16. old stitches never heal

1.5K 170 31
                                    

Di akhir pekan ini, Zurielle tak terbiasa untuk menghabiskan waktunya berduduk santai di salah satu café ternama yang ramai. Kalau ditanya, Zurielle lebih memilih untuk berdiam di rumah, menonton serial horror kesukaannya atau apapun yang ada di televisi serta membersihkan seluruh penjuru apartemen daripada menginjakkan kaki keluar teritorialnya.

"It's been a long time, isn't it?"

Suara itu sudah lama sekali sejak terakhir kali didengarnya. Buat si omega mengerjapkan matanya beberapa kali menatapi figur perempuan yang dikenalnya. Terlihat jauh lebih dewasa sejak terakhir kali mereka bertemu sapa. Rahangnya jauh lebih tegas dengan aura dominasi yang mebumbung tinggi.

Wanita yang berdarah Tionghoa tersebut memulai lebih dulu. Katarina Yue namanya. Namun lebih sering disapa sebagai Kath. Kedua alpha-omega tersebut kini duduk di sebuah gerai café terkenal di Plaza Indonesia.

"It is." singkat Zurielle. Meski tak satu kampus, Zurielle kenal dengan alpha ini. Katarina ini dahulu merupakan mahasiswi hubungan internasional UI tahun 2015, seangkatan dengannya meski ia tak berkuliah di Indonesia.

"How's your business? Gue dengar lo buka usaha eco-friendly gitu ya di Jakarta?" Zurielle melepaskan jaket kulit yang membungkus tubuhnya. Diletakkannya jaket tersebut di kursi sebelahnya sebelum mengambil potongan kecil dari dessert yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk apel.

Katarina mengangguk, "Tahun segini ternyata antusias orang-orang buat pakai barang-barang ramah lingkungan melonjak juga." Alpha keturunan Tionghoa tersebut tersenyum, "Lo sendiri?"

Zurielle mengendikkan bahu, "As you can see. Kalo sibuk ya sibuk banget, kalo free malah kayak pengangguran."

Lantas hening menyergap. Tak ada percakapan hingga beberapa waktu setelahnya. Entah sebab keduanya terlalu canggung, atau apa yang ada di kepala enggan dikeluarkan.

"Ternyata kita survived juga ya, Elle. Kita masih hidup sampai sekarang." Katarina melirih tatkala matanya menatap figur yang kini tubuhnya jauh lebih firm dari saat terkahir pertemuan mereka. Yang buat Zurielle mendongak menatap omega yang beberapa hari lebih tua darinya.

"I am more surprised knowing the fact that I'm still here, existing." Zurielle membalas.

"Kamu tahu kabar terakhir Alani, kan?" Zurielle menipiskan bibirnya. Dia menatap perempuan yang tertengun setelah mendengarnya sebelum menganggukkan kepalanya pelan. Duka segera menyelinap di relung diri.

"Udah, I went to her funeral." Katarina tersenyum tipis, meringis pelan kala mengingat ruang pertemanan mereka yang menyempit-satu persatu pergi meninggalkan lantaran mereka yang tersisa terasa begitu asing. "Only the few of us remain. Aku, kamu, dan dia. I really hope we can get along like we used to, unit 404."

"Kita berdua masih bisa duduk dan main bareng, you know." Zurielle menjawab. Intonasinya sama datar, buat Katarina terkekeh pelan. Mulutnya mungkin berucap demikian, namun perilakunya-Katarina sadar betul bagaimana Zurielle menciptakan tembok tinggi untuk semua orang yang berusaha mendekatinya kembali, he's untouchable.

"Udah dengar tentang RUU Cipta Kerja di media sosial?" Katarina membuka topik baru. Ini isu-isu yang sering mereka bahas saat berkumpul bersama, apa lagi ketika Zurielle pulang berlibur di sela-sela libur semesternya.

Tak ingin mematikan pembicaraan dengan kasar, lantaran membenci topik yang sang wanita bawa, Zurielle menggeleng. "Udah nggak update masalah ginian."

Katarina tersenyum miris, menyangkan omega penuh semangat dahulu yang ia kenal. "Intinya rumusan UU ini dikecam karena dianggap ngambil hak-hak pekerja dan menguntungkan pengusaha-pengusaha. Terus, kalo lo inget juga, sebenernya ini rumusan yang sama dengan yang kita tolak 6 tahun lalu. Poin-poinnya juga sama, UMSK dicabut dan lain sebagainya."

to my twenties, jaejenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang