🌷[ 03 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

1.1K 55 0
                                    

________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________




"AYAAANG!!"

Setengah jam sembilan, Ruby datang ke cafe Reja sambil berteriak cempreng di pintu masuknya. Untunglah keadaan cafe saat itu sedang sepi, jadi tidak ada yang terganggu dengan teriakan tiba-tiba Ruby.

Reja menghela nafas, ia muncul dari balik meja kasir menghampiri gadis jail itu. "Jangan teriak-teriak kek gitu, nanti tenggorokan kamu sakit."

Ruby memberikan cengiran lebar. "Aku ada kabar gembira, makanya seneng banget sampe pengen teriak!" ujarnya bersemangat.

Bukan pengen lagi, tapi kamu udah teriak, batin Reja mencoba tabah.

Ketiga cowok yang merupakan teman SMP sekaligus partner kerja Reja hanya mengamati kedua pasangan itu dengan berbagai ekspresi. Walau mereka sibuk melakukan sesuatu, tapi masih sempatnya mengawasi Reja dan Ruby.

"Oh, ya. Kabar gembira apa?" tanya Reja sembari menarik kursi untuk Ruby duduki.

"Aku dipecat dari tempat kerja. Jadi mulai besok, aku resmi jadi pengangguran! Yeay!" jawab Ruby sembari bersorak riang. Sayangnya, kabar 'gembira' itu, tidak terdengar menggembirakan di telinga Reja.

Tiga teman Reja juga sempat bereaksi mendengarnya. Aneh sekali. Masa dipecat malah girang begitu?

"Itu bukan kabar gembira, By. Itu kabar buruk," kata Reja seraya menggeleng perlahan.

"Ih, kabar gembira tau. Berarti abis itu, aku bisa sepuasnya nonton anime, nyemil, rebahan, baca manga, nonton drakor, dan nempelin kamu!" Ruby bertepuk tangan riang, ia benar-benar bahagia dan merasa bebas sekarang.

Helaan nafas Reja terdengar lagi. Tak sanggup lagi berkata-kata tentang sifat kekanak-kanakan Ruby.

"Jadi, kamu dipecat kenapa? Ga mungkin kan tanpa alasan?" Reja memangku pipinya dengan kepalan tangan kanan.

Ruby mengangguk sekali. Kemudian, sebuah ingatan kilas balik kembali memutar di benaknya. Soal ia dipecat, penyebabnya adalah ...

"Ruby, kamu bisa ga sih menyibukkan diri di warkop ini? Jangan cuman asik duduk scroll tiktok aja," tegur lelaki berperawakan tegas yang merupakan bos Ruby-Pak Amul.

"Ya elah, Pak, saya udah ngerjain semuanya, kok. Cuci gelas udah, nyapu dan ngepel lantai udah, jemur keset udah, lap meja udah, rebus air udah. Jadinya saya duduk istirahat sambil nunggu pelanggan," jawab Ruby panjang lebar.

Namun, bosnya itu merasa belum puas pada kinerja Ruby. "Ga bisa, Ruby. Kamu harus tetap menyibukkan diri supaya kelihatan kerja beneran. Kalo malas-malasan kayak gini, kamu malah keliatan beban di sini."

Pak Amul memang banyak maunya, ya. Padahal menurut Ruby, mau dia bekerja keras dan menyibukkan diri pun, gajinya tidak akan ditambah. Jadi, untuk apa dia repot-repot melakukan itu?

ALAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang