk tidur tanpa secarik kain pada torsonya. Namun pemadaman listrik bergilir yang entah sebab apa, mau tidak mau membuatnya tanggalkan pakaian tersebut. Panas, katanya.
Lelaki tersebut bangkit dari posisinya. Mengambil sepotong kaosnya yang semalam dilempar asal sebab kepanasan di tengah malam. Memakainya dengan asal, tak tahu saja kalau pergerakannya ditatap penuh oleh si omega.
Sial, jantan sekali.
Zurielle meneguk salivanya tanpa sadar. Menatap lelaki yang bergerak mendekat kepadanya. Januar yang tadinya berjarak beberapa meter dari posisinya sekarang, sudah berdiri menjulang di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
to my twenties, jaejen
Fanfiction"𝘈 𝘭𝘰𝘵 𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨𝘴 𝘪𝘯𝘥𝘦𝘦𝘥 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘦𝘯 𝘪𝘯 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘪𝘦𝘴, 𝘢𝘯𝘺 𝘸𝘰𝘳𝘥𝘴 𝘡𝘶𝘳𝘪𝘦𝘭𝘭𝘦?" -- Bagi para borjuis, mengokohkan kekayaan dan menjaganya agar terus berkembang hingga ke generasi yang akan datang ialah apa yang...