29. i'll polish your mirrorball

977 131 13
                                    

Zurielle menggigit kukunya gelisah di posisinya yang kini duduk pada kursi penumpang tepat di samping sahabatnya tatkala menatapi bagaimana ugal-ugalannya Kaisar membawa mobil di tengah jalanan yang entah mengapa cukup luang. Dia kemudian meremas seatbelt yang mendekap tubuhnya.

"Kai, jangan ngaco gini bawa mobilnya." Kesalnya tatkala Honda HRV milik kawannya itu sudah berkali-kali mendahului mobil lain dengan cara yang paling tidak oke menurut Zurielle. Tidak jarang didengarnya decitan melengking kala rem diinjak keras oleh Kaisar.

"Lo takut?" balas lelaki itu tengil sebelum menurunkan kecepatannya saat menyadari Zurielle bisa saja pingsan di tempat kalau ia benar-benar melajutkan gaya berkendaranya yang jelas terlihat seperti orang yang menembak surat izin mengemudi dulu.

"Suami gue nggak pernah bawa mobil kayak gitu," desah Zurielle sebelum pelan-pelan merilekskan tubuhnya saat kendaraan beroda empat itu kembali berjalan dengan kecepatan yang sesuai dengan toleransinya.

"Kan elo passanger princess-nya Januar, harus di-treat kayak princess lah." timpalnya asal buat si Taurus mendecak sebal dengan merotasikan bola matanya. Sang aktor hanya terkekeh pelan saat menyadari ekspresi temannya tersebut. "Tapi ini seriusan gak pa-pa kalo suami lo nggak tau lo ke sini?"

Tanya Kaisar sekali lagi. Ragu. Ia jelas ragu saat membawa menantu tunggal keluarga Moeis itu ke tempat semacam ini kala suaminya sendiri tidak mengetahuinya. Dia tidak bisa terkait terlalu jauh dalam urusan rumah tangga sahabatnya. Namun, saat mendengar embusan napas lirih sekali dari Zurielle, Kaisar tahu pula kalau sang empu sama kalutnya.

"H-harusnya sih, nggak pa-pa—" balasnya sedikit gentar tatkala matanya mulai menemukan bangunan menjulang tinggi, khas rumah sakit. Omega itu mengatur napasnya saat mobil yang ditumpanginya dibawa oleh Kaisar untuk masuk dalam parkiran rumah sakit tersebut.

"Nggak harus semuanya selesai hari ini. Satu-satu dulu aja, Elle." Kaisar memindahkan persneling dalam mode parkir. Ia menatap lelaki yang seakan-akan memeluk dirinya sendiri. "Tapi, judging from your personality—" Kaisar menatap presensi Zurielle atas sampai bawah, "Pasti lo langsung nyelesain semuanya, ke therapist terus langsung lanjut ke obgyn."

"Nggak usah ngerasa ini pressure dari orang lain ke lo, you're doing this for your own sake. Lo sendiri 'kan, yang mau?" Si gemini memiringkan tubuhnya, berusaha menelisik lelaki yang nampak kalut itu.

Selanjutnya tanpa diduga-duga, sang omega justru terkekeh pelan, dia menunduk menatap tubuhnya sendiri, meremehkan dirinya. "Kenapa gue menye-menye banget, hahaha." Zurielle mengakhiri kalimatnya dengan tawa sumbangnya.

"Kebiasaan banget sih lo, anjir!" Kaisar berdecak sebelum ia memutar badannya, berusaha mencari topi atau semacamnya yang dapat menutupi Zurielle setidaknya agar lelaki itu tidak mudah diketahui identitasnya. Mengabaikan kalau dirinya sendiri lebih punya nama dan pamor, dikenal di mana-mana selepas mengambil perannya dalam film garapan MCU.

Zurielle mengulas senyum tipis sebelum menerima kacamata hitam dari laki-laki itu. Tangannya memilin gagang kacamatanya, memainkan jemarinya di sana sebelum membuka kacamata itu dan hendak mengenakannya.

"Makasih, ya?"

Lirihnya pelan, menginterupsi pergerakan Kaisar Winata yang sibuk merapikan barang-barangnya masuk ke dalam tas. Pria itu segera menoleh kepadanya dengan tatapan penuh ketidakpercayaannya.

Maksudnya, si Zurielle putra tunggal Zaman Juel Salim yang gengsinya setinggi langit—mengucap hal-hal seperti demikian, truly once in a lifetime. Menyisakan dia yang membeo dengan suara 'Hah?' yang terdengar aneh di telinga si omega yang sudah bersuami itu.

to my twenties, jaejenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang