🌷PROLOG || ARC 1

6.6K 179 0
                                    

_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________


Blurb :

Jiwa Reja memasuki tubuh seorang badboy di dalam sebuah novel kuno untuk menyelamatkan sang pacar yang terjebak di raga antagonis sekaligus villain utama dalam novel tersebut.

♡♡♡

Ini dia lorong koridor yang dimaksud Tiara dalam novel itu. Reja mengambil langkah cepat dan menelusuri lorong tersebut yang membawanya pada sebuah kerumunan.

Tidak salah lagi, itu pasti adegan di mana Gisel melabrak Daisha dan mempermalukannya di depan umum.

"Dasar cewek sialan nggak tau diri! Berani-beraninya lo deketin Zion! Derajat lo nggak akan pernah setara sama dia, jadi jangan mimpi!"

Dari sini saja Reja sudah bisa mendengar suara seorang gadis tengah mengolok-olok gadis lain. Tentu saja, itu pasti Gisel.

Reja terus berjalan, lalu menyibak kerumunan itu untuk ikut melihat.

"Cewek miskin macem lo pantesnya tuh ngerangkak di tanah dan diinjak-injak, bukan bergandeng sama Zion!" Gisel mendorong kepala Daisha menggunakan telunjuknya, memojokkan gadis itu ke dinding di belakang.

Yang bisa dilakukan Daisha hanyalah menunduk dan terisak pelan. Ia tak berani membalas tatapan Gisel yang berapi-api.

"Ga usah sok sad gitu lo. Nyatanya di sini, elo yang pelakor!" Gisel belum puas, ia mendorong bahu Daisha dengan keras dan tanpa segan mencekik lehernya.

Reja menatap lekat Gisel. Tidak, bukan Gisel, tetapi Ruby.

Ruby-nya.

Jiwa Ruby ada di dalam tubuh gadis itu.

"Ruby ..." Samar-samar Reja bergumam. Nanar di matanya berpendar.

Meski begitu, gumaman Reja dapat didengar oleh Gisel. Hal itu mampu mengalihkannya dari Daisha. Dalam beberapa detik, Gisel dan Reja terlibat tatap-tatapan.

Kini Reja bertransmigrasi ke tubuh Reinaldo Zachary, seorang berandalan sekolah yang sangat dibenci dan dijauhi semua orang. Dia hanya tokoh figuran yang diberi peran untuk menyakiti semua orang tanpa alasan.

Maka, ketika Gisel tanpa sengaja bertatap muka dengannya, gadis itu menunjukkan raut sinis dan benci. Gisel berpaling ke arah Daisha, lalu menoyor kencang kepalanya sebelum berlalu pergi meninggalkan kerumunan.

Melihat itu, Reja mengejarnya, sambil memanggil, "Ruby-!" nama yang salah.

Gisel menghentikan langkah tanpa berbalik badan. Reja berhasil menyusulnya. Gadis itu kelihatan tidak senang melihat si berandal ini.

"Gue nggak ngomong sama berandalan. Pergi lo," usir Gisel tegas. Tatapannya dingin menusuk.

Walau yang di hadapannya ini adalah seorang Giselle Rosalie, tapi tidak menutup kemungkinan Reja bersedih ketika diberi tatapan seperti itu. Karena baginya, Gisel yang sekarang adalah Ruby. Ada jiwa Ruby dalam diri Gisel.

"Ruby-eh, maksud gue Gisel. Gue mau tanya sesuatu sama lo," ucap Reja yang hampir salah bicara lagi.

Gisel mengernyitkan dahi. Ada kepentingan apa si berandalan ini? Mau bertanya apa? Kenapa tumben sekali?

"Cepet, gue ga punya banyak waktu," ceplos Gisel tak basa-basi.

Reja sedikit ragu untuk mengatakannya. Namun demi kebaikan Ruby, ia harus bisa membujuk Gisel agar tidak menjadi jahat dan mem-bully Daisha.

"Kalo baikan sama Daisha, bisa nggak?"

Gisel ternganga mendengarnya. Pertanyaan bodoh dan konyol macam apa itu? Pertanyaan yang bahkan tidak membutuhkan jawaban.

"Stress," umpat Gisel geram. "Mending gue mati daripada harus baikan sama cewek sialan itu!" Dia pun bergegas pergi dengan rasa kesal tertahan.

Dari situlah Reja tahu, bahwa misinya menyelamatkan Ruby, tidak akan berjalan dengan mulus. Apalagi keadaan dirinya yang malah bertransmigrasi ke tubuh badboy sekolahan, yang dibenci orang-orang.

___________

___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



ALAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang