🌷[ 35 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

435 32 3
                                    

Daisha berdiri di balkon lantai tiga, memandang aktivitas di lapangan sekolah dengan mata sayunya. Ketika melihat figur Gisel melenggang memasuki gerbang sekolah, tangannya reflek mencengkeram kuat pembatas balkon.

Giselle Rosalie.

Sejak awal gadis itu masuk ke sekolah ini, dia memang sudah menjadi incaran balas dendam Daisha.

"Sha? Lo lagi ngapain?" tanya Kenan, menghampiri gadis berkacamata itu dan berdiri di sampingnya.

"Ah, ini, aku lagi liat klub basket yang latihan tuh," jawab Daisha seraya menunjuk ke arah lapangan. Dia tak ingin Kenan sampai tahu kalau dirinya sedang mengawasi Gisel.

"Oh, gitu." Kenan hanya membulatkan mulut.

Sejak berusia sebelas tahun, Daisha sudah kehilangan orangtuanya. Dia tak punya keluarga lagi karena almarhum orang tuanya sama-sama anak yatim yang tidak jelas silsilah keluarganya.

Mengandalkan sifat yang baik dan otak yang pintar, Daisha meraih beasiswa dan bisa masuk ke sebuah SMP. Ia tetap bisa melanjutkan sekolah walau tanpa sosok orang tua. Sembari itu, dia bekerja sampingan menjadi kuli angkut di pasar demi membiayai hidupnya.

Semua berjalan normal. Setidaknya sampai kelas sembilan, Daisha mulai menjadi bahan bullying. Semua siksaan sudah ia rasakan dari para pembully-nya, sampai-sampai Daisha mulai terbiasa.

Di akhir pekan, para gadis yang suka membully-nya mengundang Daisha ke club. Jika tak datang, Daisha diancam akan disiksa lebih sadis lagi. Terpaksa, Daisha menurutinya.

Gadis berkacamata itu tiba di club. Di sana ia dicekoki minuman keras dan dibuat mabuk hingga tak sadarkan diri. Begitu terbangun, tahu-tahu Daisha sudah berada di sebuah kamar dalam keadaan telanjang.

Dia terkejut, menjerit kencang. Tapi cowok di sebelahnya masih lelap, tak mendengar teriakan Daisha. Gadis itu menangis, menutupi tubuhnya dengan selimut.

Satu-satunya yang tersisa dari dirinya sendiri setelah kehilangan orang tua. Satu-satunya yang ia jaga selama ini lebih dari apa pun, kini sudah terenggut.

Kesuciannya diambil begitu saja oleh cowok yang tak dikenal.

Saat kamar itu digerebek, Daisha tak dapat berbuat apa-apa. Cowok yang menodainya kabur duluan, sebelum sempat dimintai pertanggung jawaban.

Karena sebenarnya, gadis yang berada sekamar dengan Griffin waktu itu, adalah Daisha.

Mereka sama-sama dijebak.

Daisha depresi. Tanpa pikir panjang melenyapkan benih yang tumbuh dalam rahimnya.

Dia tak pernah lagi masuk sekolah. Rumor buruk mengenai dirinya mulai tersebar, membuat orang-orang merasa jijik dengannya.

Daisha tak rela kesuciannya diambil begitu saja. Maka dari itu, menggunakan komputer warnet, ia mulai mencari tahu tentang cowok yang ada satu kamar bersamanya.

Selain seorang murid yang pintar, nyatanya Daisha juga stalker handal. Dalam kurun waktu kurang dari satu hari, ia langsung mendapatkan biodata lengkap tentang cowok itu.

Meski telah mengetahui segala informasi tentangnya, Daisha tidak bisa membalaskan dendam karena cowok itu justru menghilang tanpa jejak. Laksana ditelan bumi.

Tetapi Daisha tak mau berhenti di situ saja. Dendamnya harus tetap terbalaskan. Jika bukan kepada Griffin, maka Daisha akan melakukannya pada Gisel, adik perempuan cowok itu.

Daisha masuk ke SMA yang sama dengan Gisel, merebut perhatian Zion—pacar Gisel—saat itu. Rencananya membuat Gisel murka dan berubah menjadi jahat telah sepenuhnya berhasil. Ditambah, Daisha juga menjadikan Arthur dan Kenan—adik tiri Gisel ikut berpihak padanya.

ALAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang