🌷[ 27 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

440 38 0
                                    

Punggung kecil Gisel membentur dinding dengan cukup kuat, membuat sang empu meringis kesakitan. Kenan, si pelaku yang mendorongnya-mendekat, dengan sempoyongan mengungkung Gisel di antara kedua lengannya.

"Mau apa lo?! Minggir, gak?!" sentak Gisel yang tak dipedulikan Kenan.

Cowok itu mendekatkan wajahnya, menatap Gisel dengan manik hitam legamnya yang tampak sayu.

"Kenapa, Sel? Kenapa gue ga bisa dapetin lo? Kenapa kita ga pernah bisa deket, hm? Gue kurang apa di mata lo?" Suara seraknya berkata.

Gisel berpaling muka, nafas Kenan bau alkohol.

Kenan menjepit dagu gadis itu menggunakan telunjuk dan jempolnya, menghadapkan wajah Gisel pada dirinya. "Tatap gue, Sel, tatap. Jangan berpaling seakan gue adalah makhluk paling menjijikkan."

Emang lo menjijikkan!

Gisel ingin berkata begitu, tapi situasi dan kondisi Kenan membuatnya takut. Instingnya sebagai seorang gadis tentulah merasakan danger.

"L-lepas, Ken! Lepasin!" Gisel berusaha keras melepaskan diri dari cengkeraman tangan Kenan di pinggangnya, tapi itu tidak kunjung berhasil.

Gisel harap mamanya cepat pulang.

Gisel harap papanya segera muncul dengan mendobrak pintu.

Gisel berharap. Dia sangat berharap ada orang yang menyelamatkannya dari situasi ini.

Mau bagaimanapun, Kenan adalah laki-laki. Tenaganya jauh lebih kuat daripada Gisel sendiri. Apalagi, kondisi Kenan sedang berada di bawah pengaruh alkohol. Itu jelas sangat mengkhawatirkan.

Kenan sedikit merunduk, ia menjulurkan lidahnya hanya untuk menjilati telinga Gisel. Gadis itu berontak, memukul Kenan terus-menerus, tapi Kenan justru menamparnya.

Gisel bergeming.

Kenan tersenyum nakal, mengusap pipi Gisel yang habis ia tampar. "Maaf, Kakak Tiri. Lo terlalu banyak gerak, gue jadi emosi."

Tak ada sahutan. Gisel masih speechless karena tamparan Kenan.

Kenan menarik leher Gisel mendekat, lalu mengecupnya dengan nikmat. Dari dulu, inilah yang diinginkan Kenan. Ia ingin Gisel menjadi miliknya. Ia ingin Gisel yang mengisi kekosongan dalam hidupnya.

Tetapi, sebanyak apapun kesepian yang Kenan rasakan, Gisel tak pernah menolehkan kepala padanya.

Gisel tak pernah memedulikannya.

Membuat Kenan memendam kebencian, karena tak pernah bisa mendapatkan hati Gisel.

"Kenanh—" Gisel kelepasan mendesah, itu membuat hasrat Kenan semakin menjadi-jadi.

Kenan tak berhenti mencium dan menjilati leher Gisel. Sampai pintu rumah terbuka lebar dan menampakkan sosok Reja yang membolakan mata.

"Gisel?!" Cowok itu tercengang.

"Rei ..." Gisel memanggil lirih, sendu riak di matanya memandang, memancing emosi Reja untuk berlari dan mendaratkan tendangan di dada Kenan.

Kenan ambruk ke sofa.

Gisel langsung memeluk erat Reja, menangis kencang di dada bidangnya.

Apa yang Kenan lakukan pada Gisel, telah membuat jantungnya serasa ingin mencelos dari tempat. Ia gemetar ketakutan, merasa trauma pada perbuatan sang adik tiri.

"Kenan, lo—!" Reja melepas pelukan Gisel, ia lantas menghajar Kenan yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri sepenuhnya.

Bugh!

ALAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang