🌷[ 29 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

390 37 0
                                    

Untuk menghindari adanya perselisihan antara Ran dan Gisel, maka Reja memutuskan untuk mengajak Gisel pergi menonton bioskop. Itu pun dengan dalih mengantar Gisel pulang ke rumahnya karena hari menjelang malam.

"Yakin, nih, lo bohongin cewek badas itu cuman buat ngajak gue nonton? Kalo ketahuan bisa nambah masalah, loh," kata Gisel yang berdiri sambil bersandar ke dinding.

Mereka berdua sedang memesan popcorn dan cola untuk dinikmati saat nonton film. Reja menggaruk tengkuknya. Yah, mau bagaimana lagi.

"Tapi lo ga usah khawatir, Sel. Kan ada Felix yang setia nemenin Ran," balas cowok itu.

Mereka berjalan bersisian menuju tempat duduk yang sudah tersedia dalam ruangan. Di baris kelima, kursi ketiga dan keempat. Opening film baru dimulai, Gisel langsung memfokuskan diri.

Reja memandang wajah serius Gisel dari samping. Gadis itu terlalu fokus, sampai-sampai tidak sadar kalau dirinya tengah diperhatikan.

"Mm... Gisel," panggil Reja pelan, mendapat balasan berupa gumaman dari Gisel. "Antara anime atau film, lo lebih suka yang mana?"

Kalau Ruby, sudah pasti dia akan menjawab ...

"Anime."

Sontak saja pupil Reja membola.

Ruby ...

Apa dia sadar dirinya Ruby?!

Atau hanya ...

Dug!

Kepala Reja digetok. Gisel menatap nyalang ke arahnya.

"Jangan liatin gue kayak gitu!" ceplosnya dengan intonasi datar. "Jangan-jangan lo lagi berpikiran hal-hal mesum, ya?"

Mendengar tudingan Gisel, Reja buru-buru menggeleng. Sumpah demi apa pun, bukan itu yang ada di pikirannya.

"Nggak, g-gue ga berpikir kek gitu, kok," elak Reja, tertunduk lesu.

"Ya udah, fokus aja nonton filmnya!" suruh Gisel seraya berpaling ke layar lebar. Sesekali ia melempar beberapa biji popcorn masuk ke dalam mulutnya.

Jiwa Ruby memang bertransmigrasi ke tubuh Gisel. Tetapi, tubuh gadis itu tetaplah dikendalikan oleh jiwanya yang asli. Ruby hanya terjebak, jiwa dia tertidur dalam tubuh Gisel. Seperti halnya jiwa Reinald, tidak mengendalikan tubuhnya sendiri karena sudah dikendalikan oleh jiwa Reja.

Di pertengahan film, ada adegan yang membuat Gisel ternganga dan bergidik ngeri. Adegan di mana pemeran utama wanita ditangkap oleh beberapa orang pria untuk di XXX. Saat itulah, pemeran utama pria datang berniat menyelamatkannya.

Namun, karena si pemeran pria tidak pandai beladiri, dia dihajar habis-habisan oleh para pria penjahat. Alhasil, pemeran utama wanita di XXX tepat di hadapannya, membuat hati para penonton terenyuh dengan adegan yang super membagongkan itu.

"Sumpah sutradaranya tega banget bikin film kek gitu." Selesai nonton, Gisel berkomentar. Rautnya berubah beringas, ketika mengingat betapa tragisnya nasib pemeran utama wanita.

Rasanya, ia sangat kesal dengan penulis skenario dan sutradaranya karena telah membuat nasib si pemeran utama menjadi sangat malang. Reja di dekat Gisel hanya diam, pikirannya semrawut. Tiba-tiba ia teringat bahwa dirinya sama sekali tidak jago beladiri.

"Ruby ..." Reja membatin, membayangkan bagaimana kalau suatu saat ada yang mengganggu Ruby-nya. "Apa yang harus gue lakuin? Gue payah kalo tonjok-tonjokan. Bisa-bisa Ruby gue ..."

Muka Reja pucat pasi. Benar-benar tidak bisa membayangkan kalau Ruby berada di posisi pemeran utama wanita pada film yang baru saja ia tonton.

"Heh? Rei? Lo kenapa?" Gisel mengamati gerak-gerik Reja yang aneh, jadi ia segera menahan langkahnya.

ALAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang