┌──═━┈━═──┐
Note : Kayaknya aku udah bilang di chapter paling awal, tapi sekali lagi aku ingatkan ya. This story contains triggering contents such as mentioning of death, trauma, anxiety, suicide and et cetera.
Belum akan dikulik secara jelas saat ini, tapi akan dibuka pelan-pelan di chapter selanjutnya. Hence, more spesific trigger warning will be added in a certain chapter.
Thank You.
└──═━┈━═──┘
┌──═━┈━═──┐
You can play the song from multimedia, or just jump out to the playlist for better experience! You may access the playlist by scanning the code or click the link in my bio. Happy reading all!└──═━┈━═──┘
Unit apartemen kecil.Sepanci mie instan.
Tumpukan buku hukum.
Proposal kegiatan kampus.
Dua tangan yang bertaut di bawah meja.
Tawa hangat dari banyaknya pemuda-pemudi di ruang tengah—
—Zurielle mengerjap. Membuka matanya spontan, keluar dari mimpi dengan napasnya yang pendek-pendek. Diraupnya oksigen kelewat rakus, layaknya terkejar dari sesuatu yang mengerikan.
Degup jantungnya tak beraturan, bertalu-talu seakan hendak meledak dalam waktu dekat. Sehingga si omega mengernyit dengan mata terpejam. Berusaha menetralkan detak dalam dadanya serta riuh dalam kepalanya.
Zurielle benci sekali.
Mengusap wajah kasar, ia kemudian menolehkan wajahnya. Menemukan Januar yang tertidur pulas, dengan El yang tidur tengkurap di atas dadanya. Si omega terdiam sebentar, dia tak tahu-menahu akan kejadian yang telah dilewatinya hingga menemukan dua orang tersebut sudah dalam posisi itu di pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
to my twenties, jaejen
Fanfiction"𝘈 𝘭𝘰𝘵 𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨𝘴 𝘪𝘯𝘥𝘦𝘦𝘥 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘦𝘯 𝘪𝘯 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘵𝘸𝘦𝘯𝘵𝘪𝘦𝘴, 𝘢𝘯𝘺 𝘸𝘰𝘳𝘥𝘴 𝘡𝘶𝘳𝘪𝘦𝘭𝘭𝘦?" -- Bagi para borjuis, mengokohkan kekayaan dan menjaganya agar terus berkembang hingga ke generasi yang akan datang ialah apa yang...