Tangan menyelusup masuk ke dalam saku celana, lelaki itu memperhatikan gerak-gerik pegawai toko yang membawa boks-boks berupa belanjaan alat perdapuran Zurielle dengan kedua irisnya. Wajahnya menoleh sejenak untuk melirik bagaimana belanjaan tersebut mulai memenuhi area front kitchen di apartemen mereka. "Ini store dari mana?" tanyanya selepas karton terakhir diletakkan oleh pegawai tersebut.
"Ini dari KitchenAid di Ashta sebelah, Pak." jawab lelaki itu selepas mengusap peluh sebesar biji jagung dari pelipisnya. Si alpha mengangguk paham, kemudian menoleh ketika eksistensi Zurielle sudah ada di sebelahnya. Nampak memegang dompet sembari fokus dengan ponselnya.
"Udah?" Omega itu langsung mendongak dari layar ponselnya. Menatap presensi dua orang tersebut secara bergantian.
Langsung si pegawai mengangguk mantap, "Sudah semua, Pak. Bapak berkenan kalau saya bantu instalasi barang-barangnya?"
Senyumnya mengembang tipis, "Oh, nggak usah, beberapa ada hadiah di situ. Makasih banyak ya, Pak." Zurielle kemudian menyenggol Januar dengan sikunya, mendongak untuk menatap si Aquarius sambil bibirnya mengucap, "Your cash please, aku nggak ada uang" tanpa suara.
Sang dominan mengangguk, tangannya menepuk pundak Zurielle yang tidak bertemu dengan tubuhnya kemudian meninggalkan omega itu. "Mari saya antar keluar," ucapnya seraya berjalan menjauh dari daerah perdapuran.
Si Taurus langsung merendahkan dirinya untuk menatap tumpukan barang di sana, "I thought they won't be this huge." Zurielle menghela napas seraya menatap lemari-lemari yang bertempat di atas kompor, berguna untuk menyimpan barang-barang terkait dapur yang ada di apartemen mereka.
"Hm? Kenapa?" Januar melongok dari balik si marga Salim.
“Aku ternyata beli kebanyakan, nggak sadar.” Zurielle bergumam setelah menggigit pualam miliknya tanpa sadar. Dia bangkit kembali lalu menyilang kedua tangan di depan dada tanpa menoleh pada suaminya.
“Jadi niatnya, ini semua mau kamu apain?” Januar menoleh kepada lelaki di sampingnya. Iris legam pria tersebut menelisik bentuk-bentuk perubahan ekspresi yang dipasang oleh sang omega. Sedang Zurielle nampak tergugu sebelum turut beralih kepada Januar.
“Karena ini semua punya kita, kita masukin di rak, ‘lah.” dengusnya seraya mendudukkan diri di lantai kemudian jemari lentiknya dengan cermat membuka kardus belanjaannya. Iris si omega melebar ketika tangannya sudah menyentuh dari alat-alat yang dia beli.
“No wonder why saya dikasih notice sama pihak bank ada pemindahan dana yang nggak wajar.” Januar turut duduk di samping omega itu, membersihkan sampahnya dan turut memindahkan food processor baru itu agar aman dari kemungkinan tersenggol oleh keduanya.
“Aku baru inget kalo kamu selalu ngasih kartu ke aku.” Tanpa menoleh Zurielle sibuk membaca kertas kecil hasil rekap belanjaannya dari KitchenAid. Mulai dari mixer otomatis, hand mixer, dan hand blender, sampai beberapa kitchenware yang berkaitan dengan panggang memanggang kue. “Jadi aku pakai—lagian untuk kebutuhan rumah juga.” Zurielle melanjutkan.
“Kartu yang saya kasih nggak harus—eh, give me a second.” Januar menginterupsi kalimatnya sendiri ketika getaran di ponselnya mengganggu kegiatan mereka. Lelaki itu melirik sekilas kepada Zurielle yang nampak tak mengacuhkannya
“Iya.” Si Salim menjawab sembari ia bangkit dari posisinya seperti Januar. Langkahnya ia padu untuk menuju ke kamarnya guna mencari ponsel genggam kepemilikannya. Membuat Januar tak lagi berkepentingan untuk mencari tempat menjawab panggilan dari Bima.
“Kenapa, Bim?” sambarnya langsung sambil menatap ke arah jendela besar yang tampilkan padatnya Jakarta dari ketinggiannya.
Dengan saksama ia mendengar asistennya dari seberang sana, tangannya dimasukkan pada saku celana. Gestur yang selalu dilakukannya tanpa sadar ketika pikirannya dipaksa fokus akan suatu hal sembari ia berdiri. Alisnya nampak mengerut ketika Bima menyelesaikan pernyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
to my twenties, jaejen
Fanfic"𝘈 𝘭𝘰𝘵 𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨𝘴 𝘪𝘯𝘥𝘦𝘦𝘥 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘦𝘯 𝘪𝘯 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘪𝘦𝘴, 𝘢𝘯𝘺 𝘸𝘰𝘳𝘥𝘴 𝘡𝘶𝘳𝘪𝘦𝘭𝘭𝘦?" -- Bagi para borjuis, mengokohkan kekayaan dan menjaganya agar terus berkembang hingga ke generasi yang akan datang ialah apa yang...